pakupaku
Monday, 25.04.2005 10:40

Analisis Film : A Beautiful Mind

Posted on Psychology.

Film A Beautiful Mind menggambarkan kisah perjuangan seorang ahli matematika genius yang bernama John Forbes Nash, yang berhasil menciptakan konsep ekonomi yang kini dijadikan sebagai dasar dari teori ekonomi kontemporer. Selama Perang Dingin berlangsung, Nash mengidap schizophrenia yang membuatnya hidup dalam halusinasi dan selalu dibayangi ketakutan hingga ia harus berjuang keras untuk sembuh dan meraih hadiah Nobel tahun 1994, kala ia memasuki usia senja.

Kisah dibuka dengan Nash muda di tahun 1948 yang memulai hari-hari pertama kuliahnya di universitas bergengsi, Princeton University. Sejak awal, Nash -lelaki sederhana dari dusun Virginia digambarkan sebagai pribadi penyendiri, pemalu, rendah diri, introvert sekaligus aneh. Aku tak terlalu suka berhubungan dengan orang dan rasanya tak ada orang yang menyukaiku, ujar Nash berkali-kali. Di balik segala kekurangannya, Nash juga digambarkan sebagai laki-laki arogan yang bangga akan kepandaiannya. Ini ditunjukkannnya dengan cara menolak mengikuti kuliah yang dianggapnya hanya menghabiskan waktu dan membuat otak tumpul. Sebagai gantinya, Nash lebih banyak meluangkan waktu di luar kelas demi mendapatkan ide orisinal untuk meraih gelar doktornya dan diterima di pusat penelitian bergengsi, Wheeler Defense Lab di MIT.


Di tengah persaingan ketat, Nash mendapat teman sekamar yang sangat memakluminya, Charles Herman yang memiliki keponakan seorang gadis cilik Marcee. Nash yang amat terobsesi dengan matematika-sampai-sampai menulis berbagai rumus di kaca jendela kamar dan perpustakaanakhirnya secara tak sengaja berhasil menemukan konsep baru yang bertentangan dengan teori bapak ekonomi modern dunia, Adam Smith. Konsep inilah yang dinamakannya dengan teori keseimbangan, yang mengantarkannya meraih gelar doktor. Mimpi Nash menjadi kenyataan. Tak hanya meraih gelar doktor, ia berhasil diterima sebagai peneliti dan pengajar di MIT.

Hidup Nash mulai berubah ketika ia diminta Pentagon memecahkan kode rahasia yang dikirim tentara Sovyet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William Parcher. Dari agen rahasia ini, ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata. Pekerjaan barunya ini membuat Nash terobsesi sampai ia lupa waktu dan hidup di dunianya sendiri.

Adalah Alicia Larde, seorang mahasiswinya yang cantik, yang membuatnya sadar bahwa ia juga membutuhkan cinta. Ketika pasangan ini menikah, Nash justru semakin parah dan merasa terus berada dalam ancaman bahaya gara-gara pekerjaannya sebagai agen rahasia. Nash semakin hari semakin terlihat aneh dan ketakutan, sampai akhirnya ketika ia sedang membawakan makalahnya di sebuah seminar di Harvard, Dr Rosen seorang ahli jiwa menangkap dan membawanya ke rumah sakit jiwa. Dari situlah terungkap, Nash mengidap paranoid schizophrenia. Beberapa kejadian yang dialami Nash selama ini hanya khayalan belaka. Tak pernah ada teman sekamar, Herman dan keponakannya yang menggemaskan, Marcee ataupun Parcher dengan proyek rahasianya.

Untungnya, Alicia adalah seorang istri setia yang tak pernah lelah memberi semangat pada suaminya. Dengan dorongan semangat serta cinta kasih yang tak pernah habis dari Alicia, Nash bangkit dan berjuang melawan penyakitnya.

ANALISA :
Dari film tersebut dapat diketahui bahwa John Nash menderita skizofrenia paranoid, yang ditandai dengan simpton – simpton/ indikasi sebagai berikut:

1. adanya delusi atau waham, yakni keyakinan palsu yang dipertahankan.

- Waham Kejar (delusion of persecution), yaitu keyakinan bahwa orang atau kelompok tertentu sedang mengancam atau berencana membahayakan dirinya, dalam film tersebut yaitu agen pemerintah dan mata – mata rusia. Waham ini menjadikannya paranoid, yang selalu curiga akan segala hal dan berada dalam ketakutan karena merasa diperhatikan, diikuti, serta diawasi.

- Waham Kebesaran (delusion of grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang penting. John Nash menganggap dirinya adalah pemecah kode rahasia terbaik dan mata – mata/agen rahasia.

- Waham Pengaruh (delusion of influence), adalah keyakinan bahwa kekuatan dari luar sedang mencoba mengendalikan pikiran dan tindakannya. Adegan yang menunjukkan waham ini yaitu ketika disuruh membunuh isterinya, ketika disuruh menunjukkan bahwa dia jenius, dan ketika diyakinkan bahwa dia tidak berarti oleh para teman halusinasinya.

2. adanya halusinasi, yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata padahal kenyataannya hal tersebut hanyalah khayalan. John Nash mengalami halusinasi bertemu dengan tiga orang yang secara nyata tidak ada yaitu Charles Herman (teman sekamarnya), William Parcher (agen pemerintah) dan Marcee (keponakan Charles Herman). Selain itu juga laboratorium rahasia, dan juga nomer kode yang dipasang pada tangannya.

3. gejala motorik dapat dilihat dari ekpresi wajah yang aneh dan khas diikuti dengan gerakan tangan, jari dan lengan yg aneh. Indikasi ini sangat jelas ketika John Nash berkenalan dengan teman – temannya dan juga jika dilihat dari cara berjalannya.

4. adanya gangguan emosi, adegan yang paling jelas yaitu ketika John Nash menggendong anaknya dengan tanpa emosi sedikitpun.

5. social withdrawl (penarikan sosial), John Nash tidak bisa berinteraksi sosial seperti orang – orang pada umumnya, dia tidak menyukai orang lain dan menganggap orang lain tidak menyukai dirinya sehingga dia hanya memiliki sedikit teman.

Stressor atau kejadian – kejadian yang menekan yang membuat skizofrenia John Nash bertambah parah, yaitu :
- Kalah bermain dari temannya
- Merasa gagal berprestasi untuk mendapatkan cita – citanya
- Merasa tidak dapat melayani isterinya
- Tidak bisa bekerja atau mendapatkan pekerjaan kembali

Karakter Pribadi John Nash, yaitu:
- Pemalu, introvert, penyendiri, rendah diri (merasa dirinya tidak disukai orang lain), kaku, tidak suka bergaul (tidak menyukai orang lain), penarikan diri dari lingkungan sosial.
- Dalam kenyataannya (cerita sebenarnya bukan di film ini) John Nash adalah pribadi yang pemarah, suka bermain wanita, keras, kaku dan antisemit.

Dalam film tersebut John Nash dibawa ke rumah sakit jiwa dan mendapatkan perawatan ECT (Electroshock Therapy) atau terapi elektrokonvulsif 5 kali seminggu selama 10 minggu. ECT merupakan terapi yang sering digunakan pada tahun 1940 – 1960 sebelum obat antipsikotik dan anti depresan mudah diperoleh. Cara kerja terapi ini yaitu mengalirkan arus listrik berdaya sangat rendah ke otak yang cukup untuk menghasilkan kejang yang mirip dengan kejang epileptik. Kejang inilah yang menjadi terapetik bukan arus listriknya. Sebelum dilakukan ECT pasien disuntikkan insulin sebagai pelemas otot yang akan mencegah spasme konvulsif otot-otot tubuh dan kemungkinan cedera. Efek samping penggunaan ECT adalah kelupaan atau gangguan memori. Efek samping ini dapat dihindari dengan menjaga rendahnya arus listrik yang dialirkan.

Setelah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa, John Nash menjalani perawatan di rumah dengan Obat Psikoterapetik. Obat ini harus terus diminum secara teratur oleh penderita skizofrenia. Meskipun obat ini tidak dapat menyembuhkan skizofrenia, namun obat – obat antipsikotik akan membantu penderita untuk menghilangkan halusinasi dan konfusi, serta memulihkan proses berpikir rasional. Cara kerja obat – obat antipsikotik yaitu menghambat reseptor dopamin dalam otak. Efek dari pemakaian obat tersebut yaitu : Sulit berkosentrasi, menghambat proses berpikir, tidak memiliki gairah seksual.

Selain terapi biologis, John Nash juga mendapat terapi dari isterinya yaitu berupa dukungan sosial yang diberikan kepadanya, rasa empati, penerimaan, mendorong untuk mulai berinteraksi sosial (dengan tukang sampah), dan dorongan untuk tidak berputus asa dan terus berusaha. Terapi Sosial ini sangat membantu penderita skizofrenia dalam menghadapi peristiwa – peristiwa yang menjadi stressor bagi penderita.

Sampai saat ini Skizofrenia adalah salah satu penyakit mental yang belum diketahui pasti penyebabnya. Bukti terbaru mengatakan bahwa struktur maupun aktivitas otak penderitanya adalah abnormal, namun demikian selain penyebab genetik (biologis) bisa dimungkinkan bahwa skizofrenia juga disebabkan oleh faktor sosial dan psikologis.

Referensi :
Chaplin, J.P. 2001. Kamus Lengkap Psikologi, terj. Kartini Kartono. Jakarta : PT RajaGrafindo Perkasa. Kartono, Kartini. 2000. Hygiene Mental. Bandung: CV. Mandar Maju.
Maslim, Rusdi, ed. Buku Saku PPDGJ III, Jakarta, 1995.

Tags: , , , ,

Mood :

45 Responses :


1. Triwil Says:

.. udah nonton juga di VCD nge-rental.. tahun 2003 yg lalu.. emang bagus kok ceritanya.. Kesannya campur antara .. senang dengan prestasinya waktu menemukan teorinya .. dan sedih karena penyakitnya yang tambah parah.. dan tidak sembuh hanya dia sadar dan dapat mengendalikan diri… bahwa ke 3 tokoh itu khayalan.. Karena tokoh-tokoh khayalan itu tidak mengalami penuaan..
Adegan waktu mau "dikasih pulpen" juga .. menggugah perasaan juga . si Nash kalau ketemu orang baru yang belum pernah dikenal dia akan tanya ke orang lain .. lihat orang itu juga nggak ? kalau di jawab iya baru mau di ajak bicara.. Bagus banget ceritanya deh .. yang belon nonton .. wajib nonton deh..



2. ublekutek Says:

Mas, beberapa minggu lalu baca di wikipedia.com tentang John Nash. Katanya schizoprenia yang dideritanya hanya mendengar sesuatu yang tidak ada saja, tidak sampai melihat sesuatu. Btw, film ini salah satu film faforitku. Ulasanmu sangat menarik, terimakasih.



3. Prima Says:

Mas Oktav….berdasar apa yang aku liat di filmnya(dulu banget pas masih di aspi VL–sekitar awal 2002an deh) menurutku si John Nash ini juga punya halusinasi auditorik.Iya gak seh….???Btw….analisis filmnya OK juga loh ada sumber dari ‘kitab’nya pula (PPDGJ)Hwe..he…



4. Sward Says:

Film Beautiful Mind memang luar biasa. Sayang sekali belum ada film Indonesia yang sejenis. Saya sebagai seorang penderita skizofrenia paranoid merasa terwakili. Sudah tujuh tahun saya menderita skizofrenia paranoid. Sampai sekarang saya tak punya teman yang setia. Anda ingin jadi teman saya? Kirimlah e-mail ke [email protected]



5. kardus Says:

hmmmm…aku da lama juga nyari cd filmnya,,ee,,td mlm nongol di tv global,,cuma yg part 2nya,,part 1 nya blom nonton,,,aku pengen nonton awalnya niii,,hiks,,hiks,,tulung dong….
aku suka banget critanya,,,



6. ayY Says:

beautiful mind film yang kisah nyata yang gak biasa TOB banget!!!!!



7. fitry Says:

analisi yang teliti, salut, but aku kurang setuju dengan delusi or waham, karena menurutku nash adalah halusinasi…. melihat seseorang yang memintanya ,menjadi agen rahasia…. jadi keslaahan ada pada persepsi, bila waham maka kesalahan atau gangguan ada pada proses pikirnya…
maybe bisa recom untuk another psyco movie….
thanks



8. hikmah L-ma'ruf Says:

mabruk,
nice story … watashi no aisiteru deh pokoknya !!!

schizophrenia . Istilah ini berasal dari bahasa Yunani schitos artinya terbelah, terpecah,
dan phren artinya pikiran. Secara harafiah, schizophrenia berarti pikiran/jiwa yang
terbelah/terpecah.

begitu unik Tuhan menciptakan berbagai penyakit
subhanallah …

salam buat mapalsa, wajib nonton co …!



9. Hajar Rafika Rani Says:

waham atau DELUSI selamanya mo tetep ada, cuma bisa dikontrol doang, jadi sewaktu-waktu kalo ada stressor kambuh lagi, apalagi kalo obatnya nggak teratur minum, kalo soal ECT jujur gw belom tau bener,
jadi kapan ada "beautiful mind 2"…??? bisa aja tuh ceritain tentang skizo nya yang kambuh karena istrinya selingkuh to punya anak yang super badung dapet C- matematikanya hehehee



10. big en Says:

apakah ada yang membahas film falling down?
film yang diatas memanng bagus



11. Wira Says:

ih ga malu, Copy paste!



12. Wira Says:

ih ga malu, Copy Paste !



13. taPurple Says:

thx bagget analisisnya….keren. filmnya juga bgs bgt. bisa ngsih pemahaman yang cukup bagi pemula kayak aku.



14. balqis Says:

terima kasih cukup banyak membantu ……



15. anank Says:

lucunya
kemungkinan besar
gw mengidap juga
tuh penyakit
soalnya aneh
gw ga pernah merasa tua
gw selalu terjebak di antara umur 16-20



16. afni Says:

analisis yang bagus bgt ..isi nya pas, bahasanya bagus, enak dibaca..pas banget buat tugasku,, lagi disuruh nonton film ini truz buat analisisnya dari segi ilmu psikiatri..boleh ya nyontek dikit-dikit ..boleh ya..sangat membuka pikiranku..makasih ya



17. qiky Says:

Waktu pertama kali nanton film ini sewaktu q kuliah psikologi abnormal. Film ini benar-benar bisa jadi reverensi buat memahami lebih dalam schizofrenia. Rugi buat yang belum pernah nonton film ini.



18. Apa hubungannya Berkhayal dengan Matematika ? | Semua Tentang Komputer dan Matematika Says:

[...] nobel, John Nash (lihat film A Beautiful of Mind) adalah seorang penderita skizofrenia. Lihat resensinya. Gejala yang bisa dilihat secara langsung penderita ini adalah adanya halusinasi dan membayangkan [...]



19. ayu Says:

keren jg.!!nysel lo` ga n0nt0uN..: )



20. rasi bintang Says:

bagus banget tah???
nonton ah… meskipun agak telat daripada seumur ga pernah nonton sama sekali…

film kalo emang bagus dan bagus.. ga akan jadi film lama atau baru… selama ga ada matinya, EVERLASTING



21. fara Says:

gw barusan nonton di dvd yg teks nya acak adul, pake bahasa malaysia pula. Tapi gw bisa nangkep benang merahnya sih..
Cuma gw baru nyadar ternyata Charles, keponakan, & William itu ga ada? ya ampun kemana aja sih gw?!
gw kira 3 orang itu memang ada, tapi mereka juga sering muncul di pandangan John sebagai halunsinasi. Eh, ternyata mereka emang ga ada toh. Jadi kurang berasa deh nontonnya..
Btw, nice movie!



22. iin Says:

Bagus banget filmnya. Barusan nonton di dvd bajakan. Jadi penasaran dengan John Nash. Liat biografinya ternyata sebelum dengan alicia udah punya istri dan anak juga ya.



23. Hubungan Matematika dan Berkhayal : SoalMatematika.Com Says:

[...] nobel, John Nash (lihat film A Beautiful of Mind) adalah seorang penderita skizofrenia. Lihat resensinya. Gejala yang bisa dilihat secara langsung penderita ini adalah adanya halusinasi dan membayangkan [...]



24. A-Goenz Says:

Saya sudah menonton film ini puluhan kali dan saya selalu terharu ketika menontonnya. Sangat menggugah dan nyata, karena bukan fiktif, walaupun ada beberapa bagian yang diubah dari kenyataannya. Namun, cerita ini tetaplah menjadi cerita inspiratif yang luar biasa. Selama ini kita mengenal Isaac Newton atau Albert Einstein, tapi mereka sudah lama tiada. Berbeda dengan John Nash yang masih hidup hingga saat ini. Mungkin para mahasiswa matematika Princeton yang melihat filmnya agak “aneh” saat bertemu dengan tokoh film yang layaknya dongeng tersebut, ternyata sedang tersenyum tepat dihadapannya



25. Rahmat Says:

Terinspirasi atas kisah di atas, saat ini yang paling dibutuhkan oleh penderita schizoprenia dan keluarga penderita adalah bagaimana perawatan setelah dirawat di rumah sakit, karena kalau kondisi lingkungan tdk sesuai, penderita akan kambuh lagi, sehingga penderita dan keluarganya juga menderita. Ada ide yang oernah saya bangun kira-kira tahun 2000. intinya membangun suatu tempat semacam pelatihan kerja atau tempat beraktivitas , termasuk perawatan penderita yang dilaksanakan pada jam kerja, dengan kegiatan dan perawatan dimungkinkan penderita berangsur sembuh, dan akan sangat membantu keluarga penderita dalam kelanjutan perawatan/pengobatan penderita. Sayang waktu itu saya belum berjodoh mencari sponsor atau donatur yang perhatian terhadap ide ini. Siapa yang mau mambantu? Ayo kita kerja bareng.Terima kasih.Rahmat



26. namasayanita Says:

review yang lengkap..
udah 2009, hhe saya belum nonton film ini ;p



27. adi Says:

terima kasih atas artikelnya karena saya juga schizophrenia juga



28. nia Says:

makasih,, ngebantu banget, kebetulan aku ada tugas analisis film ini,izin nyontek ya…tenang sumber di sebutkan ko.. boleh ya… :)) please……….



29. gunt Says:

maaf ini film tentang penderita skizofrenia yg jago matematika, namun ini tidak terjadi sama saya penderita skizofrenia yg bodoh terhadap matematika !!



30. komarudin Says:

Tahun 2004-2008 istri saya pernah divonis oleh dokter menderita skizofrenia, telah dirawat di RS khusus lebih dari 3 kali dan tidak boleh putus minum obat dari dokter. Alhamdulillah setelah mencoba obat herbal selama 1-2 bulan istri saya telah sembut 100%. Tidak sulit tidur lagi, tidak ada bisikan lagi, bisa mengantar jemput anak sekolah, mengajar mengaji dan bahkan berjualan. Saat ini istri saya tidak lagi minum obat dokter dan obat herbal tersebut (selama lebih dari 1 tahun).

Semoga bermanfaat.

Komarudin
http://komarudin90.blogspot.com



31. lola Says:

kalau gak karena ada tugas dari guru bhsa inggris mungkin aku ga pernah tau ada film ini. ternyata film nya bagus banget. apa lagi aku suka sma matematika. tpi aku gak seperti john nash yg terlalu cerdas.



32. nova Says:

aq skrg lg penyembuhan pykt ku yg kata dokter aq skt skizofrenia…
sumpah gag enak bgt pny pnykt ini.. apa yg dialami jhon nash itu bnr2 aq alami.ngrasain yg org lain gag rasakan.sk bgt,gag bs konsen,ngrs diancem,djhtin,bisikan jht,paranoid,tdur gag tenang,ngrasa paling kaya,huh tuhan nyadarin aq mslh kehidupan..
film beautiful mind nyadarin aq byk hal,dr motifasi buat sembuh smp nyadrin aq klu bkn aq aja org yg malang nasibnya,trnyata msh byk yg lbh parah..
oke bgt tuh film



33. Hubungan Matematika dengan berkhayal « Acim Mulyana Says:

[...] nobel, John Nash (lihat film A Beautiful of Mind) adalah seorang penderita skizofrenia. Lihat resensinya. Gejala yang bisa dilihat secara langsung penderita ini adalah adanya halusinasi dan membayangkan [...]



34. zakiyah Says:

Jujur film ini emang bagus banget, perjuangan nya untuk melawan penyakitnya luar biasa banget, n salut sama istrinya yang setia.



35. dodol garut Says:

kalo seseorang yang sering berimajinasi tentang dirinya sendiri apakah itu masuk penyakit skizofrenia???saya sering berimajinasi yang aneh2,,kadang membayangkan tokoh yang sangat heroik,,jenius,,dll,,saya sering berkhayal,,setiap hari mungkin,,membayangkan masa lalu,,masa yang akan datang,,dll,,masih banyak lagi,,,help yahhh,,kalo yang punya solusi,,email ke [email protected]



36. doddy Says:

mas,bagus tulisannya,,kalau mau cri film’y d mana ya???



37. Abe Says:

perubahan dari film /tokoh ini apa y??



38. Abe Says:

@doddy: Downlod aja om …



39. nu-nuy Says:

keren bgt filmnya..
cocok buat yang ngambil psikologi klinis..
makasih ya mas.. ada PPDGJnya juga..
:)



40. putri Says:

jd penasaran pengen nonton filmnya, skrg2 ini bisa di dapet dmana yaa? soalnya saya jg punya pengalaman dgn adik saya sendiri banget mengenai schizophrenia ini..sungguh orang2 yg mengalami ini tuh hrs butuh perjuangan yg berat utk terus bertahan di dalam hidup ini dan support yg positif dr keluarga dan sekelilingnya




42. Hubungan Matematika dengan Berkhayal | malaikat cinta Says:

[...] nobel, John Nash (lihat film A Beautiful of Mind) adalah seorang penderita skizofrenia. Lihat resensinya. Gejala yang bisa dilihat secara langsung penderita ini adalah adanya halusinasi dan membayangkan [...]



43. zeelintang Says:

subhanallah….kehidupan menarik bg mrk yg menarik! ^_^



44. izun ni'am Says:

It inspirates me to know the reality happened on some of my arround society.



45. Rubiyanto Says:

Sebuah film dengan kisah yang sangat menarik dan banyak pesan yang dapat kita ambil ….



Leave a Reply





XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>



pakupaku

kenzKENZ.
Live in JOGJA [IDX0058] - INDONESIA,
interested in study about human behavior, enjoy some activities like coding, hiking in the mountains, surfing on the net, and listening 'hanging'.

Life Age: 16227 days
Emotional
-22.3%
Bioritme Status
Physical
-13.6%
Bioritme Status
Intellectual
-99%
Bioritme Status





Jangan Asal
Copy Paste, Blog Juga Hasil Karya Cipta.


Bloglines
Feedburner
Get KlipFolio
Get Firefox
Get Opera
Valid XHTML

Catatan Hanging RSS Feed RSS Entries
Catatan Hanging Comments RSS Feed RSS Comments
Catatan Hanging SideNotes RSS Feed RSS SideNotes

26q. 0.135s.
Powered by WordPress
© 2006
All rights reserved.

Kode Etik Blogger Indonesia