![]() ![]()
Monday, 25.04.2005 1:38
Mengenal Teori PerlsFritz Perls (1893-1970), seorang ahli psikoanalisa asal Afrika Selatan yang mengalami reorientasi aliran psikologi karena kekecewaannya dengan Freud. Perls menjadi seorang tokoh yang hebat dari suatu bentuk terapi Gestalt dan filsafat tentang kodrat manusia yang dipraktekkan dalam kehidupannya sendiri. Menurut Martin Shepard, seorang psikiater dan pengikut terapi Gestalt, Perls digambarkan sebagai seekor binatang yang sempurna -bukan dalam arti rendah tetapi dalam arti yang tinggi. Dia dapat menjijikkan atau lucu, kasar atau halus, cabul atau penuh kasih, kikir atau boros, dan dia sama sekali tidak berusaha menyembunyikannya. Bahkan Shepard mendiskripsikan Perls ketika berusia 70-an tahun secara fisik yaitu seorang perokok, rambut panjang dan kepala botak, berjanggut lebat terurai, mata berkilauan, berpakaian lompat, berkemeja cossack, berkalung manik-manik dengan suara yang sangat keras. Perls adalah seorang individu yang memiliki kecakapan luarbiasa, kuat, dinamis, sensitif, dan intuitif dalam interaksi – interaksi klinisnya. Karya Perls sangat berpengaruh dalam gerakan potensi manusia (pertumbuhan manusia) di Amerika Serikat. Gaya hidup dan penampilan Perls ini dapat menjelaskan daya tariknya karena hal itu sesuai dengan keadaan jiwa dari akhir tahun 60an dan awal 70an, Perls juga ingin menunjukkan bagaimana ia hidup “disini dan kini”, bebas untuk menjadi dirinya sendiri. Pendekatan Perls terhadap kepribadian merupakan suatu bentuk terapi bukan teori tentang kodrat kepribadian. Namun demikian, setiap bentuk terapi berdasarkan suatu teori bagaimana kepribadian itu berfungsi. Terapi Perls sangat dekat dengan teori psikologi aliran Gestalt yang berarti kebulatan atau keparipurnaan. Psikologi Gestalt percaya bahwa persepsi kita ada sangkut pautnya dengan keseluruhan atau pola-pola yang terorganisasi. Setiap organisme cenderung mengarah kepada kebulatan atau keparipurnaan. Segala sesuatu yang mencegah atau mengacaukan Gestalt ini membahayakan organisme dan menimbulkan apa yang disebut Perls sebagai situasi yang belum selesai (unfinished situation). Situasi itulah yang akan menimbulkan ketidakseimbangan dan mempengaruhi terjadinya ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri. Berbeda dengan Freud yang menyatakan bahwa manusia didorong oleh bermacam-mcam instink. Perls megemukakan bahwa situasi – situasi yang belum selesai itulah yang menjadi dorongan dalam diri manusia. Jika manusia mengalami ketidakseimbangan, maka ia akan terdorong untuk memperbaikinya. Gestalt – gestalt yang tidak sempurna akan disusun secara teratur berdasar tingkat kepentingan. Situasi yang sangat urgen menjadi pengontrol dan pengatur yang dominan terhadap pikiran, dan tingkah laku sampai situasi itu dipuaskan. Peraturan terhadap diri sendiri versus peraturan dari luar merupakan salah satu segi penting untuk menyelesaikan situasi yang belum paripurna. Menurut Perls, orang – orang yang sehat adalah orang yang dapat mengatur dirinya sendiri, tanpa adanya campur tangan dari pihak luar seperti kebutuhan atau tuntutan orang lain maupun peraturan undang – undang. Dengan demikian hanya kesadaran dirilah yang dapat menimbulkan perkembangan dan pertumbuhan pribadi yang sehat. Perls percaya bahwa terlalu banyak orang yang diajarkan oleh orang tua dan kebudayaan untuk mengekang impuls -impulsnya sehingga mereka takut untuk mengungkapkannya. Padahal untuk mencapai kesadaran diri, orang harus mengenal dan menerima impuls – impuls dan hasrat – hasratnya sendiri. Impuls – impuls yang dikekang tersebut tidak begitu saja hilang melainkan dapat menjelma menjadi cara – cara lain (misalnya sifat agresif yang terhalang dapat menjelma berupa gerenyet urat syaraf) ataupun diproyeksikan kepada orang lain (misalnya menuduh orang lain yang agresif). Segi lain dari pendekatan Perls terhadap kepribadian ialah fokus pada masa sekarang sebagai satu – satunya kenyataan. Orang yang hidup seolah – olah masa lampau ada dalam diri mereka (watak retrospektif) atau seolah – olah masa depan telah ada sekarang (watak prospektif) merupakan orang yang memiliki kepribadian yang tidak seimbang karena tidak riil dengan mengorbankan waktu sekarang untuk waktu yang tidak ada. Meskipun demikian Perls tidak menyarankan kita untuk membuang semua ingatan tentang masa lalu kita ataupun pandangan kita akan masa depan. Masa lalu yang dipenuhi dengan berbagai pengalaman dapat membantu kita untuk menyesuaikan diri dengan masa sekarang, demikian juga kita harus menyelesaikan situasi – situasi yang belum selesai pada masa lalu di masa sekarang. Pandangan dan perencanaan untuk masa depan kita perlukan agar kita dapat bertumbuh, bukan sebagai pengganti untuk masa sekarang. Dari penjelasan diatas tampak bahwa hakekat dari pendekatan Perls ini sebenarnya adalah tanggung jawab tiap pribadi untuk mengatur keseimbangan – keseimbangan yang ada dalam dirinya, menyelesaikan situasi yang belum selesai maupun menerima impuls – impuls dan hasrat – hasratnya sendiri.
Pertanyaan : 2. Pendekatan Perls yang tidak mempedulikan orang lain dan juga norma yang berlaku dalam masyarakat dapat menyakiti orang lain, tentunya dunia akan sangat kacau jika semua mengikuti pendekatan Perls tersebut. Betulkah demikian ? Sumber Referensi: Tags: gestalt, kepribadian sehat, perls, psikologi
Mood : 11 Responses :
1. January 4th, 2007 at 16:15 ahmad Says: thanx atas informasi pentingnya. 2. June 14th, 2007 at 12:42 ariesny Says: wuih…makasi da berbagi…informasinya sangat membantu, palagi mahasiswa seperti saya yang masih kurang info dan pengen tau tentang tokoh aliran seperti Perls. aku blh nanya? klau boleh, aku pengen tau istilah-istilah dan artinya yang digunain perls dan tokoh aliran psikologi lainnya.karena saya kurang mengerti istilah yang mereka gunakan. palagi klo udah baca buku-buku aliran yang isinya kebanyakan istilah.Makasi atas bantuannya.sukses ya buat kariernya… 3. October 15th, 2007 at 11:57 Susan Says: Umm…. dimana saya bisa nyari istilah-istilah psikologi lainnya ya? 4. March 11th, 2008 at 20:19 bryan adi p Says: wuuuiiihhhh,,, thx bgt ya da bantu banget,,, 5. April 6th, 2008 at 10:05 sri Says: ternyata psikologi kompleks juga ya 6. September 15th, 2008 at 18:01 grace Says: saia cukup puas dengan adanya artikel ini karna bs membantu menambah ilmu, apalagi ‘psikologi’ adlh hal yg lumayan baru bagi saia…lagipula buku2 yg tebel2 juga lumayan mahal.. 7. October 21st, 2008 at 21:59 adriana Says: info nya cukup menarik jg.. bs tambahin ttg teori gestalt nya?? butuh bgt.. 8. December 11th, 2008 at 10:44 Reky Ricci Says: Bagus teori ini tapi tidak relavan….:) 9. December 28th, 2008 at 10:59 ai Says: thanks ya… teori na, slam knal.fr ai… psikologi padanK 10. June 18th, 2010 at 12:28 bap Says: mengambil info tentang perls…nuwun;) 11. January 20th, 2011 at 23:33 Gans Psiko45 Mkssr Says: Thank’s atas Informasinya.. sudah membantu saya dari ketidakmengertian saya tentang arah pikiran dari para pencetus teori2 diatas… Sekaligus saya mohon izin untuk meng_copy artikel diatas…. Thank’s sebelumnya.
Leave a Reply
![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() Live in JOGJA [IDX0058] - INDONESIA, interested in study about human behavior, enjoy some activities like coding, hiking in the mountains, surfing on the net, and listening 'hanging'.
Categories Jangan Asal Copy Paste, Blog Juga Hasil Karya Cipta. Bloglines Feedburner Get KlipFolio Get Firefox Get Opera Valid XHTML ![]() ![]() ![]() 26q. 0.107s. Powered by WordPress © 2006 All rights reserved. |