![]() ![]()
Tuesday, 24.05.2005 13:40
Analisa Film : Mercuri RisingFilm Mercuri Rising yang disutradarai oleh Harold Becker ini diadaptasi dari sebuah novel karangan Ryne Douglas Pearson yang berjudul The Simple Simon. Film ini menceritakan seorang anak penderita autisme yang tanpa sengaja berhasil memecahkan kode rahasia intelijen Amerika yang diberi nama Mercuri Rising. Nama anak itu adalah Simon (diperankan oleh Miko Hughes) yang tumbuh dalam keluarga yang sederhana di Chicago. Orang tua Simon sangat menyayangi anak tunggalnya itu, meskipun anaknya adalah penderita autisme. Simon yang menyenangi puzzle tanpa sengaja berhasil memecahkan kode rahasia (Mercuri Rising) dan menghubungi kantor proyek rahasia tersebut yang dipimpin oleh Letkol. Kudrow (Alec Baldwin). Simon pun akhirnya menjadi incaran pembunuhan karena dinilai dapat membahayakan keamanan negara. Kedua orang tua Simon tewas dibunuh oleh agen rahasia, namun Simon berhasil diselamatkan oleh seorang agen FBI yang bernama Art Jeffries (Bruce Willis).
Analisa :
Dalam Pedoman Penggolongan dan Gangguan Jiwa (PPDGJ) edisi ke III, autisme digolongkan dalam gangguan perkembangan pervasif dengan kode F.84. Gangguan perkembangan pervasif adalah gangguan yang ditandai dengan kelainan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik dan dalam pola komunikasi, serta minat dan aktivitas terbatas, stereotipik, berulang yang menunjukkan gambaran yang pervasif dari fungsi – fungsi individu dalam semua situasi dengan derajat keparahan yang berbeda – beda. Penyebab autisme sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya autisme, yaitu: faktor genetik, faktor hormonal, kelainan pranatal, proses kelahiran yang kurang sempurna, serta penyakit tertentu yang diderita sang ibu ketika mengandung atau melahirkan sehingga menimbulkan gangguan pada perkembangan susunan saraf pusat yang mengakibatkan fungsi otak terganggu. Pada sebagian anak gejala autisme sudah nampak semenjak lahir, namun sebagian pula sempat mengalami perkembangan sebagai anak normal, dan akhirnya perkembangannya itu berhenti sebelum mencapai usia 3 tahun. Gejala autis sangat terlihat jelas ketika anak berusia 3 tahun. Hal yang menarik lainnya dari autisme yaitu gejala ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan dengan perbandingan 3:1. Dari film ini dapat dilihat dengan jelas simpton – simpton/indikasi seseorang yang mengidap gangguan autisme, yaitu : 1. adanya gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang ditunjukkan dengan simpton sebagai berikut: 2. adanya gangguan kualitatif dalam komunikasi verbal dan non verbal, antara lain: 3. adanya gangguan dalam pola perilaku, minat dan aktifitas yang terbatas, berulang dan stereotipik, yaitu: 4. adanya gangguan emosi, yakni tidak ada atau kurangnya empati, tertawa-tawa, menangis atau marah-marah sendiri, dan sering mengamuk (temper tantrum). Simon tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya, termasuk ketika orang tuanya tewas dibunuh. Dia juga menunjukkan emosinya dengan mengamuk ketika di ambulans ataupun jika merasa terancam. Stressor atau kejadian – kejadian dalam film tersebut yang membuat keadaan Simon semakin parah, yaitu: ketika dipaksa oleh orang asing untuk berbuat sesuatu, misalnya ketika Simon diketemukan bersembunyi di lemari pakaian, ketika bersama dengan orang asing/tidak dikenalnya, ketika berada dalam ambulans (situasi asing), ketika dibawa lari oleh Art secara paksa di rumah sakit, ketika dilarang untuk bermain sirene ambulans. Karakter Simon, yaitu: penyendiri, asyik dengan dunianya sendiri, senang bermain sendiri, pendiam, konsep diri yang kabur, taat pada suatu kebiasaan, menghindari kontak mata dengan orang lain, tidak respon terhadap lingkungan sekitarnya, senang bermain puzzle, mampu menghapal jalan dan tempat dalam peta. Penderita Autisme biasanya dirawat dan disekolahkan dalam sekolah khusus anak autisme. Meskipun anak autis tidak bisa disembuhkan secara sempurna, namun anak tersebut dapat dilatih agar mampu hidup mandiri. Pendidikan yang diberikan pada sekolah khusus tersebut umumnya menekankan pada pemberian stimulasi melalui terapi – terapi (psikoterapi) sehingga anak dapat mengadakan kontak sosial dan mengurangi atau menghilangkan perilaku yang abnormal. Dalam adegan di sekolah khusus syaraf Chicago tampak bahwa Simon diberi stimulasi misalnya dengan teori penguatan perilaku yaitu memberikan sesuatu yang disukai Simon (buku puzzle) dengan syarat Simon mau bergabung kembali dengan kelasnya, ataupun Guru Simon yang mengingatkan Simon untuk menatap matanya. Keluarga juga sangat berperanan dalam melakukan terapi perilaku. Kesabaran dan ketekunan orang tua Simon untuk berusaha menerima dan memberi stimulasi dengan kata – kata, ataupun dengan memberikan kasih sayang seperti yang dilakukan ayah Simon yang selalu memeluk anaknya sampai tertidur. Umumnya terapi – terapi yang digunakan disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala-nya, beberapa jenis terapi yang biasa diberikan pada penderita autisme yaitu: - Terapi Edukasi, dengan memberinya pendidikan kognitif secara sederhana dan praktis seperti membaca, menulis atau mengenalkan benda tertentu, Simon diberi kumpulan kartu yang berisi gambar dan nama – nama orang disekitarnya, serta hal – hal yang perlu diperhatikan, misalnya gambar oven dengan tulisan hati – hati ini panas atau jangan bicara dengan orang asing. - Terapi Okupasi yaitu dengan melatih gerakan motorik otot – ototnya, misalnya dengan melepas baju, atau menaruh tas. Ibu Simon melatih anaknya membuat minuman sendiri, yaitu membuka bungkus minuman, lalu mengaduknya, walaupun Simon belum bisa mengambil sendiri jenis minuman tersebut. - Terapi Bicara, yaitu pemberian stimulus tertentu yang mendorong anak untuk berbicara. Contohnya Simon yang tiap kali pulang dan masuk rumah selalu berkata Mami, saya sudah pulang, tidak peduli ada atau tidak ibunya di tempat itu. - Terapi obat-obatan, yaitu dengan memberikan obat yang menurunkan hiperaktifitas, sterotipik, menarik diri, kegelisahan, dan afek yang labil. Contohnya dalam kasus Simon, ketika ia berontak dengan hebat maka ia diberi obat penenang di rumah sakit. - Terapi Makanan, yaitu dengan memberikan gizi yang cukup pada makanan-nya agar perkembangan sel tubuh tidak terganggu. Autisme memang tidak dapat disembuhkan secara total, namun demikian diharapkan semakin dini dalam penanganan penderita autisme semakin besar kesempatannya untuk dapat berperilaku normal, mandiri dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Sumber Referensi: Tags: analisa film, autisme, gangguan jiwa, klinis, psikologi
Mood : 10 Responses :
1. August 11th, 2005 at 15:36 joey Says: thanks buat info-nya…kebetulan tugas akhir saya buat nyelesein s1 adalah membuat sekul untuk anak autis…info2 nya berguna deh..makasih ^^ 2. December 4th, 2005 at 15:36 sari Says: untuk mengetahui tentang autisme baca dech buku dunia di balik kaca, dona, sayap-sayap patah dan nyanyian surga karangan Dona wilian seorang penyandang autis 3. December 25th, 2005 at 9:37 liesye Says: terima kasih sudah disediakan sarana untuk belajar psikologi lewat film. never give up deh. 4. January 3rd, 2006 at 15:37 kris Says: thanks ya…. 5. December 25th, 2005 at 10:38 kepiting Says: udah baca "insiden anjing ditengah malam yang bikin penasaran"??ttg autisme juga… oya..u should see "I AM SAM" (Sean Penn) ada di rental vcd.. semoga bisa melengkapi tulisan kamu mengenai autisme… anyway, ur blog is soooo "feel" rather than just portal. i like it. 6. September 13th, 2006 at 8:37 Rendra Says: Thanks bgt ya mas, aku tau kamu masih bisa dan akan selalu bisa kuandalkan sebagai utusan Tuhan di dunia ini untuk membantuku mengatasi masalah-masalahku. Semoga Tuhan Yesus selalu besertamu. Amin…:) 7. January 11th, 2007 at 19:07 dex Says: thx to help my sister to analyze this film… 8. August 21st, 2007 at 17:22 irma Says: makasih atas infonya…… 10. January 20th, 2011 at 9:25 ongsa Says: your blog is sip markusip mas…
Leave a Reply
![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() Live in JOGJA [IDX0058] - INDONESIA, interested in study about human behavior, enjoy some activities like coding, hiking in the mountains, surfing on the net, and listening 'hanging'.
Categories Jangan Asal Copy Paste, Blog Juga Hasil Karya Cipta. Bloglines Feedburner Get KlipFolio Get Firefox Get Opera Valid XHTML ![]() ![]() ![]() 26q. 0.103s. Powered by WordPress © 2006 All rights reserved. |