![]() ![]()
Wednesday, 31.05.2006 10:11
Bantuan Emosional Untuk Korban Gempa Bumi JogjaGempa bumi di Jogja dan sekitarnya pada hari Sabtu, 27 Mei 2006 benar-benar merupakan suatu tragedi yang sangat menyedihkan bagi semua korban yang mengalami bencana. Ribuan orang telah kehilangan tempat tinggal dan harta benda, kehilangan orang-orang yang dicintai, kehilangan harapan hidup, kehilangan pekerjaan dan juga kehilangan semangat untuk melanjutkan hidup. Mereka tidak hanya terluka secara fisik tapi juga terluka secara psikis (trauma). Jumlah orang yang mengalami trauma jauh lebih banyak dibandingkan oleh korban yang menderita secara fisik. Efek emosional dari trauma akan pengalaman bencana ini akan timbul dengan segera ataupun beberapa waktu yang akan datang. Sangat penting bagi sukarelawan ataupun pemberi bantuan di lapangan untuk memahami kondisi psikologis para korban sehingga dapat memberikan pertolongan yang optimal baik secara fisik maupun secara psikis. Berikut ini adalah beberapa respon awal manusia ketika mengalami bencana, yaitu takut, cemas, tidak berdaya, disorientasi pikiran, panik, tidak rela kehilangan harta benda, memikirkan keadaan anggota keluarga yang lain, sulit untuk mengambil keputusan, membutuhkan informasi, dan mencoba menolong anggota keluarganya ataupun korban lainnya. Respon berikutnya akan muncul dalam beberapa waktu setelah bencana, yaitu tidak berselera makan, sulit tidur, pusing, marah, curiga yang berlebihan, lesu, depresi, menangis tanpa sebab, frustasi, tidak berdaya, terkena penyakit fisik ringan, merasa bersalah, kekecewaan, ketidakpastian masa depan, menarik diri dari lingkungan sosial, penolakan terhadap orang lain dan juga memungkinkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Beberapa saran untuk para relawan dalam memberikan bantuan emosional pada korban gempa Jogja :
2. Membantu mengenali apa yang dirasakan korban dengan mengajukan pertanyaan terbuka tentang apa yang dialaminya. Berikut ini adalah beberapa contoh pertanyaan yang dicuplik dari situs crisis center psikologi ugm :
3. Membantu korban untuk mengekspresikan emosinya dengan mendengarkan secara aktif ketika mereka bercerita. Beberapa tips ketrampilan tersebut dapat dibaca disini. 4. Memberinya kesempatan untuk istirahat atau tidur. 5. Pada kondisi tertentu, Sentuhan fisik sangat penting dilakukan seperti menggengam erat tangan korban ketika bercerita, ataupun pelukan ketika korban menangis. Sentuhan ini sangat membantu korban untuk mendapatkan rasa aman dan dilindungi secara emosional. 6. Mengajaknya melakukan kegiatan fisik ringan, seperti berjalan-jalan berkeliling ataupun membantu membersihkan puing-puing. 7. Mengajarkan teknik relaksasi, seperti menarik nafas dalam sebelum tidur, mengatur pernafasan dalam situasi-situasi tertentu semisal ketika mendengar bunyi keras, ataupun ketika merasakan goncangan kecil. 8. Mencari tahu sumber daya di sekitar korban seperti sanak saudara di luar kota yang bisa memberi bantuan pada korban, barang-barang yang terselamatkan, kondisi kesehatan, kecukupan bahan pangan untuk hidup. Dengan mengetahui sumber daya tersebut, relawan dapat memberikan informasi mengenai pihak-pihak yang dapat dihubungi oleh korban untuk memenuhi kebutuhannya tersebut seperti pemuka agama, kordinator posko, petugas medis, ataupun kepolisian. 9. Mengajak korban untuk berdoa sesuai dengan agama dan keyakinannya, sangat membantu dalam membangun kembali rasa ikhlas dan kepasrahan pada kehendak Tuhan. Bantuan emosional sama pentingnya dengan bantuan fisik, oleh karena itu sangat baik kiranya jika relawan tidak hanya memperhatikan kebutuhan fisik para korban gempa semata, namun juga kebutuhan psikologis dan emosionalnya. Beberapa hal diatas merupakan saran saya berdasarkan dari pengalaman saya mengunjungi beberapa tempat korban Gempa Jogja beberapa hari ini. Mungkin para profesional dan pakar memiliki lebih banyak saran yang lebih tepat berdasarkan pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Tags: gempa bumi, intervensi psikologi, psikologi, trauma, yogyakarta
Mood : 4 Responses :
1. May 31st, 2006 at 12:05 cindymon Says: great idea! berusaha ngedengerin curhatnya para korban, menanyakan bagaimana perasaan mereka, dan berusaha untuk memberikan pandangan positif bahwa dalam hal ini tidak ada yang bisa disalahkan, tak satupun.. semua ini hanya karena Tuhan telah mengijinkan sesuatu terjadi ^_^ *seandainya sindy yang jadi korban, apa bisa ya dengan ikhlas mikir begitu juga… ihiks 2. May 31st, 2006 at 14:19 Hedi Says: aku awam psikologi, tp yg no 2 apa ga buat si korban tersinggung atau marah karena ditanyain macem². 4. June 18th, 2006 at 11:34 sita Says: mas oktav, ini conk.. kamu keren lagi deh.. aku jadi mengagumimu.. kyaaa gak nyambung ya.. tapi aku pake informasimu untuk pendampingan anak – anak dan remaja di Bantul.. jd.. thanks banget mau berbagi info..
Leave a Reply
![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() Live in JOGJA [IDX0058] - INDONESIA, interested in study about human behavior, enjoy some activities like coding, hiking in the mountains, surfing on the net, and listening 'hanging'.
Categories Jangan Asal Copy Paste, Blog Juga Hasil Karya Cipta. Bloglines Feedburner Get KlipFolio Get Firefox Get Opera Valid XHTML ![]() ![]() ![]() 26q. 0.089s. Powered by WordPress © 2006 All rights reserved. |