pakupaku
Thursday, 24.08.2006 9:59

10 Alasan Mengapa Ospek Harus Dihapuskan Dari Sistem Pendidikan di Indonesia

Posted on Social Life.

Hari ini saya mengantar teman saya yang menjadi panitia ospek di Fakultas Psikologi UGM. Jam masih menunjukkan pukul 04.50 pagi, namun sepanjang jalan di depan fakultas sudah dipenuhi para panitia Ospek. Beberapa mahasiswa berpakaian seragam hitam sudah tampak berjaga di jalanan. Mereka melihat saya dengan tatapan tajam, termasuk ketika saya nekat memasuki area mereka tanpa mematikan mesin motor. Saya jadi ingat, beberapa tahun yang lalu saya hampir berkelahi dengan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya karena mereka menghalangi saya masuk ke jalan yang sama dengan pentungan di tangan dan wajah arogansinya, padahal saya juga panitia OSPEK di kampus yang berbeda.

Seperti yang kita ketahui OSPEK atau apapun namanya kini, telah menjadi suatu tradisi yang melembaga sejak dahulu pada institusi pendidikan di Indonesia seperti SMA dan Perguruan Tinggi terutama pada masa penerimaan pelajar/ mahasiswa baru.

DCP_0017.jpg

Pada dasarnya kegiatan OSPEK memiliki tujuan mulia untuk mempersiapkan pelajar/ mahasiswa baru untuk memasuki lingkungan pendidikan yang baru dengan serangkaian acara ceramah, tugas-tugas aneh, tetek bengek atribut-atribut, segudang sanksi hukuman yang dipadatkan dalam beberapa hari.

Sejak tahun 1995an, kasus OSPEK mulai muncul di media publik seiring dengan banyaknya korban yang terus berjatuhan. Lalu OSPEK pun berganti-ganti baju untuk memperhalus dan memulihkan citranya sebagai ajang penggojlokan.

Sudah banyak tulisan di media massa yang membahas mengenai keburukan OSPEK, bahkan blog Pak Priyadi juga menyuarakan ketidaksetujuan dengan OSPEK :
Ospek, Ajang Ekspresi Impulsi Kekerasan, dan Jati Diri Praksis Pendidikan
Ospek Mahasiswa Tiru Pola Militeristik
Kekerasan Pada Sistem Pendidikan Indonesia

Bagi saya sendiri, OSPEK adalah budaya PEMBODOHAN yang terus dilestarikan untuk memenuhi kepuasan nafsu kekuasaan dan ekspresi agresifitas sekelompok orang semata dalam lingkungan pendidikan. Berikut ini 10 alasan mengapa OSPEK harus dihapuskan dari sistem pendidikan di Indonesia :

1. OSPEK hanya melestarikan budaya feodal dengan mewajibkan para peserta untuk menghormati paksa senior dan menuruti segala kehendak senior. Hanya terkesan memuaskan para senior yang ‘sok gila kuasa’ dan menganggap rendah status mahasiswa baru tak lebih sebagai budaknya.

2. Pelaksanaan OSPEK selama ini yang bermaksud menanamkan kedisiplinan dengan hukuman dan bentakan hanyalah sebuah bentuk militerisasi dalam kampus. Ini adalah bentuk KEMUNAFIKAN mahasiswa yang katanya anti militerisme dalam kampus tetapi malah melestarikan militerisme dari waktu ke waktu.

3. Penanaman nilai-nilai baru dalam waktu yang singkat dan dalam tekanan adalah sangat TIDAK EFEKTIF ditinjau dari faktor psikologi. Mahasiswa yang tidak tidur ataupun kelelahan karena mengerjakan setumpuk tugas tidak memiliki kesiapan maksimal untuk menerima informasi baru.

4. Pembuatan aneka atribut yang aneh-aneh merupakan suatu pemborosan uang dan waktu semata, tak sebanding dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam serangkaian aneka atribut tersebut.

5. Thorndike, seorang ahli psikologi pembelajaran menyatakan bahwa hukuman tidak efektif untuk meniadakan suatu perilaku tertentu. Begitu halnya dengan hukuman dan sanksi pada OSPEK tidak akan efektif membuat seorang mahasiswa untuk menghilangkan perilaku-perilaku buruknya.

6. Kekuasaaan sangat dekat dengan kekerasan, maka tak heran jika panitia yang memiliki wewenang dan derajat lebih tinggi dari mahasiswa baru akan melakukan kekerasan baik fisik maupun psikis kepada mahasiswa baru.

7. Tak dapat dipungkiri bahwa terkadang OSPEK merupakan sarana balas dendam bagi senior atas perlakuan kakak kelas yang mereka alami pada waktu dulu. Rasa dendam akan selalu muncul dalam segala perlakuan yang menyakitkan, namun berhubung OSPEK adalah sesuatu yang dilegalkan sehingga kesempatan membalas hanya mungkin dilakukan pada OSPEK tahun berikutnya.

8. OSPEK memang terbukti mengakrabkan para mahasiswa, namun proses keakraban pada mahasiswa akan terjadi dengan sendirinya ketika mahasiswa mulai beraktivitas dalam kampus tanpa perlu dipaksakan dalam suatu penderitaan.

9. Setiap orang memiliki kerentanan psikologis yang berbeda-beda, sehingga hukuman yang serampangan ataupun perlakuan yang menekan mental pada OSPEK dapat menimbulkan suatu TRAUMA PSIKOLOGIS tersendiri bagi beberapa orang. Trauma ini pada akhirnya akan menimbulkan abnormalitas kejiwaan seseorang.

10. Kenangan dalam OSPEK hanya menciptakan romantisme tertentu ketika diceritakan beberapa waktu setelah OSPEK, namun tentunya setiap orang tidak ingin mengalami OSPEK untuk beberapa kali lagi. Ini merupakan bukti bahwa setiap orang tidak menginginkan OSPEK terjadi lagi dalam hidup mereka. *Coba tanyakan juga pada mahasiswa baru tentang kesan OSPEK.

10 Alasan diatas sudah cukup untuk menghapuskan OSPEK dari sistem pendidikan di negara kita.

Solusi yang saya tawarkan untuk mengganti OSPEK, yaitu :

Pemberian informasi mengenai lingkungan kampus dan sekitarnya dapat dilakukan dalam satu matakuliah umum dalam beberapa kali pertemuan, yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan dalam kelompok yang dipandu dan difasilitator oleh mahasiswa yang lebih senior. Dinamika kelompok kecil akan lebih terasa dibandingkan kelompok besar, sehingga keakraban antar mahasiswa dalam kelompok maupun antar kelompok pun akan semakin terjalin dengan baik.

Penanaman nilai-nilai dan informasi baru sangat efektif dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dalam rupa permainan-permainan ringan tanpa hukuman. Hadiah telah terbukti efektif dalam membentuk dan mempertahankan suatu perilaku baru.

Sistem Kredit Poin per Materi dapat juga digunakan sebagai hadiah (rewards). Misalnya 1 poin untuk datang tepat waktu, 1 poin untuk kerapian, 1 poin untuk mengenal denah gedung kuliah. Jika mahasiswa tidak memperoleh standar poin tertentu, mahasiswa harus mengulang kegiatan tersebut di tahun depan ataupun pengurangan jumlah sks yang diambil.

Hal yang menyenangkan akan selalu diingat sebagai kenangan yang menyenangkan pula, dan tidak menimbulkan trauma.

Catatan :
OSPEK jaman lampau atau kegiatan yang menggunakan kedisiplinan semi-militer baik mental maupun fisik lebih baik diterapkan pada organisasi-organisasi kemahasiswaan seperti Pecinta Alam, Pramuka, dan MENWA bukan pada lembaga pendidikan umum seperti sekolah dan perguruan tinggi.

Inilah keadaan OSPEK 2002, panitia OSPEK Fakultas Ilmu Budaya UGM dengan berbagai senjatanya sedang mengintimidasi para mahasiswa yang ketakutan (lihat penanda lingkaran : busur panah, tongkat kayu, tongkat bisbol, senjata yang lain tidak terekam dalam kamera karena saya sudah didorong-dorong untuk keluar arena).

DCP_0037.jpg

Tags: , , , ,

Mood :

171 Responses :


1. Luthfi -- injek2 semua panitia ospek Says:

setujuhhhhhhhhhhhhhh
Senior yang dulu suka bentak2 ternyata bego2. Pas aku tingkat 3 ternyata mereka ada yang ngulang mata kuliah yang kuasisteni …..



2. dedenf Says:

kalo dah anarkis gitu lapor polisi aja



3. fahdi Says:

HEDOP SWASTA!



4. cahyo Says:

bawa busur panah segala? kaya perang di irian saja? :(



5. doeljoni Says:

setuju. OSPEK harus dihapuskan.

worst chase dari penghapusan OSPEK adalah munculnya OSPEK liar (tanpa kelembagaan) yang dilakukan alumnus OSPEK/senior yang kehilangan ajang aktualisasi dirinya…

Tentunya ini harus disikapi dengan aturan yang mendukung pencegahan ‘bencana OSPEK’ dalam bentuk lain.

VIVAT !



6. Jay Says:

Kasihan kamu, engga dapat OSPEK yang berguna dan bermutu sampe-sampe mengajukan petisi untuk dibubarkan.



7. kenz Says:

#6 iya mas Jay, saya ngalami 3kali ospek (SMA, D3, S1) semuanya berguna dan bermutu secara materi, hanya saja mengapa harus ada unsur kekerasan dan penuh tekanan di dalamnya.



8. Azil Adi Permana Says:

saya duakali kuliah didua tempat yang berbeda (sampai dapet master), GAK PERNAH OSPEK. hahaha…



9. bhq Says:

Setuju OSPEK atau apapun namanya dihapus. Kita ga akan maju dengan bentakan, hanya kuda yang akan lari kalau di bentak.

Orientation days harusnya berisi kegiatan menyenangkan, spt mengenal lingkungan kampus, bantuan cari kos2an, bagaimana kalau sakit, bagaimana belajar efektif dst.



10. anina Says:

mas kenz,, menurut pengalaman pribadi, solusi ospek diatas udah diterapkan di stikom sby. *ga promosi nih*

Saat saia ikut ospek 2004 itu, full materi seminar, pengenalan kampus dari lt 1-9, pengenalan organisasi2 di kampus dsb, pokoknya berguna banget deh :D



11. antiospek Says:

setojooo…gaguna tuh ospek yang begituan. mending bikin api unggun, cerita2 tentang kampus. beres!



12. Oskar Syahbana Says:

Setujuh! Untung dikampus saya ospek sudah dihapuskan :P



13. rendy Says:

trackback gw ngga nyampe yah…



14. kenz Says:

#10 OSPEK di psikologi UGM mulai 2004 juga sudah diterapkan model OSPEK baru, tapi sayangnya sistem hukuman dan bentakan masih dipertahankan. Biasalah kebutuhan para senior yang minta dihormati dan ‘gila kuasa’. Siapa sih yang ga seneng bisa bentak-bentak dan mempermalukan orang?
#14 Ren, aku cari trackbacknya kok ga ada juga ya?



15. mamato Says:

betul!!!!!!!!! ospek tidak berguna, kan masih banyak cara laen buat nyampein informasi ke mahasiswa baru. Kayaknya ini bagian dari tradisi jaman baheula yang masih dilestarikan, kapan mo maju ya?



16. jalansutera Says:

saya sepaham 100% dengan Anda. OPSPEK harus dihapuskan kalau masih ada kekerasan!



17. hadik Says:

aku malah pernah mo di skors gara2 jadi panitia ospek…hehehehe..
memang harusnya ospek jaman sekarang beda bentuknya…walaupun tujuannya MUNGKIN masih sama…
kalo dulu mungkin diambil bentuk2 ospek militerisme karena memang untuk penyadaran betapa tidak menyenangkanya hidup dibawah kekangan…sehingga membentuk kesadaran akan pembebasan…tetapi saat ini kayaknya sudah bukan waktunya lagi bentuk ospek dengan jalan penindasan…

HIDUP SWASTA!!!



18. Andry Says:

Sepasang kekasih bisa kompak bukan karena keseringan bulan madu. Mereka kompak dari bersabar bersama.

Tim-tim sepakbola terhebat mengalami masa latihan terberat.

Negara yang maunya manja, hutang melulu, jadinya ya melempem kelah nego.

Anda punya 100 mahasiswa baru dan 3 hari untuk membentuk tim yang tangguh? Apa yang anda lakukan?

Memberi materi didalam kelas itu gampang. Tapi membentuk satu tim yang tangguh itu urusan lain.

Membaca 10 alasanmu saya jadi sangat iba pada anda dan juga seniormu (padahal saya dulu sangat respek ke beliau-beliau. Saya pernah menginap di BEM-mu, tidur di Balairung-mu, berkawan dengan dedengkot OSPEK dikampusmu. Tujuan mereka baik, implementasi juga tok cer. Entah kenapa kok produknya jadi melempem gini).



19. Ronsen Says:

Galakan gue dari pada panitia OSPEK. Hihihi..



20. beta Says:

Gemana kalo Ospek nya lewat blog ajah..

"Hayooo!! Kamu besok harus posting breaking news internasional yg diudarakan RRI jam 02.00!!!"
[...suara latar: Rayuan Pulau Kelapa ala RRI jadoel... halah!...]



21. kenz Says:

#18
Sepasang kekasih akan kompak setelah teruji bertahun-tahun.
Tim-tim sepakbola menjadi tangguh setelah berlatih berbulan-bulan.

OSPEK 3 hari kok kepengen punya tim mahasiswa yang tangguh, hehehe.. kalo tujuan kuliah cuma buat maen sepak bola, silakan saja digembleng habis-habisan. Tujuan kuliah apa ya?
Tidak ada sesuatu yang sempurna dibentuk dalam waktu singkat ! Kalo ada namanya budaya INSTAN. MAU CEPAT JADI, LANGSUNG DAPAT PRODUK BAGUS ;)) Padahal mie instan saja jelas-jelas tidak sehat.

PRODUK BAGUS BUTUH PROSES, DAN PROSES BUTUH WAKTU. Saya yakin ga ada team sepak bola yang latihan cuma 3 hari langsung jadi juara dunia. Kalo ada hebat betul!!!

Jika saya punya 100 anjing dan hanya punya waktu 3 hari untuk melatih mereka duduk bersama-sama… hahaha.. saya pasti mikir, efektif mana menggunakan pecutan dan tendangan dengan memberi mereka rewards berupa makanan setiap kali mereka berhasil?

Memberi pecutan pada 100 anjing supaya mereka patuh memang gampang, tapi di hari ketiga mungkin mereka bisa duduk dengan tubuh lebam-lebam dan sakit-sakit. Jadi membuat anjing dapat duduk bersama-sama dengan patuh tanpa sakit itu adalah urusan lain.

Yah.. kalo saya sih mending dibilang produk melempem tapi berbudi baik dan jujur daripada jadi orang yang pengen cepet kaya (korupsi), pengen cepet lulus (beli skripsi).. pengen cepet naek pangkat (kolusi), pengen cepat kuat (doping), pengen cepet jadi mahasiswa tangguh (dibentak-bentak), pengen cepet jadi negara yang dihargai (maju perang), pengen cepat kehendaknya dipenuhi (demo anarkis) hehehe.. jadi begitulah kondisi bangsa ID saat ini adalah produk hasil temen-temen tidurmu itu mas.. ;)) kasihan benar saya ya.



22. Zn Says:

yah, ospek emang bikin kesel.. sedihnya setiap tahun aku ra perna kebagian chance buat balas dendam (jd panitia ospek lol)



23. aaarghh Says:

hmm… mungkin tepatnya ngga dihapuskan. Tapi cara-cara dan tradisi lama yang diubah.



24. agusset Says:

herannya, kenapa mahasiswa baru hampir semuanya mau aja disuruh ikut ospek? memangnya ospek wajib ya? di itb dulu ada os-km ada juga ospek himpunan, mau gak ikut juga gak masalah. gak ikut os-km atau ospek masuk himpunan juga masih boleh kuliah koq.

saya ngebayangin, seandainya saja para mahsiswa baru sebagian besar berani menolak ospek, mungkin itu lebih efektif dan bagus. kali mahasiswa barunya juga nyalinya kecil ya?

kalau ospek dihapusin, sebenernya gak perlu juga harus ada pengganti ospek. mahasiswa kan manusia dewasa, kalau cuman supaya familiar dengan lingkungan kampus, berkawan dgn teman2 seangkatan, dll. pasti itu akan mereka lakukan juga seiring dengan masa2 mereka kuliah di sana.

tapi kalau mahasiswa baru pada asyik ikutan ospek, jangan2 sebagian besar dari mereka memang suka sama ospek. kalau sudah begitu kondisinya, ya ngapain juga diributin. biarin saja, toh mahasiswa itu manusia dewasa, sudah bisa memilih dan menilai mana yg baik buat diri mereka…



25. acha Says:

nice comments above,

intinya pengenalan dunia kampus ngga musti lewat kekerasan, dan tugas-tugas yang ngga mendidik,,,

tapi alhamdulillah di kampusku (stt telpon) dipastikan ngga ada tugas" aneh, ngga ada pan-swa yang belagu, ngga ada hukuman yang ngga jelas. acaranya seperti semianar motifasi dalam satu minggu.

saran saya untuk mengubah image OSPEK yang telah dinodai oleh beberapa oknum adalah dengan ganti nama. Klo di kampus saya namanya PDKT (genit bgt y?). Pengenalan Dunia Kampus Telekomunikasi.

Pesan saya bagi rekan-rekan yang di kampusnya masih terjadi PEMBODOHAN massal. ya di boikot aja, NGGA usah ikut. Ngga usah nurutin senior yang pada belagu itu. ngga ngaruh kok.

Thx God…PEMBODOHAN massal ini ngga ada stt telkom :D



26. sa Says:

ehm.. mungkin bukan penghapusan yg dituntut ya. karena ke-10 alasan yg ada di atas, sepertinya tidak dialami oleh semua sekolah/universitas/akademi yg menjalankan.
artinya, ada saja sekolah/universitas/akademi yg tidak menerapkan inti dr ospek itu sendiri : orientasi studi dan pengenalan kampus. simpelnya : mari belajar FOKUS akan arti kegiatan itu sendiri.

Ospek saya yg.. bentar itung dulu :D.. 16-17 th lalu di IKIP itu tidak meninggalkan bekas ‘pembodohan’. walaupun juga tidak meninggalkan bekas romantisme. hehe.. biasa saja.



27. dichi Says:

Jangan dihapus, tapi mending caranya aja diganti… Terkadang masih ada gunanya juga kok… Pokonya jangan terlalu banyak unsur militerismenya… di Unpad dah enak kok ospeknya.. Tapi mungkin ada juga yang masih membawa cara konvensional… :D



28. kenz Says:

Saya tetap berpendapat bahwa sebaiknya OSPEK dihapuskan, dalam artian ketika kegiatan OSPEK masih mengandung unsur-unsur yang saya sebutkan pada 10 alasan tersebut. Penghapusan juga berlaku bagi kewajiban mahasiswa baru untuk mengikuti OSPEK dalam suatu intitusi pendidikan. Penghapusan juga akan menghilangkan kesempatan digunakan sebagai ajang perploncoan.

Setiap manusia dikaruniakan kemampuan untuk beradaptasi, dan saya juga yakin mereka akan mengenal kampus dan lingkungan sekitarnya secara alami tanpa perlu dipaksa apalagi dibentak-bentak.

Proses adaptasi pengenalan kampus tersebut akan semakin efektif bila disediakan fasilitas yang mendukung semisal buku pedoman, seminar sehari, kegiatan keakraban, maupun pendampingan terpadu pada mahasiswa baru.

Kembalikan OSPEK pada TUJUAN dari OSPEK sebagai Masa Orientasi dan Pengenalan Kampus, bukan sebagai suatu cara untuk pembentukan perilaku dan mental secara cepat dan brutal. Pembentukan perilaku dan mental memerlukan waktu yang bertahap dan berkelanjutan untuk digunakan sebagai nilai-nilai dan prinsip hidup. TIDAK BISA DIBENTUK INSTAN!

MENTAL TEMPE! LEMBEK! BUKAN TERCIPTA KARENA IKUT ATAU TIDAK IKUT OSPEK!!!! Tapi tercipta karena kegagalan suatu sistem untuk membangun sistem mental secara berkemanusiaan mulai dari lingkungan keluarga sampai lingkungan sosial yang sangat besar.

Terima kasih atas semua perhatian dan komentarnya, saya bersikap demikian karena saya setiap tahun masih bertatapan dan bersentuhan secara langsung dengan pengalaman nyata dan benar terjadi dalam lingkungan kampus universitas saya.

Saya tidak perlu dikasihani atau diberi iba. Saya juga bukan produk yang sepenuhnya gagal dari OSPEK (SMA, D3, S1). Saya bersikap justru karena banyaknya OSPEK yang berkali-kali tersebut pada akhirnya menanamkan nilai keberanian untuk mengkritik sistem yang jelek. Saya akan menjadi sebuah produk gagal dan melempem justru ketika saya membiarkan sistem pembodohan secara brutal ini terus berlanjut.



29. Yudhis Says:

setuju dihapuskan. budaya balas dendam dan selalu mencari kesalahan org lain pada kehidupan berbangsa kita tdk terlepas dari hasil ospek yang sudah berjalan sekian lama…lampiaskan pada sesuatu yg lebih berguna.



30. noize Says:

kayaknya, tradisi bgmn ospek berlangsung tergantung masing2 kampus dan gak semua dominan dgn kekerasan. antara suka ngga suka, saya sendiri orang yg menjunjung tinggi senioritas, kalo bisa sih ya tanpa kekerasan, karena kalo ngga diajarin gitu, adik2 maba pada ngga sopan sama dosen, apalagi sama kakak angkatnya :P
cuma sekedar omong2, jgn diambil hati. peace ^_^ V



31. b0wo Says:

menarik uraian anda…, lebih bagus lagi klo anda baca link gw di http://b0wo.blogspot.com/2006/.....ospek.html , setidaknya gw gak pernah liat OSPEK dari sisi manfaatnya…. tapi hanya ROMANTISME!!!



32. godsoul Says:

ah, OSPEK gak wajib kok. gak usah datang juga gak papa. kaya saya dulu, pas OSPEK saya habiskan waktu di gem senter dekat kampus, huehuehuehue… ternyata santai aja kok. begitu dah masuk kuliah juga gak ada masalah apa-apa.

cuma orang bodo yang mau-maunya ngelakuin hal-hal aneh yang gak guna macam OSPEK. itu kelakuan aB3gEH, gak pantes orang yang dah masuk dunia perkuliahan masih nurut-nurut aja. pake otak dikit napa?

hayo semua mahasiswa baru tidak usah ikut OSPEK!!! gak usah takut, gak ada yang berhak ngelarang kalian gak ikut OSPEK. kalau ada yang ngelarang, hanya ada satu kata, LAWAN!!! wekekekek…



33. Luthfi Says:

@ Andry (18)
ospek dgn kekerasan ala senior tidak sama dengan latihan.

@ acha (25)
ganti nama juga gak ngaruh klo senior tetap sok kyk gitu.

@ noize (30)
itu kan urusan attitude, jangan dipukul rata dong ….
sesuatu yang cuman ada pada bbrp orang tidak bisa diambil kesimpulan utk suatu kelompok, apalagi jika pengambilan sampelnya itu sedikit dan bias.

@ Kenz
kok trekbek-ku gak nyampe yaaa.
ya udah kutrekbek manual
Hampir Semuanya Tentang OspekÂ



34. bondhan Says:

setuju, akan lebih baik jika ospek itu di transformasi dengan budaya sharing, gak perlu ada yg namanya kekerasan. ada yg pernah ikut unilever business week?



35. yoan Says:

waduh..untung ospek di jurusan ku ga parah yach. Cuma disuruh datang pagi, ga pake bentak2…soalnya galakan mahasiswa barunya ketimbang seniornya :p…..hehehehehhe

ospek sekarang??? it’s time looking for the daun muda *wakakakkaka*



36. chocoluv Says:

hehehe,,, iya… adek kelas… ikut prk tapi cuman sehari doang… njuk ambruk :P

kalo menurutku si ospek tu mending optional aja. yg pengin ikut, silakan… yg ga pengin ikut, ya ga usah dipaksa… toh kita dah cukup dewasa buat menentukan apa yg kita mau lakuin ;)



37. dani Says:

SETUJU DIHAPUS. Cuman orang bodoh yang mau dibentak-bentak tanpa alasan. Wong udah gedhe kok masih mau diperintah pake pecut… Katanya manusia dewasa.

Tapi…kalo emang gak wajib kenapa banyak bener yang pengen ikutan ya ?
Mau cari sisi romantismenya ? atau penasaran mau tau rasanya dibentak-bentak, ditendang-tendang ? atau supaya ada alasan untuk balas dendam tahun berikutnya (pengen jadi panitia ospek) ? Kalo alesannya yang ini sih….PSIKOPAT namanya…hehehehe. Kalo ada sekumpulan orang yang punya alesan gini trus diospek, berarti ada sekumpulan psikopat yang lagi dikasih peluru….hiiiiii…sereeemmm.
Untung saya cuman ngalamin ospek di SMA doang.
Silahkan menjuluki saya pejantan tangguh (narcis dikit).



38. zam Says:

wah.. nek saya sih setuju OSPEK, cuma ndak setuju ada kekerasan..

la tapi nek ndak ada bentak-bentakannya, kok rasanya ndak berkesan ya.. walu bener, itu cuma romantisme, tapi mayan lo buat cerita anak cucu..

wah.. la nek pas jaman saya diospek, bentak-bentakan, hukuman, saya angep sebagai hiburan je.. nyante aja.. udah resiko.. nek macem-macem lapor polisi :D

cuma kalo di kampus saya, bentak-bentakan dan tim tatibnya itu direncanakan memang untuk menindas, dan nantinya maba diharapkan mau melawan tatib (ketertindasan itu)…

di tempat saya (MIPA UGM), tatib ndak diperkenankan pake pentungan, dsb itu..

jadi mungkin beda kali ya OSPEK-nya.. hehe…

nek aku sih, OSPEK tetep ada aja.. :D



39. zam Says:

oya.. nambahin ya..
di kampus saya, paling banter cuma dibentaki..

nek parah, hukumannya paling cuma push-up 1-2 set sama lari keliling lapangan..

nek nganti ana sing njotos, woo… isoh mati wae kui seniore.. pokoke pengawasane ketat banget.. jadi nek dibilang kekuasaan absolut, sok arogan itu ndak ada..

dan benrak-bentakan itu memang direncanakan dengan harapan maba mau melawan.. sehabis dilawan, tim yg mbentak-mbentak itu akhirnya mbaur sama maba.. gitu kang..

la malah kemarin, mabane sing anarkis.. moso wanine kroyokan.. hehehe..

btw.. bagus juga tulisane.. heheh.. salut.. sip..



40. thestoopid Says:

saya suka OSPEK!

(hwahahaha… oposite bgt!)

saya suka OSPEK yg berbudaya
OSPEK yg melatih kesiapan mental maba
OSPEK yg berintelektual
OSPEK yg tanpa kekerasan dan otoriter

tapi kalo ternyata ospek jadinya kaya gitu ya mending diganti ma lomba 17an aja (soalnya sama2 menggalang persatuan antar maba)

is that correct?
hehehehe :D



41. wijayanto Says:

huaaaaaaaaaaa………….. aku barusan di ospeeeekkkkkk………… udah tua masih di ospek…..



42. Yadin Says:

Alhamdulillah,

dikampus saya (UNHAS) tahun ini. ospek sudah tidak ada lagi.
Tidak adalagi acara guling2, push up, ato tamparan dari senior.
Walaupun ada resistensi dari 3 BEM Fakultas.
Budaya ospek sudah seharusnya dihapuskan.
BRAVO UNHAS



43. Anang Says:

OSPEK is nothing!



44. fortnight Says:

Iya nih.., klo sekarang yang namanya OSPEK pasti identik dengan tindakan2 semi militer.., belum lagi yang sampe dikerjain habis2an, mahasiswa baru bukannya dapet wawasan wiyata mandala malah dapet bentakan2 yang tidak ada gunanya malah kadang2 bikin perasaan mahasiswa baru sakit hati dan punya niat untuk melampiaskan kepada adik kelasnya nanti.

Padahal dulu sekali setahu saya kegiatan OSPEK hanyalah untuk :
1. mempersiapkan mental mahasiswa baru dengan cara latihan baris berbaris
2. memperkenalkan kepada mahasiswa baru ini loh kampusnya.., ini loh organisasi yang ada di dalamnya…, dll yang biasanya dirangkum di wawasan wiyata mandala dan biasanya juga yang menyampaikan adalah dosen atau karyawan kampus.

jadi menurut saya OSPEK itu tudak ada salahnya dilakukan pada MABA cuman tata caranya yang dirubah, karena bagaimanapun masih mempunyai sisi positif terhadap MABA



45. NimO Says:

OSPEK sebenernya banyak manfaatnya. tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Bener banget kalo lewat OSPEK kita belajar beradaptasi, khususnya mengenai pola pikir yang tadinya adalah pola pikir siswa menjadi pola pikir mahasiswa.

Tapi g usah jauh-jauh dulu. kalo mau meninjau lagi peraturan OSPEK dewasa ini sudah jauh lebih relevan dan manusiawi kok.

Seperti di kampus saya (FKM Unair), sudah tidak diperkenankan lagi yang dinamakan kontak fisik, baris-berbaris, dan tugas-tugas yang memberatkan MaBa.

Dalam memberikan tugas pun, panitia tidak sembarangan. Semuanya diperhitungkan manfaat dan kaitannya terhadap materi yang akan didapatkan selama kuliah.

Mengenai adanya bentakan, pengalaman saya sebagai Komisi Disiplin membuktikan bahwa bentakan yang diberikan semata-mata hanya untuk memancing argumen MaBa. Agar mereka berani mengeluarkan pembelaan maupun pendapat mereka.

Adu argumen itu perlu, untuk mengasah daya kritis mereka sebagai mahasiswa. Hal ini juga yang saya maksud sebagai perubahan pola pikir dan sikap mental dari siswa sekolah menjadi mahasiswa. Tidak benar karena senioritas, kemudian panitia menolak untuk dipersalahkan. Kalau argumen MaBa masuk akal dan benar, ya kita sebagai panitia dengan besar hati mengakuinya.

Sebenernya kalo mau dibandingkan, lebih tersiksa mana MaBa atau panitia OSPEK, saya bilang sih lebih tersiksa panitianya. Mengurus acara yang padat namun bermanfaat kan bener-bener nguras tenaga. Tapi tentunya semua itu ada nilainya, ada hikmah dan manfaat tersendiri.

Jadi, kalo OSPEK hendak dihapuskan, saya kurang setuju. Peraturan Fakultas sangat mempengaruhi jalannya OSPEK itu sendiri. Kalaupun masih ada kasus kekerasan yang muncul saat masa-masa orientasi itu kemungkinan besar dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Buat para calon mahasiswa baru,
saya saran aja. ikut OSPEK. Banyak kok hal positif yang bisa didapat dari sana, meski awanya emang badan sakit semua. Buat yang uda jadi mahasiswa, jadilah senior yang bisa dicontoh, jangan asal ngebentak tapi ga ada alasannya.

Kekerasan emang uda ngga jaman. Tapi hidup ini keras, Bung! Terkadang kita justru belajar dari kekerasan.

BraVO FKM Unair!



46. ARIE JAMAICA Says:

saya sangat setuju dengan artikel tersebut, memang tujuan dari ospek itu bagus tetapi hal tersebut malah bikin siswa atupun peserta didik kalang kabut dengan hal-hal yang harus dikerjakan!oleh hasil siswa menjadi malas dalam melakukan tugas yang dierjakan



47. ino Says:

hmm,, temen2 panitia PRK 2007 (PRK:Psikologi Rumah Kita. ospeknya fak. psiko UGM) udah baca tulisan ini belom ya? yang jelas, di minggu terakhir kuliah kemaren, temen2 dari Lembaga Mahasiswa Psikologi nyebar angekt ke mhs 2004-2006 untuk mengetahui opini temen2 ttg ospek, apa aja yg perlu dan gak perlu di pertahankan.

pas kuliah bersama bapak wakil dekan 2, bidang kemahasiswaan, bliau bilang Psikologi mo bikin gebrakan dalam PRK, dimana gak ada lagi kekerasan, bentak2an, or apalah itu namanya… biar ospeknya lengi nyikologis.

PRK 2006 lalu sih di isi dengan success skill. tapi, menurut beberapa panitia, peserta jadi gak fokus sama training yang diberikan, ya, knp lagi kalo bukan gara2 kecapekan dibentak2 n dsuruh bikin tugas yang entah buat apa gunanya. beruntunglah saya, angkatan 2005, mendapatkan success skill bukan pas PRK.



48. ino Says:

hmm,, temen2 panitia PRK 2007 (PRK:Psikologi Rumah Kita. ospeknya fak. psiko UGM) udah baca tulisan ini belom ya? yang jelas, di minggu terakhir kuliah kemaren, temen2 dari Lembaga Mahasiswa Psikologi nyebar angekt ke mhs 2004-2006 untuk mengetahui opini temen2 ttg ospek, apa aja yg perlu dan gak perlu di pertahankan.

pas kuliah bersama bapak wakil dekan 2, bidang kemahasiswaan, bliau bilang Psikologi mo bikin gebrakan dalam PRK, dimana gak ada lagi kekerasan, bentak2an, or apalah itu namanya… biar ospeknya lebih "nyikologis" n bisa jadi contoh buat temen2 di fakultas lain.

PRK 2006 lalu sih di isi dengan success skill. tapi, menurut beberapa panitia, peserta jadi gak fokus sama training yang diberikan, ya, knp lagi kalo bukan gara2 kecapekan dibentak2 n dsuruh bikin tugas yang entah buat apa gunanya. beruntunglah saya, angkatan 2005, mendapatkan success skill bukan pas PRK.



49. deeand_ps2 Says:

hidup mahasiswa!! itu dah tradisi, cuma terjadi pergeseran, mahasiswa sekarang segitu emahnya kah hingga takut OSPEK….gimna mau berhadapan dgn pEmerintah klo g2 aja takut…hem….



50. kenz Says:

@deeand_ps2
logika yang aneh… apakah tugas mahasiswa untuk berhadapan dengan pemerintah … ??? pantas saja jika Indonesia tak pernah maju… tugas mahasiswa adalah sebagai agen of change …. membetulkan sistem yang salah dan bodoh… kalo pemerintah benar ya ngapain perlu dilawan… tapi kalo sesama mahasiswa sendiri yang menindas… hanya satu kata deh… LAWAN !!!

tidak mau ikut OSPEK bukan berarti lemah… juga bukan berarti takut… setiap orang punya kebebasan untuk menentukan pilihannya… jika memang kegiatan tersebut tidak memiliki nilai positip, kenapa harus ikut?



51. miya Says:

OSPEK itu perlu tp gk hrs dg cr kekerasan! OSPEK itu menyenangkan lg ngapain hrs ditiadakan??



52. nina Says:

Bwt panitia PRK 2007, SMANGATTTTTTTTTTTTTT! aq pcy kok kl PRK kali ni bs sukses…



53. miamey Says:

PENGUMUMAN ! BIla masih ada ospek bernuansa plonco, segera hubungi yang berwajib dan lembaga bantuan hukum yang kualified. Segera juga bentuk komunitas Lawan Ospek Plonco beranggotakan mahasiswa, dosen, intelektual kampus,civitas akademika dan orangtua mahasiswa serta masyarakat. Seandainya bapak Munarman SH. mengetahui hal ini, insya Allah beliau mendukung.



54. Nilla Says:

OSPEK memang msh menjadi kontroversi. Tergantung bagaimana OSPEK yg pernah dialami masing2 org dan bagaimana cara pandangnya thdp hal tsb.

Kalo menurut gw yg pernah jd peserta dan panitia OSPEK, OSPEK itu ga perlu sampai dihapuskan. Karena OSPEK yg gw alami benar2 bermanfaat dan kerasa bgt manfaatnya sampai skrg. Mungkin emang karena gw melihat banyak sekali sisi positif dr OSPEK yg gw alami, yg mungkin ga akan gw rasain kalo gw ga ikut OSPEK. Meskipun yg jeleknya jg ada! (waktu angkatan gw maksudnya).

Namun, segala kejelekan2 OSPEK yg sempat angkatan gw alami dulu, menjadi pelajaran bagi kami utk membuat pembenahan OSPEK yg kami tangani tahun ini. Banyak sekali yg berubah, banyak sekali hal2 yg ga perlu dan ga penting yg dihapus, hingga tersisa hal2 yg perlu dan bermanfaat utk peserta2 OSPEK.

Jd, gw harap kita lebih objektif lg dlm menilai sesuatu. Baik atau tidaknya ya tergantung bagaimana prosedur pelaksanaannya dulu. Jangan terlalu mengecap JELEK atau BAIK sesuatu kalau kita ga paham betul pelaksanaannya! Yg perlu dipikirkan bukan SETUJU atau GA SETUJU dgn pengadaan OSPEK. Sekali lg, itu relatif! Tergantung bagaimana pelaksanaannya. Tp yg perlu dipikirkan adalah bagaimana membenahinya agar dr tahun ke tahun menjadi sesuatu yg lebih baik lg!

Sadarlah, sekian banyak yg bilang GA SETUJU dgn adanya OSPEK, tp jg ga sedikit loh, yg benar2 merasakan manfaatnya OSPEK! Dan gw jg sampe skrg ga merasa bahwa OSPEK itu adalah suatu pembodohan! Buktinya kenapa gw n temen2 masih banyak jg yg dapet beasiswa, bahkan sampai ke luar negri pula! Banyak yg sukses di ORMAWA, bahkan LDK kami terkenal paling "beres" sekampus! Padahal kami semua di OSPEK! dan kami sama sekali TIDAK MERASA BODOH karena pernah ikut OSPEK! Kenapa? Karena OSPEK yg gw n temen2 alami benar2 "membentuk" kami ke arah yg lebih baik! Mudah2an hal tsb jg dapat dirasakan oleh penerus2 kami nanti.. (utk yg ga suka dgn istilah senior-junior)

Maka, yg perlu dibenahi sebenarnya bukan hanya bentuk pelaksanaan OSPEK nya aja, tp jg cara pandang dan berfikirnya! Bijaklah! Pikirkan manfaat dan mudharatnya. Kalo memang lebih banyak mudharatnya, lebih baik dibenahi! Kalo lebih banyak manfaatnya, amat sayang utk dihapuskan…

Itu hanya sekedar pendapat gw aja, loh! ;) Dan gw yakin, banyak teman2 yg intinya berpendapat sama dgn gw (melirik komen2 di atas)

-salamdamai- xD



55. Satria Bagus Says:

OSPEK……..OSPEK……..!!!!
MENYEBALKAN!!!! Buang buang waktu en DUIT AQ!!!!
AQ CUAAAPPPEEEKKK!!!!!
Sbenere OSPEK tu diisi kegiatan ramah tamah kakak senior, trus seminar,debat,diskusi!!!
Kan tambah asik…Ga bkin tugas2 yang ga jelas itu



56. urbanus avelb Says:

saya setuju dengan wacana menghapus ospek. kalau ospek jadi dihapus maka harus ada pengganti ospek yang tujuannya untuk menyiapkan mahasiswa baru masuk kuliah.

dalam pekerjaan itu disebut sebagai pra jabatan atau on the job training maka mahasiswa baru perlu diberikan pelatihan sebelum kuliah. metodenya harus jelas dan mengikuti sistem kerja modern. itu lebih profesional.



57. here u me Says:

wadoooooooow
mau jadi orang orang aja cucah………………
dah mah kita kuliah bayar ………..
eh…………………..
malah mau dikerjaiiiiin……
hik………hik…………….hik……………
betul nggaa prend?



58. gie gie Says:

kaya nya ospek di indonesia harus di hapuskan selamanya.soalnya watak keras di panitia-panitia ospek tuh udah berakar banget.lagian pelajar pelajar di indonesia kan g butuh ospek lagi.



59. ebet Says:

cuma ngomong "bubar", bertindak donk



60. Kenz Says:

@ebet
daripada anda yang komentar doang… :(



61. ucipop Says:

yang punya blog pernah merasakan dapet tanggung jawab untuk mengadakan ospek (bener2 perkenalan kampus dan akademik), ga? kalo pernah.. bagaimana hasilnya? pernah evaluasi? kalo pernah, dan sudah dievaluasi bagus, ya.. lebih baik begitu, kan? just prove it.
saya sudah membuktikan, dan berat. tapi bisa.. walau jangan berharap banyak, karena manusia berproses.
jadi, akan lebih efektif, jika.. stop talk dan start action! ok?
hidup biologi ITB!.. hehe..



62. Kenz Says:

@ucipop
salut untuk kesuksesan anda menjadi panitia penyelenggara ospek tanpa kekerasan… saya sendiri harus puas dengan menjadi korban dan juga menjadi panitia banyak ospek yang cenderung diwarnai kekerasan pada masa lampau. minta bukti yang mana? lah wong saya sudah tidak jadi mahasiswa s1 dan dibawahnya lagi.. mana bisa jadi panitia ospek, dan lagi pake evaluasi-evaluasian segala…. justru saya ini ingin urun rembuk sama sampean-sampean yang masih muda ttg masalah ini… trus bagi sampean yang jadi pelaksana dan yang sudah sukses melakukan action.. kemudian bisa diceritakan bagaimana evaluasinya dengan talk-talk di blog ini…

emang keliatannya saya talk only… lah sampean-sampean juga komentar doang.. talk only juga kan… justru kalau ada orang yang mengatakan bahwa dirinya sudah bisa mengadakan ospek anti kekerasan tapi gak mau cerita hasil evaluasinya kayak apa? itu talk only yang sebenarnya… sesumbar sukses tapi tidak mau membagikan ide atau informasi….. itu juga talk only…

buat saya mah.. silakan talk-talk…atau urun rembuk… bicara bermutu lebih baik dari cemoohan atau sesumbar sukses…



63. aku Says:

Haluw… Q mahasiswa baru UGM th 2008/2009, (blum registrasi, ntar tgl 26), lagi jalan2 di web n nemu tulisan bagus ini(emang sengaja nyari deng aslinya). Temenkyu di ITB, juga lagi menghitung hari, termasuk hari ospek, n takut dia katanya, h…
To the point. Akyu gak nyangka di universitas kelas dunia kayak UGM masih ada main baseball perlengkapanya:tongkat baseball, busur panah ma tongkat kayu. Sejak kapan pitcher ngelempar pake busur? (?)
Q heran knapa d negeri yang mlarat ini, sistem pendidikannya masih mengandung kekerasan, feodalisme, hal2 nggak rasional. Masa belajar keberanian kaya gitu? Coba aja anak2 habis di OSPEk, suruh ndemo DPR masalah BBM, berani gak tuh?
OK. I against bullying n the bullies(band apaan tuh?sorry ya kalo ada band yg namanya itu) n i disagree if that UNbeneficial n harming culture is inserted in OSPEK(grammar ancur, toefl brapa ya?). I’m experienced with bullying n i got nothing from it. I wasn’t smarter, braver, more beautiful (lho?), but i got tiredness, unreasonable fear, bad mentality(masa?). Dulu ada anak asmanya kambuh waktu MOS, kasian banget tu ngeliatnya. Ok, makasih ada yang peduli masalah seperti ini(bahasanya), well, sekian, mohon maaf lahir batin (formalnya..)



64. devito Says:

kalo ospek bisa menimbulkan tekanan psikologis..
lalu bagaimana kalo ada kampus psikologi yg masih melakukan ospek dengan cara kekerasan seperti itu??

apakah bentakan juga bisa dapat dimasukkan ke dalam tindakan kekerasan??
terimakasih..
^^



65. killthefuckinsenior Says:

fuck ospek,bikin relationship ama senior tmbh rusak.huh!!!!buang2 waktu bikin TRAUMA buat yang otaknya yang agak perasa.FUCK!!!DELETE OSPEK!NEGRI LUAR LEBIH MAJU KARENA TIDAK ADANYA HAL PENEKANAN SEPERTI INI YANG TIDAK BERGUNA!!!!!!!!!!!!!KALO INDONESIA MAU MAJU HANCURKAN PENEKANAN YANG TIDAK BERGUNA INI !!!!!!!!FUCK OSPEK !!!!!!!NO ONE WANT THIS!!!DO YOU HEAR ME YOU SENIOR SON OF A BITCH LAMB!!!!



66. litasari Says:

Percaya atau tidak, saya pernah melakukan survey, ternyata banyak mahasiswa baru terkesan dengan pelaksanaan ospek bukan pada materinya tapi pada penggojlokannya. Hal inilah yang paling berkesan bagi mereka, tapi ketika ditanya apkah mereka ingin di ospek lagi, rata-rata dari mereka menjawab ‘tidak!’ …. Rata-rata mahasiswa senior pun menolak dengan tegas bila ospek ditiadakan… do you have idea, what’s going on here?!?



67. sasal Says:

yang jadi pandangan anda ospek yang gmna….

kalau ospek sebagaio perpeloncoan mending SENIORNYA DI BUANG KELAUT AJA

tapi klo untuk membina,,, dan bisa di pertanggung jawabkan kenapa tidak… daripada ,, g da kesannya menjadi mahasiuswa baru…

yang say soroti justru orang yang mengganti pembinaan bagi layaknya seorang mahasiswa,, dengan kegiatan2 hiburan yang mendidik maba menjadi orang2 HEDON



68. 88th Says:

nyesel bisa kenal ma kampus.



69. risma Says:

emang kalo dipikir ospek itu pembodohan persis pikiranq pas mengalaminya TAPI kalo dipikir lagi itulah seninya qt bisa ingat kenangan pahit dan manisnya ospek.g enak bgt kalo ditanya gmn ospek loe??biasa aza tuh..garing kan!!qt anggap ja ospek itu seperti kehidupan g semuanya berjalan mulus dan indah seperti harapan anggap ja latihan mental boo…



70. berty Says:

ya tergantung content acara ospeknya tuh…
kalo di kampus gw, komunikasi UI sih ospeknya seru bgt… bener2 menggambarkan dunia kerja dan memupuk rasa solidaritas antar angkatan gw dan angkatan atas2. content acaranya seru… banyak praktek yang berkaitan dengan kuliah dan dunia kerja, games, ngobrol sama senior yang uda sukses untuk memotivasi diri, dll.
gw setuju bgt ma yang namanya ospek… asal dirancang dengan tujuan yang mendidik dan memotivasi. HIDUP OSPEK!!



71. cool Says:

kalo menurut aku itu semua tergantung darimana daerah kamu berada terus terang aja di kampus q bener2 butuhin apa tuh ospek. Dari ospek dengan kekerasan hingga tidak ada kekerasan sama sekali. Jujur aq dari fakultas teknik,dan bener2 butuhin kayak gitu, bahkan dosen-dosennya lebih parah lagi, mungkin gak ada apa2nya senior q.

Apa yang aq dapet dari ospek q sangat berguna walaupun didalamnya masih ada kekerasan, dalam kehidupan akademik pun hingga akhir ini ternyata hal tersebut sering kerap kali terjadi dan bukan oleh senior, memang sistem disetiap wilayah berbeda, ya bagaimana lagi kalo menurut q sangat sayang sekali ospek itu dihilangkan. Ini hanya pendapat saja.



72. hiroshi Says:

Sebenarnya OSPEK memang guna bgt bagi kita yg masih newbie…

tapi, Gwe setuju bgt klo memang ospek dihapus. Nama ospek sekarang bagi gwe udah kayak latihan militer yg gunanya cuma buat para senior puas sama ‘siksa’ dgn mahasiswa baru. Oke deh, kita liat mungkin ada alasan kenapa ini berlaku. Yang katanya “biar mental anak2 indonesia lebih hebat” lah, yang lagi katanya “Agar kalian bisa saling akrab” lah..

Padahal, ngelawan negara luar aja belum tentu mau ikutan. Yang ada cuma protes sama presiden, nyuruh2, ato nindas mahasiswa baru. Belum lagi klo seniornya itu rajin ngepelonco mahasiswa baru,Eh.., ternyata sewaktu di kampus IP nya g lebih dari 2. Jadi, buat apa yang namanya OSPEK, toh klo kita sendiri g bisa bertanggung jawab dgn perbuatan yg membuat mahasiswa baru dendam dgn para senior/ kita2..????Dan gwe jadi mengerti kenapa yg namanya OSPEK tetap kekal di kalangan mahasiswa…

Gwe sendiri kadang sedih ngeliat mahasiswa baru di gudeg ma senior2nya. Ada juga yg jadi trauma kalau bergaul ma kami2(padahal gwe g salah). Pokoke hal2 buruk tentang senior2 dan juga kami2 masih saja berbekas dihati mereka sampai ada tempat pelampiasan mereka. Beruntunglah mereka yg terpilih nantinya jadi senior2 murid2 baru di masa depan. Yang g??
Pasti masih sakit hati…

Kalau aja gwe bisa menyampaikan pesan ini dan saran ini dan juga saran2 ke Depdikbud dari kalian yang setuju OSPEK dihapuskan, gwe sangat2 bersyukur karena ini berarti menghilangkan mental orang indonesia yang cuma berani ma yg lebih muda dan juga menghilangkan sifat pendendam sesama bangsa..

Mudah2an salah satu anggota di Depdikbud ada yang ngeliat….



73. Tinjauan Kritis Ospek Perploncoan Mahasiswa Baru | AkhmadGuntar dot com Says:

[...] telah banyak kritik dan penentangan dari masyarakat. Ada banyak yang mengajukan argumen tentang mengapa ospek perploncoan harus dihapuskan. Nah, tulisan saya berikut adalah tentang mengapa ospek perploncoan masih terus lestari hingga [...]



74. AH Says:

OSPEK t kalo kayak luar negeri, yg cuma pengenalan kampus z,gpp…
Tp di sini ampe bentakan n sok kuasa, pa ketularan budaya penjajahan???
Skrg kan da merdeka…
Parah2…



75. phipet Says:

ga usah dihapuskan, karena ospek tu melatih kedisiplinan, kekompakkan dan silaturahmi antara senior dan juniornya…

akan tetapi jangan sampai ada unsur kekerasan. itu mah gawat…
klo push-up, sit-up, rolling, disuruh lari2 karena membuat suatu kesalahan itu mah biasa… wajar dong klo salah ad hukumannya.. asalkan kesalahan tersebut tidak dibuat-buat.



76. metalhead156 Says:

ospek?.. buat apa sih ada ospek? suatu tujuan yg mulia??.. BULLSSSHITT !!. negara2 lain aja yg lebih maju gk ada tuh ospek2an. norak dasar



77. NuRuSSaDaD pOEnyA™ » O S P E K Di IPB Says:

[...] mau bahas pro kontra tentang OSPEK itu sendiri, coz dah banyak yang ngebahas hal itu. Seperti di sini dan di sana. Melainkan mau menceritakan OSPEK di IPB secara [...]



78. rejalmaghrum Says:

HAHhhhahahahahha….

OSPEK tu buat anak anak culun yang ketakutan dimarahin ama senior nya.
mana di UGM sekarang ada ancamannya lo kalo ga ikut OSPEK.
“sertifikat dari OSPEK akan digunakan sebagai syarat skripsi”.
hwekekekekeke….
skripsi matane…
mahasiswa baru mana ada yang mikir skripsi, masih 4 taon lagee…
apa ga pada mikir ya tu ?
kok bisa pada lulus SMA dan diterima di YUJIYEM ya… ?



79. Kriteria Ospek Pembodohan Says:

[...] Baca artikel ini: 10 Alasan Mengapa Ospek Harus Dihapuskan Dari Sistem Pendidikan di Indonesia [...]



80. zorro Says:

ospek, bukan dihapus tapi diperbaiki niat panitia, sistim dan sistem dari ospek itu…dari tahun ke tahun tujuan ospek memang tidak berubah, tapi persepsi panitia yang berubah terhadap ospek…tdk bs dpungkiri ospek jadi ajang balas dendam dan aktualisasi diri para senior…namun ospek bukan tidak ada manfaat sama sekali…hal ini dapat kita lihat dari beberapa komentar di atas…
menurut gue : ospek bukannya harus dihapus, tapi diperbaiki …!
(di kampus kami) busur, pentungan atau apapun tidak digunakan para panitia untuk membunuh dan menyakiti peserta ospek, tapi hanyalah sebagai alat bantu membuat setting n background kepahitan dan kekerasan hidup…yang memang, banyak mahasiswa yang sudah mengalami pahit getir kehidupan dibandingkan panitia..akan tetapi juga masih banyak anak manja yang selalu terkurung dalam lingkaran kehidupannya sendiri…
tujuan ospek secara umum adalah mengenal lebih dulu lingkungan kampus, mulai dari senior, dosen, staf, satpam, CS, asrama, taman, kantin, cara belajar, etika terhadap dosen dan senior (bukan minta hormati, tetapi memang seharusnyalah yang junior menghormati, dan yang senior mengayomi) dan bahkan segala suasana kampus…ospek juga bertujuan mempersiapkan mental seorang generasi penerus bangsa yang siap menghadapi segala tantangan, baik sewaktu masih kuliah maupun saat mengabdi kepada negara dan masyarakat…
apabila seseorang mengalami kepahitan yang amat sangat, dia akan sangat mensyukuri apabila mendapatkan sedikit manis…sebaliknya, orang yang terbiasa dengan yang manis, akan sangat kesulitan ketika mendapat sedikit kepahitan…!!!
marilah jangan berdebat yang ini baik dan yang itu buruk..tetapi kita cari solusi terbaik…
dan menurut gue pribadi ospek cara lama masih bermanfaat, dan hanya perlu sedikit perbaikan, yaitu persamaan persepsi dan tujuan panitia dan institusi yang bersangkutan, serta adanya batasan-batasan kekerasan (kalau hanya bentakan, sedikit push-up, lari-lari kecil, itu ga akan mencelakakan dech…tugas-tugas yang kadang ga masuk akal bisa melatih kreativitas dan mengasah otak kiri dan kanan sekaligus…pergi pagi ke kampus, asal jangan lewatkan shalat subuh, melatih kedisiplinan dan membuang kebiasaan malas bangun pagi bagi mereka yang biasa shalat subuh hampir waktu Dhuha..bisa dibayangkan kalau terbiasa tidak disiplin, seandainya waktu kuliah jam 08.00, tetapi mahasiswa banyak yang masuk 8.15, apa dosen ga dongkol?…atribut-atribut yang aneh melatih mahasiswa disiplin memakai seragam yang telah ditentukan pada waktu kuliah, catatan:biasanya institusi pendidikan kesehatan mewajibkan mahasiswanya memakai seragam kampus…
.* sebagian teks hilang



81. joe Says:

pengecut lu kenz….!!!lembek…. jgn mental krupuk…



82. Andrik Rockz Rizwand Says:

logika yang aneh… apakah tugas mahasiswa untuk berhadapan dengan pemerintah … ???’…ya iyalah..walaupun secara tidak langsung, yaitu melalui pembentukan karakter dan mentalitas yang kuat…’ pantas saja jika Indonesia tak pernah maju… tugas mahasiswa adalah sebagai agen of change …. membetulkan sistem yang salah dan bodoh… kalo pemerintah benar ya ngapain perlu dilawan… tapi kalo sesama mahasiswa sendiri yang menindas… hanya satu kata deh… LAWAN !!!’tapi ospek bukan penindasan…!!!hanya orang yang berpandangan dari satu sudut saja yang beranggapan begitu…’

tidak mau ikut OSPEK bukan berarti lemah… juga bukan berarti takut…’tapi tidak bisa menilai suatu tantangan dari sisi positif dan hanya membesar-besarkan sisi negatifnya saja’… setiap orang punya kebebasan untuk menentukan pilihannya…’dalam kehidupan kita memang harus memilih, tapi ada kalanya kita kita tidak bisa menentukan pilihan sesuai keinginan kita..misal anda tidak suka mata kuliah statistik, karena anda tidak suka maka anda bolos dengan alasan anda berhak menentukan pilihan…’ jika memang kegiatan tersebut tidak memiliki nilai positip, kenapa harus ikut?’kalau memang diharuskan ikut, kenapa ngga…dan ospek bukan tidak memiliki nilai positif…
:
sebenarnya anda telah mempraktekkan dendam anda ketika ospek dengan membalasnya, dengan cara memusuhi kegiatan ospek yang anda sendiri sebenarnya mengakui hal tersebut bermanfaat…



83. Bis0n Says:

bagi yang tidak mengerti hakekat dari ospek!!!

mending gk usah kasih kometar!!!



84. kenz Says:

@Joe
mental krupuk cuma dilihat dari ospek? :D

@Bison
maaf ya, gaya bicaramu seperti aparat yang maen ancam.

Silakan bagi yang ingin berkomentar tentang ospek, meski tidak mengerti hakekat ospek silakan berkomentar, tak perlu takut dianggap pengecut atau lembek. Baik setuju atau tidak, silakan ajukan alasannya, jangan hanya bisa mengecam dan mengejek (tunjukan kalau anda punya otak tidak hanya main bentak dan tendang seperti panitia ospek). thanks :D



85. Danan Says:

aku stuju mas..ospek hrs diganti ke bentuk lain yg berguna.
kalaupun ada yg namanya TATIB, seorang tatib seharusnya bukanlah org yg suka bentak2, pasang tampang sangar n bahasanya mengintimidasi mahasiswa baru. Aku pernah menantang TATIB dengan memasang FOTO SAYA YANG MASIH BAYI di buku mahasiwa baru. saya dibentak habis2an. tp bentakan mereka merupakan bahasa intimidasi. contoh : “Lo sapa sih di sini..!!? anak br aja blagu..! ga usah blagu lo..!! Lo bukan apa2 di sini..!”
Bagi saya ia hanyalah TATIB yg sexi (kbetulan cewek yg bentak saya) tp bodo…klo ia cerdas, ia akan bilang, contohnya, “mas fotonya salah, seharusnya tidak sperti itu.”
Itu pendapat saya. thnx…



86. Apa sih yang bisa dibanggakan dari OSPEK..? « Sebuah Catatan Kecil Says:

[...] lebih lanjut udah dibahas disini atau juga disini, yang jelas paradigma “OSPEK” kita sudah sangat buruk sehingga orang [...]



87. Si CUPU Says:

……
mas kyknya anti ospek yah ?
wah2..

ad yg masalah dgn lingkungan ospeknya..
hehe

^ ^

tp tulisan mas di blog ini bagus juga, mengundang pro dan kontra…
hee…

mungkin mas bs jd wakil rakyat,

tp maaf mas,
sy sebagai orang yg mengalami kekerasan fisik
dr sy MOS SMA, Paskibraka Daerah, sampai sy jadi pelatih paskibra smp,
sy tidak menemukan hal2 yang jadi alasan sekuat apa yg mas keluhkan untuk menghapus ospek… Karena yg saya ambil dr pelaksanaan kegiatan tersebut adalah hal2 yg bisa sy ambil hikmahnya, bukan ap hal yg harus sy keluhkan….

Ortu sy sangat welcome sy dididik seperti itu…

semua itu ada positif dan negatifnya..
ada yin dan yang,

tp salut buat mas, berani menulis eperti ini…
mungkin senior yg ng-ospek anda juga akan “salut juga:
strong bangedh mas !
hehe

sukses ya mas….
sy agak gregetan bc comment2 dsini, hehe…

Semangadh !

[dibalikhujanPASTIADAPELANGI]
buat semuanya dan aq juga

semoga bangsa ini,aq,dan qt semua
bisa gak hanya melulu mengeluh…..



88. ?? Says:

setuju Apus aj ospek ………



89. MR.RIUS Says:

DI kampus W OSPEK GK ada namanya plonco-an yang ada hanya KEBERSAMAAN…..dimana kita dilatih untuk saling kompak satu sama lain dan juga dilatih mental yg kuat untuk menghadapi bahaya yg ada didpn….jgn pernah takut menghadapi bahaya yg ada dijalan tapi hadapilah dgn kreatif…….ketakutan hanya kita yg buat…….smua manusia punya impian, akan tetapi karena dibayangi ketakutan maka seseorang tdk brani mengambil tindakan sehingga mereka tdk dpt mencapai impiannya…sering X kita melakukan sesuatu kita selalu mengatakan tdk bs padahal kita bisa…ketakutan seperti ini hanya akan menghalangi keberhasilan seseorang…ketakutan hanya ada dlm pikiran kita jadi buanglah jauh2…..EVERYONE IS NO.1 C U….(^_^!)



90. mazri Says:

Ospek is bullshit!!!!!



91. wendre@rese Says:

Hik.. hik.. satu dasa warsa ga sekolah kini mau kuliyah lageee… mau di ospek minggu depan.. hi… kayak apa yah… soal yg bakal ngOspek anak2 yg notabene jauh usianye dibwah gue………. hehehe…..



92. shinji Says:

tiru negara2 maju, mana ada ospek2an….pantes aja indo ga maju2, berkembang terus (apanya yg berkembang yea? polusi n utangnya?), ckckck…
ospek is a total bullshit, memang ada sisi positifnya tapi negatifnya ga kalah banyak, itu yg bikin ospek bner2 a dumbshit event. Kenapa ga bikin orientasi yg cuman mengandung sisi positif?

scara psikologis anaq2 pada trauma, ketakutan karna hukuman2 ga jelas.
sbg contoh, makan satu permen untuk satu grup, kasi hukuman ga pake otak; seandenya salah satu anggota mengidap penyakit yg tidak diketahui spt HIV satu kelompok bisa kena smua kan.
It may sound stupid but IT IS POSSIBLE.

scara fisik, anaq2 pada kecapean karna melakukan kegiatan tarzan yg sama skali ga ada hubungan sama akademis, belom lagi musti berjemur d bawah matahari atau hujan2an yg pasti ga bagus buat kesehatan.

positifnya? bner2 terbatas dengan hubungan atara sesama teman yg dgn cara lain juga bisa draih.

ospek itu persiapan masuk kuliah atau tentara? Kuliah mana ada belajar outdoor d bawah matahari, ato sambil hujan2an or sambil lari keliling lapangan.
Bner2 ga ngerti bagaimana smua hukuman2 tersebut mempersiapkan seorang mahasiswa untuk menghadapi dunia belajar.

Panitia2 ospek kalo dtanya alasan knapa ospek di adakan, bilangnya melalui ospek anaq2 baru bisa menjalin hubungan lebih cepat satu antar lain karna merasa senasib spenanggungan.
Bego abiz, ngapain musti menjunjung tinggi the stupid “gotong royong?”
snasep spenanggungan, RUBBISH. Tmen loe loncat dari gedung, loe juga ikutan?
Loe ga salah tapi tmen loe yg salah, loe juga ikutan dhukum??
tmen loe yg kriminal, loe juga pengen ikutan masuk penjara?
apa itu yg mau d ajarin ama ospek yea?

On the other hand, bner2 ironic, mahasiswa pada demo smua (pengen democracy) tapi di tempat kuliahnya sendiri menanamkan dictatorship melalui event orientasi ga bner (ospek).

Mahasiswa juga ga sbego itu, ga perlu ospek mahasiswa juga bisa make friends sendiri.

Well, manusia2 prasejarah yg masi pengen ngadain ospek…can’t b helped. Stop being dumb, there’s a better way to do it, then why not?



93. shinji Says:

Oh yea, and bagi yg support ospek, kalo bisa sebutkan sebanyak2nya sisi positif yg anda bisa dapet dr ospek.
Gw yakin ga bisa mengimbangis sisi negatifnya.
Ospek mustinya dhapus aja, dganti dengan orientasi yg bner2 mempersiapkan mahasiswa ke dunia kuliah.

Si cupu yg sok tau bilang yin yang segala, please pake otak.yin and yang ga berlaku di ospek.

Lebih banyak hukuman drpd rewardnya. yin n yang need to be balanced to create a stable existence.

Lagian this is not keluhan but the truth, and we seek for better ways to do it. Please evolve quickly, jangan terjerat sama metode2 prasejarah, it doesn’t suit our time.



94. free Says:

gara2 ospek kami seangkatan ingin ospek tsb benar2 dihapuskan. tapi, Ospek 3 hari itu tidaklah masalah besar. yang pasti jangan sampai ada ospek lanjutan.



95. JJ Says:

cara utk hormat dgn senior bkn dibangun dgn kekerasan. justru krn ada ospek ini junior bknnya segan malah menjadi takut bertatap muka dgn senior. Ubah…. OSPEK



96. Mr. Says:

Sebenarnya ngak ada gunanya. Itu hanya untuk kesenangan semata,kalau mau ditindak tegas musti pemerintah yang mengeluarkan undang-undang untuk melarang keras !!!
Bagi yang melanggar,maka kampusnya akan di tutup….
tapi pemerintahnya berani ngak mengambil keputusan?
Jangan cuma gara-gara duit,tidak memikirkan nasib-nasib siswa ataupun mahasiswa baru !!!!!!!!!!



97. .raahmaa. Says:

bnerr bgt touwhh…
ospek hruuzz d hapuss!!
mnruut gw ospek tuwh cm hibuuran smataa bwt senior yang jd panitia ospek..
tpyy,, mnuruut gw lg,, pas giliran lo yg jd panitia ospek,, lo pzzty nolak bratt ttg pnghapusan ospek??
gimanaa??
loe stujuu??



98. Silentlover Says:

Biasanya, senior yang paling ngejago waktu ospek tuh yang paling ngga bisa ngapa-ngapain alias tong kosong nyaring bunyinya..
Mereka cuma pengen nunjukin diri mereka eksis aja, soalnya melalui cara ‘otak’ tuh mereka ngga bisa..



99. Ace Says:

aq dah bosan jadi panitia Ospek (3 kali)!apalagi jadi peserta (takkan ada yang kedua kalinya) ..hehehe
Well…Mas Kenz, kalo misalnya Ospek itu adalah keputusan dari para petinggi kampus yang harus dilaksanakan (masih pakai pola yang lama, yaitu kekerasan)..dan yang ditunjuk sebagai panitia pelaksananya adalah mahasiswa/i senior dari kepengurusan HIMA,SEMA,BEM atau organisasi mahasiswa lainnya..bagaimana sebaiknya sikap kita jika berada di posisi pengurus organisasi mahasiswa tersebut?apa yang harus kita lakukan?



100. banu Says:

setuju ospek harus dihapus dari daftar tradisi penerimaan siswa baru. kalo gk sekarang kapan lagi………..



101. junk Says:

komentar saya cuma satu:

No coment…..



102. oned Says:

1 orang lagi “tewas” saat ospek di ITB



103. MISTER.. YYY... Says:

Ya ya… ONED… Tadi gw nonton beritanya…. Nggak malu apa… ITB nelan korban….HAHAHAHA…. Kalau gw yang punya tuh kampus, malu besar gw…. Langsung nggak ada minat gw buwat maksud

Tujuan OSPEK itu sebenarnya apa sich? Di negara maju kayak Amrik atau Jepang juga ngadain OSPEK, tapi modelnya nggak kayak kita-kita di Indonesia… Mereka orientasi, ya betul-betul orientasi…. Bukannya pake kekerasan dan apalah…..

Gw pengen liat tuh panitia OSPEK nya ITB yang fakultas Teknik Genoside atau apalah namanya …. Baru mahasiswa udah ngebunuh orang, gimana kalau kerja nanti loe…Biar tau rasa…. Eh panitia, asal loe tau ya…. Harga Nyawa itu masih jauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuh lebih mahal daripada 10000000000000000000000000000000000000000000000000000 macam orang kayak lu dijual…… Gila loe…!!!1



104. MISTER.. YYY... Says:

Dan bwt de rahma (no.97), kita seneng jadi panitia ospek karena kita punya rasa dendam sama senior kita, dilampiaskan ke junior kita…..

JUNIOR KITA SALAH APA DE RAHMAAAA?



105. nadh Says:

makanya saya ga dateng ospek kemaren.
*kemareen dulu ituu. hahaha.



106. Iro3ns Says:

bagus bos…..tulisanya…blh tuker2 link ga nih



107. minimi Says:

saya juga setuju tentang penghapusan ospek. Lebih baik diganti dengan hal-hal yang lebih baik dan lebih mendidik jika harus dibandingkan dengan ospek yang hanya menampilkan kecapekan buat mahasiswa baru maupun panitia.

Di kampus saya entah kenapa, walaupun ospek masih diperbolehkan tapi tetep kekerasan masih ada. saya yang waktu itu jadi panitia aja masih mikir “ya ampun….ospek apa-apaan ini?”

disuruh manjat pegunungan di malam hari, makan pete dengan paksa, makan permen yang udah dimasukin ke ketek, jorok banget.

Dan apa sih fungsinya?

Malah si senior maksa minta inagurasi pas akhir2nya.

Dan untuk buat acara ospek yang kayak gitu tuh, mereka butuh duit ratusan juta.

Daripada ngeluarin duit banyak2 buat hal2 yang nggak bikin badan sehat,

mending duitnya disimpen jurusan buat nanti2 mau bikin acara pameran atau apaa.

ospek menyedihkan. masih aja ada. masih dipaksa. dan masih ada yang mau ikutan (karna dipaksa kalo ga ikut ga jadi himpunan).

daripada balas dendam sama junior gua malah pingin bentak2 tuh si senior.



108. Alleria Says:

wah2 keren mas nulis kayak gini sampe banyak yang comment..

ospek memang sangat menyebalkan. tapi semua itu ada hikmahnya. dalam ilmu psikologis, seseorang dapat mengeluarkan kemampuan terpendamnya saat berada di bawah tekanan.

saya ga tau bagaimana sistem ospek di kampus mas, tapi di kampus saya, bentuk ospek lebih demokratis. kalo dlu junior harus patuh sama seniornya, no matter what, di saya junior justru diberi kebebasan bicara, jadi semua pihak berhak bicara. contoh : kemarin saya menjalani ospek yang berupa simulasi sidang mahasiswa. dalam sidang yang berkembang menjadi sebuah perdebatan itu seringkali muncul ekspresi yang datang dari dalam diri. banyak senior dan junior yang menyampaikan pendapatnya dengan berapi-api sampai bentak. dan saya yakin kalau ekspresi itu dipendam, terasa kalo jantung ini akan meledak. saya rasa ospek merupakan ajang pelatihan untuk menghadapi situasi ini.

saya memang sependapat bahwa ospek mode lama harus dihapuskan, namun ospek itu sendiri harus tetap hidup. saya memang junior tapi dari ospek saya juga merasa bahwa senior2 saya adalah keluarga saya juga, tempat kita meminta bimbingan dan latihan dalam menjalani kehidupan sebagai mahasiswa yang sebenarnya. karena sebagai mahasiswa, hidup mengejar sks saja tidak cukup, terlalu sempit kampus itu kalo cuma ngejar sks…

dan ospek merupakan sarana yang sangat ampuh untuk menanamkan nilai2 hidup sebagai mahasiswa yang sebenarnya.

trima kasih.



109. Alleria Says:

@shinji:
negara2 maju memang jadi maju bukan karena ospek, tapi karena kritis. di kita mahasiswa belum kritis. anda harus tau bahwa ospek itu melatih daya kritis mahasiswa. ingat bung, diantara mahasiswa ini 15-20 tahun kedepan bakal ada yang nantinya duduk di kursi2 pemerintahan. mereka itu harus kritis dan peka terhadap keadaan yang ada.



110. septian Says:

sip , buat tuliasan lagi dong



111. red_campus_unhas Says:

ah..dasar cemen lu!!!!



112. senandung Says:

aku ga stuju karena dengan ospek kita bisa melatih kedisiplinan anak angkatan bawah?jika hanya hukuman fisik tidak berarti kekerasan?karena cowo kalo ga bisa fisik berarti BANCI



113. xdekil :) Says:

aneh-aneh aja orang indonesia, budaya feodal dipelihara….

ya begitulah, bagus ada pro dan kontra… ini semua menunjukkan kalo mahasiswa itu ada dua golongan, yang satu otaknya di dengkul… sukanya kekerasan…. takut dikatain banci dan yang lain otaknya masih di kepala jadi masih bisa mikir apa sisi negatif dari budaya feodal kayak gini….

malu-maluin indonesia ajaaaa…… otak-otak dengkul…. jago tawuran, bangga…



114. Alleria Says:

@xdekil :):
ospek bukan berarti melatih kita untuk jadi atlet tawuran kan?

malu2in dimana? anda ngerti sejarah n arti dibalik ospek ga? (kalo nggak, silakan buka lagi buku referensi sejarah)

di ospek kita diajari kalo dijajah itu ga enak, ditanamkan wawasan kebangsaan dan keadaan kecil bangsa indonesia, agar nantinya kader2 hasil bentukan ospek bisa berkontribusi langsung ke masyarakat.

otaknya di kepala bisa mikir sisi negatif ospek, tapi apa bisa mikirin sisi positif dari ospek?

renungi dengan hati bung. lihat keadaan negara kita, ospek melatih jiwa kekritisan mahasiswa yang selama ini dijauhkan oleh globalisasi dan birokrasi negara.



115. Alleria Says:

dan buat semua calon mahasiswa baru, saya saranin kalo ada ospek ikut aja. saya yakin kasus kematian mahasiswa geodesi ITB bukan semata-mata kesalahan panitia. pada dasarnya panitia itu baik koq. mereka cuma “akting”, melatih kebersamaan, kekuatan mental, dan daya kekritisan kalian. karena kita tahu birokrasi negara tiodak bisa dirobohkan hanya dengan diskusi ramah tamah.

ingat dik, kita disini juga berjuan demi kejayaan kalian. kita rekan, bukan musuh.



116. Ree Says:

kalau begitu pendapat anda, bagaimana caranya anda membentuk mahasiswa sebagai agent of change?

mahasiswa itu penyambung lidah rakyat…



117. Kenz Says:

Dear all, terima kasih atas komentarnya :)
Diskusi menjadi menarik ada yang pro dan kontra, saya sendiri melalui artikel ini tidak memaksa persepsi tentang ospek menjadi sama. Artikel ini merupakan keprihatinan tentang sistem pendidikan kita yang tercemari dengan OSPEK.

Saya tahu tujuan OSPEK sangat mulia, tetapi cara untuk mencapai tujuan itu kurang tepat karena unsur-unsur kekerasan yang berlebihan.

Kalau ada yang bilang saya CEMEN :) CENGENG :) hahaha, Anda mungkin benar, tapi setidaknya saya sudah lulus lebih dari 10 kali OSPEK dari SMP sampai Mahasiswa. Dari mulai ditampar, ditendang, dihajar, direndam, sampai ditelanjangi. Itu tidak bermasalah buat saya, dan saya masih hidup dan semua organisasi itu memberikan pelajaran bagi saya.

Saya juga sempat menjadi senior dan panitia OSPEK, dan dari itu saya menjadi sadar, bahwa OSPEK kita tidak mendidik, dan hanya sebagai budaya pelampiasan kekerasan yang brutal.

Buat semua, tolong baca artikel tersebut dengan seksama, disana saya sudah menuliskan apa alasan OSPEK dihapuskan dari dunia pendidikan dan juga saran saya. Memang perlu kaca mata berpikir intelektual untuk membaca artikel ini, agar tidak asal komentar.

@senandung: Pelatihan karakter kejantanan tidak perlu dari OSPEK, banyak olah raga bela diri atau organisasi untuk melatih kejantanan lelaki. Jadi tidak perlu OSPEK di kampus untuk melatihnya.

@Alleria: Apa itu kekritisan mahasiswa? Apa cara satu-satunya pelatihan dengan OSPEK?

@Ree: Banyak cara untuk melatih mahasiswa menjadi agent of change. Live In, Penelitian, KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan juga bakti sosial di lingkungan masyarakat secara langsung merupakan pembelajaran luar biasa terhadap suatu perubahan.

Bagaimana mahasiswa secara nyata memberikan kontribusi untuk perubahan. Kata kuncinya adalah pemberdayaan bukan memperdayai masyarakat untuk melulu DEMO dan NGAMUK saja, ada kalanya mahasiswa juga memberikan pembelajaran ilmu kepada masyarakat agar berdaya dalam melakukan perubahan.



118. Ree Says:

Tapi mas, live In, KKN, dan penelitian saya rasa sifatnya hanya insidensial, dan juga, sudah banyak hal-hal semacam itu dilakukan, tapi tetap saja tidak bisa merubah sistem yang bobrok sekarang ini. saya berpendapat bahwa demo merupakan jalan terakhir yang paling efektif yang dapat ditempuh. buktinya banyak kebijakan pemerintah yang direvisi atau setidaknya ditunda pengesahannya sebagai akibat dari mahasiswa yang turun ke jalan, contohnya BHP.

Ospek bukan untuk memperdayai masyarakat untuk demo, tapi merupakan sebuah pencerdasan agar pikiran kita terbuka terhadap dunia luar, terhadap lingkungan dan kondisi bangsa saat ini. masalah demo atau tidak, kembali lagi pada individu peserta ospek masing-masing, apakah mereka akan menempuh jalan perubahan dengan pemberdayaan masyarakat atau memperdayai masyarakat untuk demo, kembali lagi kepada kepribadian peserta ospek. lagipula, jika seseorang sudah memiliki pendirian yang teguh, diperdaya untuk demo juga tidak akan mau, begitupun sebaliknya.

Ospek bukan memperdayai masyarakat, tapi media pencerahan kepada masyarakat.



119. Ree Says:

oya, mas tertarik kpd kehidupan remaja sekarang ga? yang serba hedonis? sbenernya saya lebih tertarik kepada hal-hal begitu sih. kalo ada blog mas yang membicarakan hal tersebut, blz ya. saya gaptek, maklum, hehehe :)



120. Kenz Says:

@Ree: Secara tidak langsung saya melihat kamu memiliki konsep OSPEK untuk menjadikan mahasiswa agen pembaharuan :) konsep seperti apa, konsep senior maen tendang-tendangan dan tampar-tamparan sama mahasiswa baru? tentu tidak kan?

Sudah bertahun-tahun kita demo turun ke jalan untuk pemerintahan yang bersih, apakah ada hasilnya? DPR masih koruptor, pemerintah masih sewenang-wenang. Sangat berbeda dengan turun ke masyarakat, masyarakat bisa bertahan hidup dan menjadi sedikit lebih sejahtera karena punya ketrampilan dan pengetahuan. Mereka bisa memanfaatkan air untuk membuat PLTA kecil-kecilan, mereka bisa membuat desa kerajinan yang hasilnya diekspor ke luar negeri, desa mereka yang kumuh akhirnya menjadi desa wisata. Lebih elegan lagi pemerintah disodorkan hasil penelitian untuk mengubah kebijakan mereka. Sedikit contoh hasil dari para mahasiswa yang turun ke masyarakat, meski menurut Ree itu adalah isidental :)

Demonstrasi mahasiswa yang damai memang betul bisa membawa perubahan. Namun eforia demonstrasi di negara kita sudah tidak melihat ensensi dari tujuan demo itu sendiri. Isinya cuma hujat-hujatan, bakar-bakar ban, lempar-lempar batu, memacetkan jalan. Bahkan sudah bukan rahasia umum jika demo kerap ditunggangi politikus kotor dan intelijen.

Mahasiswa adalah sekumpulan anak muda yang mudah dibakar emosinya, sedangkan polisi dengan budaya militernya juga sama. Mudah sekali membuat suatu kerusuhan bukan?

Hehe, maaf Ree, saya belum pernah posting tentang remaja yang hedonis.



121. Ree Says:

memang betul konsep turun ke masyarakat bisa lebih baik daripada demo. namun seperti yang telah saya katakan, menurut saya demo merupakan jalan terakhir yang dapat dan harus ditempuh jika semua cara telah dicoba tanpa hasil yang dituju. perubahan bukan hanya untuk masyarakat saja tetapi juga untuk para anggota dewan yang terhormat dengan birokrasinya ^^

mengenai konsep ospek yang melakukan kontak fisik, saya juga tidak setuju dengan hal itu. tapi kalau hanya bentakan saya rasa itu wajarlah. karena yang saya rasakan, pahitnya birokrasi yang bobrok jauh lebih besar daripada bentakan pada saat ospek. lagipula, ospek itu sediri dapat menjalin hubungan keakraban yang baik antara senior junior. panitia ospek hanya bertindak jahat pada saat ospek berlangsung. pada hari-hari lain mereka sama “gilanya” layaknya mahasiswa umumnya. hal ini dapat mempererat hubungan senior-junior, yang dimana nantinya dalam keakraban itu muncul berbagai pemikiran baru untuk perubahan. tanpa ospek, terkadang kita merasa asing dengan rekan-rekan sesama mahasiswa. intinya, mungkin bukan dihapuskan, tapi konsepnya saja yang diubah.

mengenai terjun ke masyarakat, seringkali esensi dari turun ke masyarakat itu sendiri jarang atau bahkan tidak didapat oleh mahasiswa. banyak mahasiswa yang menganggap terjun ke masyarakat hanya sebagai jalan-jalan atau untuk mengisi tugas kuliah semata. ketika mereka bekerja, banyak dari mereka yang malah mengabdi pada kepentingan kapitalis yang merugikan rakyat. mungkin akan berhasil membentuk kepribadian mahasiswa jika dilakukan secara rutin, tapi akan membutuhkan banyak sekali biaya kan? berbeda dengan ospek yang tidak membutuhkan biaya besar, tapi dapat membentuk kepribadian mahasiswa menjadi agen perubahan dengan proses seperti yang saya katakan tadi diatas. perubahan untuk masyarakat perlu, sangat diperlukan. tapi perubahan untuk birokrasi yang korup dan bobrok juga tentunya diperlukan. dan juga, jika pendirian para anggota dewan yang terhormat sudah seperti batu, satu-satunya cara untuk menggulingkannya ya didemo juga kan? seperti pada jatuhnya orde baru.

oh ga punya ya yo weiz gpp, kebetulan si saya lebih tertarik dengan masalah-masalah seperti itu. soalnya yang saya lihat sekarang banyak anak-anak muda yang manja dan apatis terhadap keadaan yang ada. pinginnya sih dari diskusi itu kita memiliki kekuatan untuk menggebrak mereka. (serasa perang saudara ya? hehe) ^^



122. arif Says:

1. anda bilang OSPEK itu pembodohan…. tapi kenapa anda sendiri pernah menjadi panitia ospek?
2. menurut anda konsep lain yang lebih baik menggantiakn ospek itu seperti apa?

makasih…..



123. Kenz Says:

@Ree: Thanks sharingnya. Mengapa dihapuskan, saya rasa bukan pengenalan kampusnya yang dihapuskan. Tetapi gaya OSPEKnya bermodalkan kekerasan dan perpeloncoan itu yang dihapuskan. Jadi jika memang ada pengenalan kampus, gunakan cara penanaman nilai yang lebih baik bentuknya selain dengan kekerasan. Demonstrasi boleh saja, sebagai jalan terakhir dan asal tidak menjadi sebuah kebiasaan yang justru memicu anarkisme.

Saya kurang setuju, jika bentakan menjadi sesuatu yang legal dalam pengenalan kampus. Sejauh yang saya pelajari di psikologi, perilaku yang dibangun atas dasar ketakutan tidak begitu kuat untuk menanamkan suatu nilai moral, yang ada hanya menimbulkan trauma. Mungkin kita berbeda pandangan tentang hal ini. Juga ttg kapitalis? Setahu saya banyak teman-teman mahasiswa yang masih berjuang di masyarakat dan tidak mencari keuntungan pribadi. Justru beberapa teman-teman aktivis demo, setelah menjabat menjadi pegawai/birokrat malah korupsi. Salahnya dimana?

@arif:
1. Justru karena saya mengalami menjadi panitia dan peserta maka saya bisa mengatakan bahwa ospek adalah pembodohan. Setelah itu saya tidak menjadi panitia ospek lagi.
2. Anda tampaknya kurang membaca dengan seksama tulisan saya. Silakan baca lagi lebih seksama, saya sudah menuliskan dengan jelas konsep orientasi pengenalan kampus yang saya tawarkan :(



124. Ree Says:

ya sama sama mas Kenz. maksud saya memang seperti itu, tapi anda menuliskan bahwa ospek harus dihapuskan. itu yang saya sorot. sebenarnya tidak perlu dihapus, melainkan diganti saja konsepnya.

bentakan dalam ospek, saya mendukung dengan catatan bahwa bentakan hanya dilakukan pada saat ospek berlangsung. setelah ospek selesai, adakan pencerahan tentang esensi dari semua kegiatan ospek tersebut, dan para panitia ospek harus bersikap netral, ramah, tidak lagi marah-marah. kelak nilai-nilai baru itu akan lebih mengena dibandingkan dengan seminar-seminar atau diskusi. mengapa saya bilang begitu, karena saya sendiri pernah mengalami dan menjalankan banyak ospek sehingga saya sedikit mengerti bagaimana bentakan dapat membangun karakter seseorang. bagaimana bentakan dapat membangun keberanian dan ketaktisan seseorang untuk berpikir dibawah tekanan.

tentang trauma, saya rasa itu kembali kepada kepribadian masing-masing, tergantung peserta ospek menanggapinya seperti apa. saya mengalaminya dan diantara rekan-rekan saya peserta ospek hampir tidak ada yang mengalami trauma. ketika mereka menghadapi situasi ospek kembali secara mendadak, banyak dari mereka yang lebih tenang dalam menghadapinya.

ya saya setuju dengan pendapat mas dimana banyak aktivis demo yang sekarang malah korupsi. tapi tak mungkin juga kita membiarkan rekan-rekan kita yang sedang berjuang sepenuh hati di masyarakat terus-menerus diobok-obok oleh korupsi di birokrasi. yang kurang dari para aktivis disini, yang saya lihat sekarang, adalah kurangnya intensitas dan kemauan mereka melihat ketidakadilan sosial. mungkin diantara pejuang masyarakat juga membutuhkan aktivis yang militan untuk menumbangkan birokrasi yang teguh. dan diantara para aktivis ini membutuhkan pejuan-pejuan yang dengan sangat jelas memiliki pemahaman tentang masyarakat. dibutuhkan kerja yang sinergis diantara keduanya. Intinya, mari bersama-sama berjuang membangun negeri ini :)



125. Agus Says:

memang bener tuh…tapi Q masih ingin ngbales dendam nih buat adek2 Q…he..he…



126. Ramadian Says:

setuju lah pokoknya mah……………….
sudah saatnya pelajar Indonesia maju



127. RTH Says:

ALhamdulillah…sy tidak pernah menyesal ikt ospek di kampus sy…sama kaya Mba Acha..ospek sy, di it telpon, mungkin memmg terasa ‘menyebalkan’ di awal. namun yang terjadi, dari ke hari mahasiswa baru semakin mendapat esensi dari acara pdkt (nama ospek yg dah disebutin sama Mba Acha)…bahkan pada saat acara pdkt selesai, byk dari mahasiswa baru, termasuk sy, lngsung memiliki keinginan untuk menjadi panitia pdkt taun depannya (thn 2008). hal ini BUKAN krna ingin BALAS DENDAM, tetapi krna KAGUM atas PROFESIONALISME yang ditunujukkan panitia pdkt’07 pada saat itu.
di saat mahasiswa baru terkena hukuman push-up, panitia bagian kedisiplinan pun ikt push-up, acara jug berlangusng on-time dan terlihat nyaris sempurna. tidak ada kontak kekerasan fisik antara mahasiswa bru dan panitia. bentuk pengenalan yang diampaikan juga tidak terlalu membosankan (seminar, debat/diskusi, kerja bakti bareng warg asekitar, presentasi, dll). tugas2 yang diberikan juga berguna, seperti membuat alas dduduk, name-tag, buku curhat, dsb.
jadi menurut sya, tujuan dari ospek itu sendiri harus dikaji ulang dan didiskusikan oleh pihak institusi. misalnya, di it telkom, tujuan dari pdkt selain untuk pengenalan kampus, juga untuk thp kaderisasi awal di kbm it telkom. maka bentuk acaranya pun bisa disesuaikan dengan kedua hal tersebut. acuannya pun banyak, bisa dari bem, kopertis, serta pihak rektorat.
yaaa..semoga budaya ‘per-plonco-an’ bisa segera dihapuskan dan diganti dengan bentuk yang lebih ‘elegan’ dan mendidik. hal ini juga bisa menunjukkan mahasiswa sebagai kaum intelektual yang memiliki idealisme tinggi…^^
SALAM MAHASISWA!!



128. Bionic Says:

ah males baca reply nya.. banyak senior2 yang ngerasa ospek gaya lama masih diperlukan.. pake alesan ini itulah..

padahal alasen nya cuma 1, pengen bales dendam.. sampah lo..

jadinya kaya lingkaran setan yang ga ada abisnya..
kalo ospek mau diapus, ya mata rantai nya harus diputus.. dengan kata lain harus ada satu angkatan yang rela tidak melakukan ospek..

masalah nya ada ga angkatan yang mau??

pasti ga mau dong, kan enak bentak2 orang, nyuruh orang push up, nyuruh lari keliling lapangan,, hahaha emang udah otak lo semua otak tukang nyiksa..

go to hell aja lah buat semua senior yang tujuannya buat have fun n bales dendam melalui penyiksaan berkedok kedisiplinan..



129. ayu Says:

ya sich hrsx ospek jgn keterlaluan gt kan g da gunanya ….



130. gie_07 Says:

npa OSPEK mesti d ilangin..??
pnter2nya panitia aja ngemas acaranya seperti apa..
toh semuanya juga ada batesan2nya…
bner teu bro..



131. ekappyon Says:

kl ospek cara kolot sih emg ud g guna lg. setuju bngt!! tp kl ospek diilangin ya g setuju lah. kl di kampus sy namanya diklat. dan artinya emg ‘pendidikan dan pelatihan’ scr harfiah. tujuannya ya bwt masuk himpunan.kan masuk ke sebuah organisasi hrs ada prosesnya, g bisa seenaknya masuk, g bs seenaknya keluar.nah prosesnya ini bener bngt harus ada batesan-batesannya. dan isi dr prosesnya harus berbobot. jd ngasih manfaat yg ngedukung perkuliahan, bukan cm ROMANTISME aja.



132. eko roseto Says:

OSPEK adalah cerminan sifat bangsa Indonesia pada umumnya yaitu SMOS : Susah Melihat Oranglain Senang dan Senang Melihat Oranglain Susah. Dijaman sekarang ini dimana orang susah melanjutkan sekolah karna persaingan. maka jika seseorang bisa berhasil diterima disekolah selanjutnya, maka bagi seniornya ini adalah keberuntungan yangmembuat orang menjadi senang, maka orang yang senang tersebut harus disiksadulu. Bagi senior yang senang menyiksa seperti ini cenderung psikopat, mereka sangat menikmati penderitaan orang lain. Karena kejadian ini sudah umum di negeri kita maka hal seperti ini menjadi hal yang biasa. maka saya katakan sifat bangsa Indonesia secara umumadalah SMOS.



133. unyil Says:

gak semua ospek penuh kekerasan, nyatanya ospek di FTP UGM baik2 saja, panitia masih punya hati nurani. hukuman yang diberikan pun bukan dalam bentuk kekerasan, namun kami diminta membuat essay yg berhubungan dengan bidang kami. mungkin panitia terlihat ganas, namun sebenarnya mereka tidak seperti itu, itu hanyalah topeng agar kita (maba) sadar, kita baru di lingkungan ini dan butuh bimbingan dari para senior



134. Ken Says:

Gue setuju sama lo Kenz…kebetulan nama gue juga Ken… gue suka banget sama Debat lo sama Ree…seru tuh! Lanjutin donk….biar gue lebih ngerti…hehe…:)



135. Sompret Says:

@Bis0n:

Kalo lo ngerti hakekat ospek, coba posting disini, tulisan lo. Dasar sok tahu! Goblok, orang-orang kayak lo, harus digampar dulu baru ngerti hakekat.

Kayak lo pinter aja? Hakekat ? Hua..ha..ha..ha..



136. Sompret Says:

@unyil:
Siapa yg minta lo jadi pembimbing? Lo cuma mahasiswa aja, udah sok pinter? Kalo lo emang pinter, coba buktikan dengan riset, paper atau karya ilmiah?
Nggak ada yg minta lo jadi pembimbing, malah ngangkat diri jadi pembimbing?!?!?? Kalo lo jadi pembimbing, darimana loe tahu lo qualified jadi pembimbing?



137. ALdi Says:

waduuuhhh…

OSPEK kOq bAwa bUsuR pAnah segala,,
mAo Perang apa??
gmana Mao maju pendidikan kita klo terus2n maen kekerasan kayak gini….
seharusnya OSPEK dijadikan WAHANA baru bagi masiswa baru,
bukan ajang untuk pelampiasan Coz dUlu pernah!
ampyuuuunnnn Pemerintah,,,,,,



138. Draculaz Says:

LATAR BELAKANG
Yang namanya OSPEK (atau apa pun namanya), gak patut di bawakan dengan kekerasan Fisik dan Kekerasan Mental.
Penanaman Disiplin bukan dengan jalan kekerasan tapi DENGAN KESADARAN kenapa saya harus “Disiplin”.
Format Pendidikan seharusnya menjadikan anak didiknya jauh dari tema kekerasan, layaknya seorang anak yang melihat orang tuanya bertengkar, suatu saat dalam kehidupannya terekam kondisi kekerasan yang buruk untuk mentalnya.

PEMECAHAN MASALAH
Pengenalan seharusnya di isi dengan pembagian kelompok kecil dari Siswa Baru (kisaran 5-8 orang) dengan bimbingan dari seorang Siswa Pembimbing angkatan di atasnya.Isi materi bimbingan harus lepas dari Tema kekerasan (Baik Fisik maunpun Mental).
Sebagai contoh dalam menanamkan rasa hormat, dapat saja seorang Siswa Pembimbing di latih untuk memotivasi Sisiwa Baru dengan cara memperkenalkan Tata Krama secara langsung. Misalnya Budaya Saling Sapa, Siswa Pembimbing harus memberi contoh langasung, tidak hanya dalam kegiatan Pengenalan (OSPEK) semata tapi juga dalam keseharian kampus. Ingat tidak boleh ada intimidasi dan penekanan mental.
Buat SETIAP Siswa Baru mampu untuk “tampil” (mengutarakan Pendapatnya dalam bahasa Lisan dan tulisan) dalam kelompok kecil itu. sekali lagi bukan dengan kekerasan Fisik maunpun Mental.

MANFAAT
~ Manfaat bagi Siswa Baru, Mereka lebih mengenal lingkungannya dari pada Situasi kekerasan dalam kampus yang tidak perlu ada.
~ Manfaat bagi Siswa Pembimbing selain membantu sebagai “jembatan” antara Siswa Baru dengan Siswa Senior, bagi Siswa Pembimbing juga mampu melatih sikap berkoordinasi yang efektif dengan orang lain (dalam Hal ini Siswa Baru).
~ manfaat bagi Siswa Senior, mereka juga dapat mengenal para Siswa Baru dengan lebih nyaman. dan belajar untuk “melihat/menilai” seseorang bukan dari Jabatannya saja.



139. An6ga Says:

Secara pribadi saya mengalami sedikit penurunan Mental dan Pemikiran setelah mengikuti OSPEK sewaktu kuliah.
Sebelumnya saya pernah bekerja di sebuah perusahaan terkemuka di indonesia, dan di sana saya telah ditanamkan sifat-sifat disiplin yang nyata dan terus melekat hingga acara OSPEK di perkuliahan di laksanakan.
Materi yang bawakan di OSPEK sarat dengan “kekonyolan” dan saya sarankan untuk di ubah khususnya dalam hal kekerasan Mental dan Fisik. dan lebih berorientasi pada dunia Kampus (khususnya) dan Dunia luar (Bisnis).
Terimakasih



140. nameera Says:

klo skarang namnaya bukan ospek lagi..tapi pendidikan pengenalan&kampus (PP&K)..tidak mengenal kata pressing jugha.
dikemas dengan santai kog..klo di jurusanku sich seperti itu.malah byak komentar dari para MABA yg mengatakan bahwasanya PP&K itu merupakan best moment mrka.
bner2 keren abiz PP&K di prodi IKOM UPN”Veteran”Jatim,,
contentnya berupa talk show,games,live music..poko’e seru abiess.



141. RTH Says:

wahh….emg yg namanya ospek menimbulkan pro-kontra.ya…

intinya mah,,klo mnrt sy,,tujuan dari ospek itu sendiri…klo tujuannya udah negatif, seterusnya akn egatif..klo tujuannya positif, Insya Allah ospek juga akan meninggalkan kesan positif di mahasiswa baru…sbg mahasiswa jg, tentunya qt jg sama2 pernah ngrasain yg namanya ospek…tinggal qt bgmn menyikapi dari ospek itu. klo dirasa neatif, dftar jd panitianya, lakukan perbaikan…klo dirasa positif, dftar jg jadi pnitianya, pertahankan dan kembangkan….^^



142. Redy Says:

Salam kenal mas Kenz… Saya sangat setuju dengan tulisan anda… Kebetulan saya juga alumni dari universitas yang anda ulas, kampus saya berada di Jl.Humaniora juga. Selama saya kuliah di Institusi pendidikan tsb saya merasa bahwa tekanan mental yang didesain sedemikian rupa oleh panitia ospek tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan semasa saya SMA.

Terlepas dari latar belakang saya itu, Apakah OSPEK, MAPRAM, MOS, Orientasi Siswa, OMABA, atau apapun namanya pada intinya sama, yaitu menanamkan kedisiplinan untuk tunduk pada senior atau atasan. Dalih dan tujuan bentuk orientasi bergaya militerisme ini yang paling akrab di dengar di telinga kita antara lain:
1. Menjalin Kebersamaan atau Kekompakan
2. Lebih mengenal dan menghormati pada senior
3. Sebagai pemupuk rasa solidaritas
Tetapi pada praktiknya sungguh terjadi deviasi yang begitu besar akibat masuknya unsur dendam dan kesewenang-wenangan. Sehingga kegiatan ospek itu sendiri tidak lebih dari kegiatan „KEPENGECUTAN KOLEKTIF“ para seniornya dan tujuan itu sendiri pada akhirnya sungguh jauh panggang dari api.

Sebaiknya acara orientasi berbentuk senioritas itu sudah saatnya diganti. Dengan misalnya sesi klasikal, MABA diajak berdialog, dibimbing secara berkelompokl, yang ditutup dengan acara Bakti Sosial di daerah tertinggal. MABA sebaiknya diberikan pengenalan tidak hanya mengenai perihal kuliah tetapi juga bagaimana cara bersosialisasi di kampus. Bahwa rasa hormat-menghormati junior dengan senior dibangun atas dasar rasa „SEGAN“ bukan atas dasar rasa „TAKUT“. Kekompakan dan Solidaritas lebih dibangun bukan dari rasa „SENASIB SEPENANGGUNGAN“ tetapi atas dasar „KEMANUSIAAN“ (simpati, empati, dsb.).



143. tomo Says:

SAYA PUNYA PENGALAMAN DULU KETIKA SAYA PERTAMA KALI MASUK KULIAH DAN IKUT OSPEK (DULU GAK TAU OSPEK ITU APA) SAYA PERNAH MENONJOK SENIOR USIANYA 3 TAHUN LEBIH TUA DARI SAYA KARENA DIA MAKSA SAYA PUSH UP 25 KALI

LALU BEBERAPA MINGGU SETELAH OSPEK, TERJADI INSIDEN SAYA DILARANG MENGIKUTI KEGIATAN PRAKTIKUM AGAR SENIOR BISA MENEMUI SAYA (MEREKA YG BUTUH SAYA YA, BUKAN SAYA YG BUTUH MEREKA. EMANG MEREKA YG BAYARIN KULIAH SAYA. SEMBARANGAN)

TRUS SAYA MENOLAK UNTUK BERTEMU. KEESOKAN HARINYA SELESAI KULIAH PAGI, SENIOR2 KEPARAT ITU DATANG MENGELILINGI SAYA DI RUANG KULIAH BERSIAP-SIAP MENGHAJAR SAYA (HUH PENGECUT BERANINYA KEROYOKAN)

PIKIR SAYA, KEBETULAN DONG SAYA PUN LAGI PANAS INI, SATU ORANG SENIOR MAJU ANGKAT KURSI AKAN MELEMPAR KE WAJAH SAYA.

LALU SAYA KATAKAN ” KALAU MEMANG BERANI SATU LAWAN SATU BERGILIRAN ” SAAT ITU SAYA UDAH PASRAH AJA KALAU HARUS BABAK BELUR DIHAJAR MEREKA EHH TIBA-TIBA MUNCUL SENIOR LAIN BERUSAHA MELERAI PERKELAHIAN KAMI. (DALAM HATI BERNAFAS LEGA)

DIA MEMBUJUK SAYA AGAR SAYA MAU DI AJAK BERBICARA DENGAN MEREKA. MEREKA HANYA INGIN AGAR SAYA MAU MEMATUHI KETENTUAN SENIORITAS DI KAMPUS.

SAYA KATAKAN LAGI KALAU ABANG2 NIIH DARI DULU NGOMONGNYA SECARA BAIK2 KAN ENAK MENYELESAIKAN URUSAN INI.

TRUS SELANJUTNYA SAYA GAK PERNAH CAKAPAN (TEGUR SAPA) DENGAN MEREKA KECUALI DALAM HAL YG MENDESAK TAPI SAYA BERUSAHA MENCARI TEMAN DARI SEANGKATAN SAYA ATAU 2 TAHUN LEBIH TUA DARI SAYA.



144. tomo Says:

SELANJUTNYA SETIAP TAHUN TIAP KALI MAHASISWA BARU MASUK SAYA SELALU MENGHASUT HASUT MEREKA AGAR : TIDAK TAKUT TERHADAP SENIOR, SENIOR GAK ADA APA2 NYA, DAN LAIN LAIN

SAYA PIKIR MUNGKIN INILAH CARA NYA MEMBALAS DENDAM TERHADAP OSPEK

TAPI SAYA TETAP BERUSAHA AGAR MAHASISWA BARU MENGHARGAI SAYA DENGAN CARA YG WAJAR TANPA RASA TAKUT CARANYA SAYA MENDAPATKAN KEPERCAYAAN MEREKA KARENA SAYA SELALU DIBELAKANG MEREKA KALAU MEREKA KESULITAN (KAMI SALING BANTU, BRO)

ADA UNTUNGNYA JUGA MEMBANTU MEREKA SEBAB SELAMA SAYA KULIAH SAYA MENDAPATKAN DISKRIMINASI TIDAK HANYA DARI SENIOR TAPI JUGA DARI KAWAN-KAWAN SE-ANGKATAN SAYA (INI AKIBAT HASUTAN SENIOR SAYA) TAPI ITU HANYA BERLAKU DI 2 TAHUN PERTAMA SAJA

JADI SAYA GERAKKAN ADEK2 SAYA MEMBANTU SAYA TAPI DI LAIN PIHAK KALAU MEREKA BUTUH NASEHAT DARI SAYA AKAN SAYA BERIKAN, GAK DISANGKA KEPENTINGAN SAYA SELALU DIUTAMAKAN OLEH MEREKA DAN SAYA PUN DAPAT CUKUP RESPEK DARI MEREKA DIBANDINGKAN TERHADAP TEMAN2 SAYA YG LAIN

HAHAHAHAHA

AKHIR NYA SAYA TAMMAT JUGA BRO, GAK SEPERTI ANCAMAN SENIOR SAYA YG MENGATAKAN GAK BISA TAMMAT KALAU MELAWAN SENIOR



145. Trian Says:

Stuju…..apalagi klo OSPEK dijadikan salah satu syarat Sidang sarjana…Knp harus diwajibin sih??hiksss….sedih klo emg harus ngulang ospek



146. bom bom car Says:

aku arek suroboyo

tak beritahu ospek paling berat

di unair : fisip ( tapi yo cuman bentak – bentak , gak ada push up panasan …….. masih wajar )

di unesa : gak seberapa tahu
di ITS : ngawur, push up panasan , digebukin, camp nya 3 hari dengan perlakuan tidak manusiawi

D3 mesin its paling ngawur, sistem perkapalan bener2 ospek ( satu2nya yg bener2 ospek, malah panitia ospeknya bilang ” kalo kamu gak salah jgn mau dibentak, kalo dipukul senior tanpa alasan JANGAN DIEM AJA keroyok seniornya )

saya pun dulu disana, karena males ospek kayak gitu saya keluar
di unair jauh lebih baik ( saya siap pertanggungjawabkan pernyataan saya dunia akhirat )

pertanyaan saya buat yg hobi ngospek dg kekerasan fisik, apakah anda sudah gila ….. itu sodara seagama anda, apakah diperbolehkan dalam agama anda memukul tanpa alasan ( hukuman tuhan sangat berat, ingat itu )



147. hevi Says:

EMBERAN GUE ADJA TRAUMA GARA”2 OSPEK DI LP3I DULU………..
dan kaloupun sekarang ketemu di tengah jalan tuch cewek pake’ kerudung yang bentakin gue dulu pasti gue serempet dia pake’ mobil pura2 adja gue kagak tau…..!!!! sebel banget liat dia’…..



148. TD Says:

orang kalo di ospek soalnya bangga, bangga pernah dipukul, bangga pernah digampar, bangga mukanya berdarah-darah. Dan dia bercerita kebanggaannya itu dimana-mana. Giliran ditanya digituin lagi mau apa kaga juga kaga mau. Kebanggaan semu…

kalo dipelonco bs menambah disiplin dan berani atas dasar apa ? asal ngomong aja itu mah. Emang kata tentara berani mati dengan cara digebukin sama komandannya ? Sok2 militerisme tapi ga ngerti militer

dan dari dulu saya lihat dari saya maupun teman2 saya yang ikut ospek mau degebukin, digampar juga ga ada tambah disiplin dan keberanian. Dan kekompakan ada itu karena gengsi dan doktrin, bukan digebukin

kalo merasa “saya dulu digituin” jangan lampiasin ke yg baru, lawan yg dulu gt in lo. kayak berani aja



149. TD Says:

Lagian di respect sama ditakutin itu beda. mau di respect tunjukkin lah sesuatu yang bisa bikin respect, malah nakut2in



150. RULLY FIRDA HIDAYAH Says:

mbak, mas,
q kan ckrg msh SMA klz 3,,
q g tw pazty,mna yg bnr n mna yg slah,coz q blm prnh ngrsain yg nmax ospek…yg q tw dr crta tmn2 q,kl ospek thu kgiatanx seru…tp knp dsne d tlis kl bnyak yg g stuju…pdhal q jg pgn bgt ikt ospek,q pgn ngrsain gmn enakx ikt kgiatan trsbt,n sprtix dri crta2 kl ospek thu pnya’ bgt bnyak pngalaman …ckrg sya pgn tnya’ lha…sbenerx thu hrz dgn cra yg kya’ gmn sich….biar smwa orank thu minat…tp tdk mnghilangkan bdya ospek dlu…trms…
bgi yg udah bca psen q nie…
mhon ksh jwaban q d facebook q…
[email protected]



151. uut Says:

Ajang Ekspresi Impulsi Kekerasan dan Jati Diri Praksis Pendidikan

http://kaahil.wordpress.com/20.....mment-1703



152. ospek,.,!! - Tinjauan Kritis Ospek Perploncoan Mahasiswa Baru Says:

[...] telah banyak kritik dan penentangan dari masyarakat. Ada banyak yang mengajukan argumen tentang mengapa ospek perploncoan harus dihapuskan. Nah, tulisan saya berikut adalah tentang mengapa ospek perploncoan masih terus lestari hingga [...]



153. anha Says:

setujuu banget tuhh
berhubung saya masih maba alias mahasiswa baruuu
sy bru2 mersakan yg nmax ospek,,menurut saya sih ada sukanya tp pastinya lebih banyak dukanya yah,,hhehehe…
tp klo sy hidup tak akan berwarna tanpa pernah mengalami yang nmax ospek,,,,buat teman2 yg belum prnh ngalamin ospek,,yaaa..siapin mental ajja,,,



154. Kriteria Ospek Pembodohan « STMIK-BU Jombang Says:

[...] Baca artikel ini: 10 Alasan Mengapa Ospek Harus Dihapuskan Dari Sistem Pendidikan di Indonesia [...]



155. jango Says:

mau ga mau kan harus ikut gan,
harus gimana lgi gan,ikut aja lah



156. irfan yusuf kamil Says:

OSPEK,. jika dihapuskan menurut saya jangan,. jika hal ini terjadi anak baru yang akan masuk ke dunia MAHASISWA atau SISWA mereka tidak atu dasar apa yang harus di pakai,. apa mau perguruan tinggi dengan pola pikir sma dan sma pola pikir masih kaya anak smp dan smp kaya anak sd,.

coba pikirkan baik”,. OSPEK bukan ajang keributan tapi ajang merubah sikap mental kita,. apakah dengan cara omongan baik” mereka bakal berubah pola pikir mereka,. ???

coaba pikirkan kembali,. trus berikan saran pada saya apa yang membuat kalian enggan melaksanakan ospek,.

kirim aja ke fb [email protected]



157. pongky Says:

senior – senior tidak pernah salah itu-itu saja yg hanya kami dengar
INGAT !!!! SENIOR ITU BUKAN TUHAN



158. priyo Says:

SETUJU kalau ospek di hapus, tapi harus diganti dengan pengenalan cinta almamater dan pengenalan kampus juga jati diri cama cami….



159. zadit Says:

ah apaan. Woy #70, ospek bikin pecah angkatan doang tuh. dari luar keliatan solid, asyik, gaul, bersahabat, padahal dalemnyee…….. -.- ckckck..

ospek tu AJANG CUCI OTAK.

Inget, mahasiswa baru masuk kampus tuh ibarat kertas putih yang blom tau informasi apa2 ttg kampusnya. Di situlah peran senior ‘mengisi’ informasi, yang sayangnya seringkali disalahgunakan senior karena gila hormat.

Kalo niat awalnya emang mendidik maba, pasti dari awal ospeknya welcome and friendly,kalee.

Asal lo tau aja, sikap bersahabat, kekeluargaan, dan mengayomi dari senior justru bikin maba kagum dan hormat dengan sendirinya.
Mana ada orang ngamuk2 dihormatin?? Yang ada maba2 tuh malah takut, males, segen, ngejauh, nyumpahin!! Mau lo disumpahin ma maba lo biar ga lulus sidang skripsi?

oya, yg bilang omongan baik ga bisa ngerubah sikap mental pasti dirumahnya sering dikasarin ortu ya, jadi pasrah2 aja digituin ma seniornya? :)

klo masih mikir dg digituin bisa ngelatih mental, berarti lo ga kreatif. otak lo ga jalan. masih ada jutaan cara baik2 yg bisa dipake utk ngelatih mental lo, bukan dg kayak gini.



160. Rahayu Says:

Paling benci banget ama namanya ospek. Setuju banget sama mas Okta, OSPEK harus dihapuskan dan digantikan dengan acara2 yg lebih memperluas pengetahuan. Intinya kita masuk universitas kan buat memperdalam pengetahuan dan melanjutkan kejenjang yg lebih baik agar ketika terjun di masyarakat kita bisa sukses dan berhasil.
Tidak logis sekali jika alih-alih OSPEK mempengaruhi SKRIPSI ataupun Tugas akhir, terus buat apa kita belajar mati-matian, menghabiskan banyak uang 3-4 tahun kalau hanya karena yg namanya OSPEK kita tidak dapat sukses kedepannya. Bodoh sangat sepertinya.
Pernah kepikiran waktu ikut OSPEK tentang para panitia ospek, yg bertingkat paling berkuasa, paling pintar, tapi realitanya nol besar. Benar-benar buang-buang waktu. Semoga saja akan ada peraturan pelarangan untuk kegiatan peloncohan yg mengatas namakan OSPEK



161. ospek itu « Lentera Jiwa Says:

[...] 10 Alasan Mengapa Ospek Harus Dihapuskan Dari Sistem Pendidikan di Indonesia [...]



162. ALFI Says:

orientasi? komunikatif? nomatif? akademis?
apa benar membebankan MaBa dengan serba-serbi yang terlihat tolol itu sebagai bentuk pengenalan?
gue rasa semua orang sudah jauh terlebih dulu melewati masa2 semacam MOS sebelum menduduki bangku perkuliahan. OSPEK adalah pembodohan diluar akademis! SETIAP MAHASISWA TELAH MEMBAYAR MAHAL dengan tujuan u/ MENDAPATKAN ILMU DAN GELAR!
jadi terlihat jelas, ospek hanyalah ajang EKSISTENSI & BALAS DENDAM bagi sebagian senior…!!!
Gue sebagai seniorpun gak akan pernah mengiyakan hal2 semacam itu apalagi di BANGKU PERKULIAHAN!!! Kita manusia, dibekali otak, apalagi setelah 9 TAHUN sebelumnya BERSEKOLAH!!!
gambar diatas baru contoh kecil. BETAPA TERLIHAT BODOHNYA SESEORANG DIBAWAH PENGAWASAN SENIOR!
CARA YG TEPAT ADALAH: SEMINAR DENGAN MENGGANDENG PARA MABA U/ AKTIF DALAM DISKUSI KAMPUS. (BERSIFAT MENGGANDENG*KEKELUARGAAN). Contoh diatas jelas tidak menggandeng bukan? Karena jelas ada gate yang mengharuskan maba mengikuti apa yang diperintahkan senior!!!

AYOLAH BERFIKIR MAJU DAN REALISTIS!!!!!!
KEDEWASAAN SEORANG MAHASISWA NOTHING ARTINYA KETIKA DENGAN KLAIM SENIOR LO BS MEMBUAT SESEORANG MENJADI PATUH DAN TUNDUK SEPERTI BADUT TOLOL!!!

STOP TO MANAGE!!!
KITA SEMUA MEMILIKI TUJUAN SAMA! KITA SEMUA MEMILIKI STRATA YANG SAMA! KITA SEMUA TELAH MEMBAYAR MAHAL!!!



163. IMTelkom Says:

Di kampus gw lwbih parah,,gak ikut ospek gak bisa ikut sidang wkwkw parah bner..(klo mo tau univ mn liat nama gw)

Ada yg bilang ospek utk melatih disiplin, mental, pola pikir,dll dan mnurut gw itu cma alesan klise yg dibuat-buat…mana ada melatih disiplin cma dlm 3 hr (lu pikir popmie tinggal disiram air panas lgsng jdi),..

intinya trnyata emang ospek krg memberikan manfaat yg real ke mabanya sendiri..yg ada ntar bukannya EDUCATING malah BULLYING…



164. tiawan Says:

para senior hanya mementingkan kesenangan semata… saya setuju dg apa yang di ungkapkan di atas.
mereka menjadikan diri mereka di takuti. bukan di hormati….
sok galak senjata mereka… tapi pembuktian di akademis NOL..
mengaku mencintai kampus dg hal” yang tidak penting.
membuat acara menurut kehendak mereka yang merugikan para maba. memperbudak maba dengan semau mereka…..
saya memiliki misi melindungi maba di tahun berikutnya. jangan ada lagi perbudakan .
ketika saya menjadi senior nanti, saya lebih ingin di hormati, bukan di takuti.
saya maba.. saya menentang perbudakan. saya tidak pernah menuruti apa yang saya anggap salah.
buat para maba yang baca ini. jangan sekali kali kamu terbuai apa kata senior yang salah…. jangan buat kuliah anda berantakan…
fikir dg logika kalian masing”… jadilah dewasa. dg kalian kompak. dan tidak ikut ikutan dg hal aneh” tu. maka kalian telah bisa menghapuskan hal buruk di tahun yang akan dtang…… ingaT dihormati, bukan DITAKUTI!!!!!!!!!



165. Iky Says:

Iya.Setuju
Kenapa gak cari kegiatan yang lebih bermanfaat dan tidak buang-bunag uang dan waktu.
Dengan membudayakan ospek berati kita sudah mendidik untuk menjadi orang yang serakah dan semena-mena.
Perasaan di Jepang gak ada tuh yang namanya Ospek tapi kedisiplinan mereka lebih dari kita.
Kalo gitu tujuan Ospek untuk meningkatkan kedisiplinan itu mana???
Tak adakan… Lalu untuk apa Ospek??



166. Dae Says:

ospek hrus tetap dipertahankan,,

bandingkan mahasiswa zaman dulu dngan mahasiswa jaman sekarang… yg dulu banyak yg idealis tapi skrang bnyak yg belajar korupsi…



167. Klerk Mueller Says:

Hahahah ospek hilangkan saja, menurut saya itu malah membuat mental generasi kita tambah bobrok. DI NEGARA MAJU malah kakak-kakak kelas menggunakan INTERVENSI SOSIAL sebagai pengenalan mereka kepada mahasiswa baru terhadap KULIAH…INTERVENSI SOSIALNYA bagaimana? Pas masuk kampus misalnya, mahasiswa baru disambut, dibantu dibawakan tas. Itu udah tradisi di negara maju, negara maju macam Swiss dimana saya pernah lama di sana ;p



168. love Says:

buat bison lu bodoh banget ya! pantesan indonesia gak maju2 karena adanya kekerasan ospek kayak gini. perusak bangsa! setuju ama artikel ini



169. Hilda Says:

“OSPEK” itu bentuk kejahiliahan,seperti apa yg dilakukan manusIa2 bodoh dimasa lalu(termasuk saya yg pernah menjdi panitia ospek). saat ini saya harus jujur bahwa saya malu pernah menjadi bagian dari kebodohan itu. sy fikir setiap org yg waras dan peduli pada kelanjutan mental generasi muda akan menyuarakan satu visi yg sama yaitu penghapusan OSPEK.



170. Imam Ma'arif Says:

saya sudah dua kali mengalami OSPEK, dan dua2 nya sungguh bertolak belakang.

Pertama saya kuliah teknik di UNDIP Semarang tahun 2010.
OSPEK nya buset, bangsat banget. Ospek diadakan selama satu tahun full, Jadi selama setahun setiap 3hari seminggu pasti ada session khusus buat senior untuk ngebentak2 n bully. yang parah lagi ospek nya dilakukan ampe diluar batas dan di luar kontrol kampus.

ceritanya gini, kami dukumpulkan di malam buta sekitar jam 11malam. kami berkumpul di Stadion UNDIP. (stadion itu tempatnya sangat jauh dari rumah penduduk, sepi, gelap, misal teriak2 pun ga akan kedengeran, karena sebelahnya langsung berbatasan dengan hutan tempat latihan TNI AD, KODAM IV/Diponegoro). setelah itu semua anak diperintahkan mengumpulkan semua alat elektronik yg dibawa (hp, kamera dll). dan dimulailah perpeloncoan yg kelewatan itu. di tengah malam yang dingin kita dibentak2, disuruh pus-up, lari2, guling2 di tanah. dan selesai menjelang subuh. dan kegiatan ini pun terjadi beberapa kali.

namun setelah itu saya muak dg ospek tsb dan berniat tak akan ikut lagi. tapi konsekuensinya teman2 jadi menjauhi saya karena hasutan senior, begitu pun senior2. yang parah lagi, saya dipersulit oleh asisten dosen saat Tugas Rancang dan praktikum.

Tapi dengan perlakuan seperti itu saya ga nyerah, karena otak saya masih mampu melawan semua tindakan mereka. akhirnya walau mendapat tekanan dari sana-sini, IPK saya alhamdulilah masih 3 koma.

karena kejadian ospek di UNDIP itu lah saya jadi muak dan ingin pindah. akhirnya saya hengkang dari UNDIP dan masuk ke STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara).



171. Imam Ma'arif Says:

yang kedua adalah Masa Ospek di STAN

Di tahun berikutnya saya sudah berniat untuk meninggalkan Teknik UNDIP karena udah muak dengan sistem senioritas kebanlasan dan sangat jauh dari suasana lingkungan akademis, lalu saya masuk ke STAN.

Nah di sini ospek nya sangat berbeda. di sini kita diajak untuk berdiskusi bersama, mendapatkan pengenalan kampus, fasilitas dan seluk beluk kampus STAN. merekat sangat memanusiawikan kami.

kami juga mendapatkan motifasi dari widyaiswara (pengajar khusus di kementrian keuangan) yang sangat bermanfaat. suasana kekeluargaan, bersahabat dan kesan mengayomi sangat terasa di sini.

lalu untuk menumbuhkan rasa kerjasama dan kreatifitas kami melakukan games yang sangat seru, menarik dan menyenangkan. dan kebetulan saat itu hujan, para peserta semua membawa payung, tapi senior yang memandu acara, walaupun sambil kehujanan tetap memandu games.

karena kejadian2 ospek tadi sangat menumbuhkan rasa hormat kami kepada senior dan pegawai di sana. rasa hormat timbul karena sikap ramah, bersahabat, sangat careful, serta mengayomi.

dan ospek yang ke dua di kampus STAN ini yang justru terasa sangat berkesan dan jauh lebih bermanfaat bagi ku,

sekarang saya sudah bekerja di direktorat jendral pajak, dan saat pulang kampung ke semarang saya sempatkan jalan2 ke semarang melihat teman2 saya dulu, dan para senior dulu. dan benar lah, senior2 yg dulu bentak2 saya masih kuliah dg nilai pas2an dan ereka tetap angkuh. dan teman2 saya dulu hasil jebolan OSPEK di sana juga terasa angkuh2.

karena pengalaman itulah saya menyimpulkan kalau ospek yang keterlaluan dan melakukan kekerasan fisik serta mental hanya akan melahirkan orang2 angkuh.



Leave a Reply





XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>



pakupaku

kenzKENZ.
Live in JOGJA [IDX0058] - INDONESIA,
interested in study about human behavior, enjoy some activities like coding, hiking in the mountains, surfing on the net, and listening 'hanging'.

Life Age: 16227 days
Emotional
-22.3%
Bioritme Status
Physical
-13.6%
Bioritme Status
Intellectual
-99%
Bioritme Status





Jangan Asal
Copy Paste, Blog Juga Hasil Karya Cipta.


Bloglines
Feedburner
Get KlipFolio
Get Firefox
Get Opera
Valid XHTML

Catatan Hanging RSS Feed RSS Entries
Catatan Hanging Comments RSS Feed RSS Comments
Catatan Hanging SideNotes RSS Feed RSS SideNotes

26q. 0.308s.
Powered by WordPress
© 2006
All rights reserved.

Kode Etik Blogger Indonesia