pakupaku
Friday, 08.12.2006 11:22

Hentikan Vandalisme Sembarangan!

Posted on Psychology.

Saya merasa bangga bisa kuliah pada dua fakultas di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Selain nama besarnya sebagai kampus tertua di Indonesia, kampus ini memiliki atmosfer lingkungan yang masih alami dan asri. Kemarin saya merasakan suasana Taman Hotspot Fisipol UGM yang baru saja diupgrade dengan gasebo-gasebo diskusi. Sebuah tempat yang nyaman untuk berdiskusi sambil mencari sumber reference di internet menggunakan laptop. Mungkin daya tarik interaksi manusia dan lingkungan inilah yang telah ikut menempatkan UGM pada peringkat 47 dunia dalam kategori ilmu-ilmu sosial versi majalah The Times.

Namun sayang, beberapa bulan terakhir ini suasana di beberapa bagian kampus ini tidak nyaman, tidak lagi enak dipandang seperti dulu. Coretan-coretan pilox dan tempelan-tempelan poster saling tumpang tindih satu sama lain di berbagai tempat seputar Taman Lembah UGM. Sepertinya sekelompok orang telah melakukan vandalisme di tempat-tempat ini.

vandalisme-ugm-9.jpg

vandalisme-ugm-10.jpg

vandalisme-ugm-4.jpg

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1989) Vandalisme adalah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dsb). Tindakan tidak beradab dan primitif ini sepertinya tidak hanya terjadi di lingkungan kampus UGM saja, namun sudah terjadi di berbagai belahan seluruh dunia sejak jaman dulu. Grafiti merupakan bentuk vandalisme yang paling umum ditemukan di berbagai tempat.

Pertama kali saya mengenal istilah vandalisme ketika saya melakukan pendakian gunung untuk pertama kalinya di Gunung Sumbing. Saat itu seorang teman saya menyebut istilah vandalisme ketika menunjukkan sebuah batu besar yang dipenuhi oleh coretan-coretan nama dan tulisan yang tidak jelas.

Apakah benar vandalisme adalah penyaluran ekspresi diri seseorang secara bebas? Saya pribadi tidak sependapat dengan pernyataan itu. Vandalisme menurut saya adalah suatu perilaku yang didorong oleh insting kebinatangan untuk meninggalkan jejak dengan tujuan menunjukkan kekuasaan atas eksistensi diri seseorang.

Seekor anjing hutan membuang hajat (kencing) di sekitar daerah kekuasaannya dengan tujuan sebagai penanda agar anjing hutan yang lain mengakui keberadaannya sehingga mereka tidak berbuat macam-macam di daerah kekuasaannya tersebut. Tidak hanya anjing hutan, namun sebagian besar binatang diketahui menggunakan cara ini untuk membatasi daerah kekuasaannya.

Begitu halnya dengan manusia pelaku vandalisme, mereka menandai keberadaannya kepada orang lain dengan mencorat-coret tembok (grafiti) ataupun menempelkan suatu tanda tertentu. Mereka sengaja memilih tempat-tempat yang terlihat ataupun tempat umum sehingga hasil vandalismenya menjadi perhatian banyak orang. Jadi vandalisme tak lebih dari hajat (kotoran manusia, tinja) orang-orang yang tak beradab karena membuangnya di sembarang tempat.

Dengan tulisan ini saya harap para pelaku vandalisme menjadi sadar bahwa perbedaan mereka dengan binatang sangat tipis. Binatang memiliki akal, namun tidak memiliki budi. Sedangkan manusia memiliki kedua-duanya sehingga menjadi mahkluk yang sempurna dan lebih tinggi derajatnya dari binatang.

Jangan lakukan vandalisme selain di rumah atau pekarangan milik Anda sendiri! Oleh karena orang lain juga memiliki hak asasi untuk menikmati kenyamanan, kebersihan, ketertiban dan keindahan lingkungan sekitarnya. Masih banyak cara dan tempat untuk dijadikan sarana ekspresi diri dalam berkesenian selain vandalisme di sembarang tempat. Ingat, vandalisme sama dengan membuang hajat sembarangan!

Tags: , , ,

Mood : Kecewa emoticon

4 Responses :


1. Uare Says:

jgn dihentikan..biar aku bisa dagang jagung bakar sekalian jualan cat semprot instan di deket ugm keyaknya bakal laris nih…



2. sastradinanti Says:

Vandalisme. kadang terlihat indah tapi musti ada tempatnya dunk….
nilai positifnya sih vandalisme itu nunjukin kreativitas seseorang tapi nilai negatifnya akan terlihat tidak tertata….
segitu aja deh….



3. oRANgE Says:

WEI…………..



4. Onazel Says:

Dari foto2 diatas ad yg beberapa menunjukan bukan untuk menunjukan daerah kekuasaannya. Tapi vandal sebagai tujuan promo/komersil.
Jadi.. Masih belum terlalu tepat vandalisme menurut anda.. In my opinion :)
Lagipula ketika kita bicara ekspresi (dalam hal ini juga bisa berarti menyangkut soal seni). Ga ada yg namanya batasan dalam seni. Ga ada pakem2 atau norma disitu. Krna ampir semua grafiti pilox dan sebagainya itu dilakukan oleh sekelompok orng yg menyebut dirinya seniman jalan. Street artist.
Tapi satu sisi saya setuju dgn anda, setiap orang mempunyai hak asasi untuk menikmati kenyaman, kebersihan,keindahan dilingkungan nya. Oleh karena itu bagi siapapun yg mengaku street artis, jangan gampang2 grafiti sembarangan.. Apalagi kalo karya kalian masih butut. Karena grafiti itu sendiri akan memang terlihat bagus bila digambar pada lingkungan yang tepat. Karena setau saya ada banyak grafiti2 vandal yg memang sengaja dilakukan untuk kepentingan keindahan suatu lokasi atau tempat.



Leave a Reply





XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>



pakupaku

kenzKENZ.
Live in JOGJA [IDX0058] - INDONESIA,
interested in study about human behavior, enjoy some activities like coding, hiking in the mountains, surfing on the net, and listening 'hanging'.

Life Age: 16245 days
Emotional
90.1%
Bioritme Status
Physical
94.2%
Bioritme Status
Intellectual
99%
Bioritme Status





Jangan Asal
Copy Paste, Blog Juga Hasil Karya Cipta.


Bloglines
Feedburner
Get KlipFolio
Get Firefox
Get Opera
Valid XHTML

Catatan Hanging RSS Feed RSS Entries
Catatan Hanging Comments RSS Feed RSS Comments
Catatan Hanging SideNotes RSS Feed RSS SideNotes

26q. 0.093s.
Powered by WordPress
© 2006
All rights reserved.

Kode Etik Blogger Indonesia