pakupaku
Wednesday, 28.03.2007 12:17

Number Portability (NP) Sulit Diterapkan di Indonesia?

Posted on Ergonomics.

Ini mungkin bisa menjadi berita buruk bagi teman saya ini, yang menantikan teknologi Number Portability diterapkan secepatnya di Indonesia. Number Portability adalah teknologi yang memungkinkan pengguna seluler hanya memiliki satu nomor, meskipun berganti-ganti operator. Hambatan penggunaan NP di Indonesia sebenarnya jelas terungkap oleh pernyataan Direktur Utama PT Excelcomindo Pratama Tbk. Hasnul Suhaimi dalam berita di detik.com yang berjudul Dirut XL: Number Portability Sulit Diterapkan:

Hasnul menjelaskan, hambatan yang paling besar dalam pelaksanaan NP terletak pada faktor modal. “Hambatannya dari dana karena dibutuhkan database yang besar untuk penerapannya,” tutur Hasnul kepada wartawan di sela-sela seminar di Centre for Strategic and International Studies, Jakarta, Selasa (27/3/2007).

Dengan kata lain, operator tidak mau rugi mengeluarkan uang untuk pengembangan Number Portability di Indonesia. Seperti yang kita tahu bahwa sebagian operator justru sedang menikmati keuntungan yang besar dari penjualan nomor perdana. Mereka cenderung mengeluarkan paket perdana baru dengan fasilitas yang lebih unggul. Salah satunya adalah Telkomsel, yang rajin mengeluarkan paket-paket perdana baru. Hal ini jelas sekali membawa dampak pada perilaku pengguna juga, sehingga pengguna terbiasa untuk berganti-ganti nomor untuk mendapatkan fasilitas yang lebih menguntungkan.

Tidak tepat jika kebiasaan pengguna dijadikan alasan untuk tidak menerapkan NP di Indonesia dalam waktu dekat, seperti yang diungkapkan Direktur Utama PT Excelcomindo Pratama Tbk. Hasnul Suhaimi :

Sementara itu, Hasnul menganggap, 20 persen pengguna ponsel tidak peduli dengan berubahnya nomor yang dimiliki. “Banyak orang yang seringkali berganti nomor, setelah itu nomor yang lamanya dibuang,” tukas Hasnul.

Benarkah mereka tidak peduli dengan nomornya? Saya rasa bukan begitu ceritanya, karena mereka terpaksa berperilaku demikian untuk menghemat biaya komunikasi dan juga mendapatkan keuntungan dari paket-paket nomor baru. Jadi jelas bahwa perilaku mereka berganti nomor disebabkan karena budaya yang dibentuk oleh operator-operator yang bermain di Indonesia.

NP menurut saya harus selekasnya diterapkan di Indonesia, dengan alasan penghematan dan juga efisiensi penggunaan teknologi komunikasi. NP adalah sebuah teknologi yang ergonomis, yang menjadi kebutuhan bagi pengguna telekomunikasi seluler untuk tetap menjaga hubungan komunikasinya dengan relasi lama maupun baru. Apakah Anda setuju NP harus selekasnya diterapkan di Indonesia? Mengapa?

Tags: , ,

Mood : Kecewa emoticon

8 Responses :


1. dewi Says:

nah, lagi2 balik ke masalah ekonomis itu. kalau bisa mendapatkan harga murah, kenapa tidak? asalkan biaya untuk NP dibebankan ke provider, dan bukan ke konsumen,



2. wedhouz Says:

setuju….
soalnya nomorku dari pertama kali punya hape sampai skarang blom pernah ganti… padahal pingin banget ganti/nyoba operator lain… :-(



3. peyek Says:

berarti nggak bisa buat neror ya..



4. zam Says:

jelas secara teknis memang bisa. saya setuju dengan ente, bahwa operator-lah yg sebenernya menggiring kita untuk berganti-ganti nomor. di luar negeri, setau saya perkara komunikasi seluler tidak segempar di indonesia..

mungkin karena faktor orang indonesa yg mudah dipengaruhi dan diiming-imingi ya? dan akhirnya perilaku konsumtif ini dimanfaatkan oleh pihak provider..

kalo saya sih, secara pribadi pengen NP bisa diterapkan di Indonesia, karena itu tadi.. punya temen yg ganti-ganti nomer bikin sebel!



5. ekowanz Says:

kali karena faktor kompetisinay juga nanti….kan makin runcing tuh kompetisi antar provider kl NP beneran bisa diberlakukan di sini…



6. Tomat Says:

Duh.. kalau dengerin operator doang mah susah.
Kadang suka bilang nggak mungkin tapi nanti nuntutnya malah yang gak mungkin itu di push buat dijualin.
SMS aja dulu seribu lima ratus perak, ternyata bisa tuh jauh dibawah Rp. 1.500….

Aku setuju aja kalau ada penerapan NP. Harapannya bisa menghapus monopoli yang bisa merugikan konsumen. Lagian bagus kalau ada banyak persaingan, operator bisa maksimal. Tuh fitur di hp aja banyak yang gak ke pake, padahal kalau mau gue yakin semua fitur itu bisa dijalanin.



7. tonidermawan.net » Blog Archive » Gonta-ganti Operator dengan Nomor yang Sama Says:

[...] menurut mas kenz, NP sulit diterapkan di Indonesia disebabkan operator tidak mau rugi mengeluarkan uang untuk [...]



8. rc Says:

Setuju banget ttg NP.

Harus ada regulasi dari pemerintah dulu. Kalau semuanya dilepaskan kepada operator, tentunya mereka akan lebih menyukai situasi yang sekarang.

BRTI, di manakan engkau? Atau lebih basah ngurusin CP-CP?



Leave a Reply





XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>



pakupaku

kenzKENZ.
Live in JOGJA [IDX0058] - INDONESIA,
interested in study about human behavior, enjoy some activities like coding, hiking in the mountains, surfing on the net, and listening 'hanging'.

Life Age: 16254 days
Emotional
0%
Bioritme Status
Physical
-94.2%
Bioritme Status
Intellectual
-28.2%
Bioritme Status





Jangan Asal
Copy Paste, Blog Juga Hasil Karya Cipta.


Bloglines
Feedburner
Get KlipFolio
Get Firefox
Get Opera
Valid XHTML

Catatan Hanging RSS Feed RSS Entries
Catatan Hanging Comments RSS Feed RSS Comments
Catatan Hanging SideNotes RSS Feed RSS SideNotes

27q. 0.090s.
Powered by WordPress
© 2006
All rights reserved.

Kode Etik Blogger Indonesia