Sesaat setelah palu diketukkan sebagai tanda acara upacara sakral telah berakhir di Graha Sabha Pramana UGM, suara ‘tit’ atau sejenisnya (petunjuk SMS gagal terkirim atau panggilan telpon gagal) terdengar dimana-mana. Saat itu ada sekitar 5000an orang menjejali gedung GSP UGM dan sekitarnya. 1800an mahasiswa keluar mencari orang tua dan keluarganya, sedangkan sisanya adalah sanak kerabat yang mencari anak, cucu, keponakan, tetangga, atau temannya. Hampir semua orang di sini membutuhkan komunikasi yang secepat-cepatnya untuk menentukan tempat pertemuan dan juga posisi masing-masing agar mudah ditemukan.
Saya sudah sering menghadiri acara wisuda di GSP UGM, wisuda pertama kali saya, wisuda adek-adek saya, dan wisuda teman-teman saya. Kejadian tumbangnya operator seluler selama 15-30 menit selalu saja terjadi, dan sebagian besar teman saya yang mengeluhkan hal ini adalah pengguna Telkomsel Simpati dan Kartu AS. Hal ini tidak mengherankan karena Telkomsel Simpati memang banyak digunakan oleh orang Indonesia seperti yang ditunjukkan pada salah satu iklannya. Saya tidak tahu apakah pengguna operator GSM lainnya seperti xl dan indosat ikut tumbang juga. Tumbang yang saya maksudkan di sini yaitu sinyal operator GSM ada, tapi sms selalu gagal, telpon juga demikian.