Hari keenam belas di bulan November, Jam menunjukkan pukul 02.15 dini hari. Sementara penghuni rumah lain terlelap tidur dalam kesunyian malam. Namun tidaklah demikian di rumah saya, dua orang manusia masih sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing seperti hari-hari biasanya mahasiswa yang dikejar deadline.
Tiba-tiba Chendol berteriak setengah menjerit memecah kosentrasi saya, “waduh, tintanya habis… !!!!” Chendol adalah nama sayang adek saya yang sedang menempuh semester akhir di salah satu perguruan tinggi Yogyakarta. Saya tersentak mendengar teriakan itu, tugas TAT dan ujian statistika saya sendiri belum saya cetak, padahal hari itu adalah hari deadline penyerahan tugas dan ujian.
Diantara perut yang kelaparan dan rasa kantuk yang memuncak, saya berpikir harus membeli tinta dimana pada jam segini? Printer saya saat ini adalah Canon IP-1880 dengan jenis cartridge tinta PG830, PG831 dan PG40, CL41. Mengapa canon begitu pelit? Dalam sebulan saya harus berganti tinta seharga 200ribuan itu. Saya hitung rata-rata satu cartridge tinta PG40 hanya mampu mencetak 400-500 lembar. Artinya setiap lembar cetak seharga Rp 400,-. Boros?
Read the rest of this entry »