Seminggu yang lalu saya bersama yänk tercinta menonton film Pirates of the Caribbean: Dead Man’s Chest di Studio One Ambarukmo. Film ini merupakan kelanjutan dari sequel sebelumnya yang berjudul Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl (2003) yang saya tonton beberapa hari sebelumnya di televisi. Seperti terbaca dari judulnya, kedua film tersebut menceritakan kisah petualangan bajak laut (perompak) di perairan Karibia pada jaman kejayaannya. (Baca juga tentang Perompakan Perairan Karibia)
Dead Man’s Chest adalah kelanjutan dari petualangan Kapten Jack Sparrow (Johnny Depp), Will Turner (Orlando Bloom) dan Elizabeth Swann (Keira Knightley). Pertolongan yang diberikan pada Jack Sparrow dalam meloloskan diri dari hukuman gantung oleh Will Turner dan Elizabeth ternyata mengakibatkan kedua pasangan itu mendapat masalah pada hari pernikahannya. Elizabeth dijebloskan ke penjara dan Will Turner dipaksa untuk merebut kompas antik milik Kapten Jack Sparrow oleh Lord Cutler Beckett (Tom Hollander). Sementara itu Jack Sparrow berada dalam kecemasan dan ketakutan karena sebagai kapten kapal Black Pearl, dia harus membayar hutang nyawa pada penguasa lautan berwajah gurita yaitu Davy Jones (Bill Nighy) dengan kapal hantunya yang terkenal dengan Flying Dutchman. Kisah petualangan baru pun dimulai yang pada akhirnya mempertemukan Will Turner dengan ayahnya “Bootstrap Bill” Turner (Stellan SkarsgÃ¥rd) dengan dibumbui misteri percintaan segitiga antara Will Turner, Elizabeth dan Jack Sparrow.