![]() ![]()
Monday, 12.02.2007 14:16
GMC Health Center – Pusat Kesehatan Masyarakat UGMSelama seminggu lalu saya sakit perut dengan disertai diare yang berkepanjangan. Obat-obat semacam entrostop, diapet dan lain-lain tidak mengurangi gejala penyakit ini. Beruntung sekali bahwa saya masih memegang kartu GMC Mahasiswa UGM, sehingga saya bisa berobat secara gratis di klinik GMC Health Center yang terletak di belakang Gelanggang UGM, atau samping Koperasi Mahasiswa (Kopma) UGM yang lama.
Menurut brosur yang pernah saya baca, GMC Health Center merupakan suatu badan pengelola santunan kesehatan civitas akademik UGM yang bersifat not for profit. Jadi bisa dikatakan semacam badan pengelola ASKES (Asuransi Kesehatan) yang diperuntukkan bagi civitas akademik UGM mulai dari mahasiswa, karyawan dan dosen. Saya sebagai Mahasiswa UGM secara default menjadi peserta GMC dengan membayar uang iuran sekitar tiga puluh ribu rupiah per semester ketika melakukan registrasi pada awal semester. Mahasiswa yang telah membayar iuran tersebut akan mendapat kartu GMC sebagai tanda peserta asuransi kesehatan ini. Terhitung beberapa kali saya datang ke GMC untuk memperoleh penanganan medis atas penyakit-penyakit yang pernah saya derita mulai dari Flu, Demam, Radang THT dan terakhir penyakit perut ini. Saya salut dengan teknologi manajemen pasien di klinik GMC yang menggunakan sistem jaringan komputer dan terintegrasi dengan software Clinic Information System of GMC buatan GamaTechno. Selain menyimpan intidata rekam medis pasien, sistem teknologi tersebut memungkinkan komunikasi antara bagian administrasi dengan dokter, maupun dokter dengan bagian apoteker sehingga proses pemeriksaan di klinik tersebut menjadi sangat cepat dan efisien. Prosedurnya cukup sederhana, pasien menyerahkan kartu GMC ke bagian pendaftaran, menunggu panggilan di ruang tunggu ber-AC dan dilengkapi TV selama 1-10 menit, kemudian masuk ke ruangan dokter sesuai petunjuk petugas administrasi. Hal yang berbeda dari klinik biasanya adalah meja kerja dokter. Seperangkat komputer dan monitornya ditanamkan pada meja kerja dokter di klinik ini sehingga ketika pasien masuk, dokter sudah siap dengan data rekam medis pasien di layar monitor. Terkadang malah dokter hanya bertanya-tanya saja, tanpa menyentuh pasien dan jari-jarinya sibuk menuliskan diagnosa dan resep obatnya dengan keyboard. Lalu pemeriksaan pun selesai, saya kembali menunggu di ruang tunggu, sampai dipanggil kembali untuk menerima obat. Semua proses ini berjalan dengan cepat, dan tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun termasuk biaya obat yang terkadang sampai beberapa macam. Beberapa teman saya mengaku sering menggunakan jasa pelayanan kesehatan di klinik GMC mulai dari sekedar mendapatkan pemeriksaan kesehatan (minta vitamin gratis -red), sampai pada meminta rujukan ke dokter spesialis atau rumah sakit. Beberapa teman lain menggunakan jasa konsultasi psikolog yang disediakan klinik GMC, baik berkonsultasi mengenai masalah pribadi, masalah gangguan belajar sampai masalah putus cinta. Namun banyak juga teman yang meragukan kualitas dokter-dokter di klinik GMC yang relatif masih muda-muda. Ada teman saya yang bercerita pernah mengalami kesalahan diagnosa pada penyakit kulit yang dideritanya sehingga malah bertambah parah. Untungnya dia cepat-cepat datang ke dokter spesialis kulit. Lepas dari pengalaman teman-teman, saya sangat senang dengan adanya pelayanan kesehatan ini. Hasil diagnosa dokter GMC Health Center kali ini menunjukkan bahwa saya terkena disentri sehingga diperlukan antibiotik yang tepat untuk menyembuhkannya. Syukurlah, lima hari kemudian saya sudah sembuh dari penyakit tersebut. Fiuuh… Saya pribadi merasa terbantu dalam mendapatkan kesehatan secara murah dan cepat. Hal ini berbeda ketika saya mengantar adik yang sakit batuk di poliklinik sebuah rumah sakit swasta. Selain harus menunggu lama, saya terpaksa harus mengeluarkan uang sebesar seratus ribu rupiah sekali periksa. Sungguh biaya yang mahal untuk menjadi sehat bagi seorang mahasiswa. Semoga saja sistem seperti GMC Health Center ini dapat diterapkan di semua kampus di seluruh Indonesia, kalau perlu Pemerintah juga menerapkannya dalam Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) agar masyarakat yang sakit (terutama yang miskin) memperoleh jaminan kesehatan secara baik. Tags: asuransi, gmc, kesehatan, mahasiswa, ugm
Mood : ![]() 18 Responses :
1. February 12th, 2007 at 14:42 crushdew Says: yup..setujuh dengan GMC dibudayakan di semua kampus di Indonesia, 2. February 12th, 2007 at 14:49 dewi Says: tapi sebenernya sistem GMC tidak bener2 non profit yah? kek sistem2 asuransi begitu khan? untung rugi.. klo banyak yg sakit yah sudah resiko. cuman enak klo emang bener2 tetep bisa menjaga keprofesinalisme an-nya.. semoga saja, bisa diterapkan ditempat laen.. 3. February 12th, 2007 at 17:03 zam Says: Kenapa dirimu ndak mendaftar sebagai psikolog wae, kang? mayan kui, daripada nganggur.. wekekek pengalaman nih, pernah saya sakit bagian pencernaan. saat itu saya pergi ke GMC dan didiagnosa mengalamai infeksi saluran pencernaan. setelah ditangani dokter dan diberi obat "generik", ternyata penyakit saya bukannya sembuh, malah sakitnya makin menjadi. saya pun akhirnya pulang ke Solo dengan susah payah, dan akhirnya dibawa ke dokter biasa tempat saya sejak dulu berobat kalo sakit. ternyata segala catatan medis saya masih ada! terakhir saya ke sana adalah ketika umur 13 tahun! :D ternyata obat yg diberikan dokter GMC itu mengakibatkan komplikasi dengan penyakit saya yang lainnya. kemungkinan catatan medis dokter-dokter GMC kurang lengkap, sehingga dia memberikan obat yg justru malah mengakibatkan komplikasi dengan penyakti lainnya. walau mahal, penyakit saya pun sembuh.. :D kesimpulannya, kalo cuma penyakit-penyakti ringan, GMC sangat membantu, teteapi kalo sudah berat, mendingan gunakan dokter yg selama ini menangani kita. setahuku kita tidak diperkenankan ganti-ganti dokter, ya karena alasan catatan medis dan riwayat penyakit kita tersebut.. :) 4. February 12th, 2007 at 18:54 diditjogja Says: hayyah! loro opo mas? wis lulus entuk to nang GMC!! 6. February 12th, 2007 at 21:33 venus Says: coba new guanistrep deh. murah meriah dan ‘sakti’. halah kok aku malah promosi :D 7. February 13th, 2007 at 7:41 rime Says: wah asik ya ada fasilitas kesehatan gratis… di sekolahan gua mah gak ada yang kek gitu 8. February 13th, 2007 at 11:56 dyna Says: Jadi udh sembuh kan? 9. February 13th, 2007 at 16:39 mina Says: kan yang praktek di GMC itu para koass, bukan, ya? wajar kan? 11. February 14th, 2007 at 0:09 chocoluv Says: huh,,, dari kemaren saya mau coba priksa ke gmc tapi penuh terus :( 13. February 14th, 2007 at 3:08 toooooooopics Says: lha aku blun penah ke GMC je.. lha kalo sakit masuk angin cuma dikerokin ibuk langsung mak wushh angine.. hehehehe 14. February 14th, 2007 at 17:42 thestoopid Says: wah, banyak yg ngeluh jg maalah obat. so far, saya kalo ke GMC selalu sembuh 15. March 30th, 2007 at 16:47 rima Says: Wah, saya salut dan bangga sekali dengan pihak GMC. Kebetulan saya juga ingin sekali membuat suatu sistem adm pasien yang sistemnya sama seperti yg diterapkan di GMC. Boleh tdk saya konsultasi dgn pihak GMC? Saya tunggu konfirmasinya secepatnya ya. Terima kasih. Hidup YOGYA!!!!! Kulo nggeh wong jogja, asli saking baciro 16. September 28th, 2007 at 8:38 reni Says: GMC juga andalanku saat sakit. 17. October 15th, 2008 at 0:13 Butuh Psikolog? Mari ke Puskesmas ! (Kab. Sleman) - Catatan Hanging Says: [...] masih terbatas sehingga saya menyarankan dia untuk datang ke Unit Konsultasi Psikologi UGM, atau ke GMC Health Center atau ke rumah sakit. Meski demikian teman saya itu masih ragu-ragu dengan alasan takut biayanya [...] 18. September 23rd, 2011 at 18:45 ikaa Says: eh kalo di gmc ada konsultasi buat kulit kecantikan gak ya? please dong help,,,
Leave a Reply
![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() Live in JOGJA [IDX0058] - INDONESIA, interested in study about human behavior, enjoy some activities like coding, hiking in the mountains, surfing on the net, and listening 'hanging'.
Categories Jangan Asal Copy Paste, Blog Juga Hasil Karya Cipta. Bloglines Feedburner Get KlipFolio Get Firefox Get Opera Valid XHTML ![]() ![]() ![]() 31q. 0.106s. Powered by WordPress © 2006 All rights reserved. |