Saya pernah mendapat kiriman CD Linux Ubuntu gratis dua tahun yang lalu. Tampilan dan kinerja driver linux ubuntu waktu itu masih kalah jauh dengan Mandriva 2006. Meski demikian, saya heran kenapa dalam situs distrowatch.com popularitas ubuntu selalu berada pada urutan pertama. Kemarin, iseng-iseng saya mendownload Ubuntu 6.10 Edgy Eft dari jaringan ethernet UGM di http://info.ugm.ac.id/iso. Iso Ubuntu 6.10 hanya terdiri atas 1 CD saja, berbeda dengan Mandriva 2007 yang terdiri atas 1 DVD karena file-file repositoriesnya disertakan juga.

Saya menginstallnya di laptop Axioo NS658i. Jadi dalam laptop kesayangan saya itu sekarang terdiri dari 3 sistem operasi yaitu Windows XP, Mandriva 2007 dan Ubuntu 6.10 Edgy Eft.

Berbeda dengan proses instalasi Mandriva 2007 yang cukup lancar, pada instalasi Ubuntu 6.10 ini saya sempat mendapat kendala karena program gparted (partisi hardisk) “ngambek” di tengah jalan. Kemungkinan karena konflik dengan partisi Mandriva 2007, setelah coba dan gagal berulang kali saya pun berhasil mengakalinya. Caranya dengan membiarkan satu ruang partisi dalam keadaan tanpa format, kemudian dalam proses install saya memilih agar Ubuntu menggunakan ruang partisi yang belum terformat tersebut dan mengatur secara otomatis partisi yang diperlukan baik sebagai root maupun swapnya.

Proses instalasi Ubuntu 6.10 berjalan selama kurang lebih 30 menit. Saya menyarankan agar fasilitas WIFI Card di Axioo NS658i dinyalakan sebelum proses instalasi untuk menghindari munculnya kode error ketika deteksi hardware.

Saya mulai terkesan dengan Ubuntu 6.10 ketika mendengar suara latar ketika memasuki GDM. Saya suka suara latar itu, sebuah perpaduan getaran alam dan etnis pedalaman. Tampilan Ubuntu 6.10 ini agak lebih bagus dari yang pernah saya coba sebelumnya, kemungkinan karena telah menggunakan GNOME 2.16.

Setelah bercinta selama 12 jam non stop, saya mulai mengenal sudo, apt-get, dan kawan-kawannya karena Ubuntu 6.10 berbasis linux debian. Kinerja GNOME di Ubuntu 6.10 lebih ringan dan cepat, berbeda jika menggunakan KDE pada Mandriva 2007. Namun sayangnya Ubuntu 6.10 tidak dilengkapi dengan automount hardisk NTFS dan FAT32, sehingga saya merasa terisolasi dalam sistem ini. Untungnya saya berhasil menghubungkan akses wifi di laptop dengan hotspot di rumah saya sehingga saya berhasil menghubungkan diri dengan internet. Rupanya kunci dari segala kemudahan dan popularitas ubuntu ada di internet. Saya dengan mudah menggunakan Add/Remove (pada menu utama), dan Synaptic Package Manager, dan Automatix untuk menginstall program-program yang diperlukan sehingga bisa optimal seperti Mandriva 2007 yang saya punya sebelumnya.

Saya terkesan dengan program Automatix, yang memilihkan program-program terbaik untuk Ubuntu sehingga proses instalasi pun dapat berjalan secara mudah dan otomatis.

Dua program kecil namun penting yang sebaiknya diinstall melalui Automatix adalah :

Automatix Write/Read NTFS dan FAT32
Program untuk menampilkan semua hardisk partisi NTFS dan FAT32 dalam sistem linux secara otomatis (automount)

Nautilus Script
Plugin tambahan untuk Nautilus sehingga tidak kesulitan untuk memasuki folder sistem dengan akses root dan juga mengedit file-file sistem.

Melalui Automatix, saya juga menginstall saudara sekandung Firefox yaitu SwiftFox. Browser tersebut adalah Firefox yang dioptimalisasi untuk bekerja di lingkungan linux dengan spesifikasi CPU yang sesuai sehingga kinerjanya bisa lebih baik dari Firefox.

Kelebihan Ubuntu adalah komunitas sharing di internet sehingga mudah sekali mendapatkan pengetahuan dari berbagai hasil berbagi dari komunitas ini. Manualnya di internet juga jelas dan sangat membantu, berbeda dengan Mandriva yang komunitasnya eksklusif dan berbayar. Komunitas Ubuntu dalam bahasa indonesia juga ternyata sudah ada, komunitas ini beralamat di http://ubuntulinux.or.id/, dan http://ubuntu-id.org/

http://ubuntu-id.org/

Sejauh ini belum ada masalah dengan penggunaan hardware Axioo NS658i di Ubuntu 6.10, hanya saja driver WIFI IPW 3945 tidak maksimal bekerja ketika disandingkan dengan Kismet. Signal WIFI menjadi turun drastis, bahkan terkadang “ngambek”, kabarnya saya harus menginstall driver IPW 3945 terbaru. Tapi sayang driver tersebut hanya bisa dikompile di kernel yang lebih tinggi. Saya belum tahu caranya untuk itu. Selain itu Ubuntu 6.10 selalu hang jika saya melakukan gerakan yang tak terduga, seperti mencabut kabel USB DKU-2 pada Nokia CDMA 2865 ataupun mencabut kabel USB untuk mouse. Saya tidak tahu mengapa bisa demikian.

Secara umum kompabilitas Ubuntu 6.10 ini cukup baik, karena saya dapat dengan mudah melakukan akses internet menggunakan Kabel DKU-2 dan Nokia CDMA 2865 melalui GPPP tanpa ada masalah yang berarti. Begitu juga USB Flash Disk dan SD Card dapat terdeteksi secara otomatis ketika saya memasukkannya. Selain itu bluetooth Nokia CDMA 2865 dapat ditangkap dengan baik sehingga memungkinkan untuk melakukan akses internet melalui bluetooth.

Bagaimana dengan kecepatan Ubuntu 6.10 di Axioo NS 658i? Baiklah saya mencoba melakukan pengukuran dengan stopwatch.

Start Up
Tulisan GRUB sampai Menu Login = 43 detik.
Login sampai GNOME terbuka semua = 5,7 detik
Dari tombol power on dinyalakan sampai GNOME terbuka semua memerlukan waktu 55,1 detik atau hampir 1 menit.

Hibernate
Tombol Hibernate ditekan sampai komputer mati = 20,5 detik
Proses hibernate tidak begitu sempurna karena muncul pesan error, ini tidak ditemui di Mandriva 2007.
Pemulihan hibernate dari tombol power on sampai GNOME pulih seperti sedia kala adalah 29,4 detik

Shutdown membutuhkan waktu 23,8 detik.

Kesimpulan
Tidak ada alasan bagi saya untuk tidak segera berganti “agama” ke Ubuntu saat ini. Perpaduan kinerja yang cepat di Axioo NS 658i dan dukungan komunitas yang luas dan gratis telah memudahkan saya untuk menggunakan sistem operasi open source ini. Jadi sepertinya saya akan meninggalkan Mandriva dan beralih ke Ubuntu, linux untuk umat manusia.

Tags: axioo, Linux, ubuntu

Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Anda tidak perlu mengcopy-paste keseluruhan artikel ini dan meletakkan di blog Anda, gunakanlah cara yang lebih elegan yaitu dengan pengutipan yang dilengkapi sumber informasi ataupun menggunakan alat kliping online seperti :



Anda juga tidak perlu memindahkan tulisan blog Anda di komentar blog ini, gunakanlah alamat trackback ini untuk menghubungkannya.
Terima kasih, semoga membawa manfaat.