![]() ![]()
Wednesday, 08.03.2006 7:52
5 Fase Orang Yang Berduka Akibat KematianKematian merupakan akhir dari tahap kehidupan manusia. Setiap orang yang hidup akan mengalami kematian. Ketidakpastian tentang kematian itu sendiri menimbulkan rasa takut pada diri manusia. Demikian juga dengan kematian salah satu anggota keluarga ataupun teman dekat, akan menimbulkan rasa duka cita bagi orang yang ditinggalkannya. Menurut Dr. Elisabeth Kubler-Ross, seorang psikiatri dari Swiss, Ada lima fase yang biasanya dilalui oleh seseorang ketika mengalami duka cita akibat kematian salah seorang anggota keluarga atau teman dekat yaitu shock, denial, anger, mourning dan recovery. 1. Shock (Terkejut) 2. Denial (Penyangkalan) Menurut Kubler-Ross, kata ‘meninggal’ merupakan suatu kata yang memperhalus kata ‘mati’ sebagai produk dari budaya masyarakat yang menyangkal kematian. 3. Anger (Kemarahan) 4. Mourning (Berkabung) Saya sendiri masih merasa sedih dan kehilangan jika melihat foto atau barang-barang kakak saya. 5. Recovery (Pemulihan) Dalam budaya Jawa sendiri dikenal ritual peringatan 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari dan terakhir 1000 hari. Hal ini merupakan tahapan untuk melepas rasa sakit dan kehilangan akibat kematian. Tiga hari setelah kematian kakak saya. Saya mulai sedikit menerima kematiannya meski semua harapan saya menjadi kacau balau. Hidup saya sedikit banyak akan mengalami perubahan dengan tiadanya kakak saya dalam keluarga kami. Saya percaya bahwa kematiannya sudah merupakan kehendakNYA untuk suatu rencana yang lebih baik. Semua fase ini menurut saya tidak berlaku mutlak pada diri seseorang, bisa terlihat ataupun tersembunyi. Fase-fase ini juga bisa saling tumpang tindih satu sama lain dalam waktu yang bersamaan. Setiap pribadi memiliki perilaku yang unik dan mungkin tidak sama satu sama lain, perbedaan kecepatan dan cara menghadapi kematian tergantung pada pengaruh kebudayaan, kepribadian dan situasi keluarganya. Orang yang beriman tentunya memiliki cara yang berbeda menghadapi kematian orang yang dicintainya dibandingkan dengan orang yang tidak beriman. Beberapa hal yang membantu saya untuk memulihkan perasaan kesedihan dan emosi-emosi yang ditimbulkan akibat kematian kakak saya : - Menerima semua emosi. Emosi panik, rasa bersalah, marah, sedih dan kalut merupakan suatu hal yang wajar dalam menghadapi kematian. Jadi tidak perlu takut untuk menangis atau berteriak. Jika merasa malu kita bisa masuk kamar dan menggunakan bantal sebagai peredam tangisan kita. Kesedihan yang dipendam dan ditahan bisa membuat kita semakin tertekan dalam jangka waktu yang lama ataupun termanifestasi dalam perilaku-perilaku buruk lainnya. - Mengekspresikan emosi kepada teman-teman atau orang terdekat cukup membantu saya dalam memulihkan rasa sakit. - Tidur dan beristirahat untuk menenangkan pikiran dan menata kembali pikiran yang kacau. - Blogging. Menuliskan segala sesuatunya termasuk kemarahan dan kesedihan dalam blog bagi saya bisa menjadi media katarsis yang cukup baik dan bermanfaat daripada membentur-benturkan kepala ke tembok ;) Selain itu blog memungkinkan kita tidak perlu bercerita terlalu sering tentang kejadian itu, saya cukup mempersilakan mereka membaca sendiri ceritanya. Dalam kuliah psikologi konseling saya mendapatkan beberapa pelajaran dalam mendampingi orang yang berduka cita. Saya sendiri merasa beberapa perilaku orang lain yang niatnya baik untuk menghibur saya ternyata justru membuat saya semakin sakit. Beberapa hal yang sebaiknya dihindari dalam mendampingi orang yang berduka, yaitu : - Melarang menangis. Banyak orang yang menganggap menangis adalah hal yang tidak perlu dan berusaha menghentikannya. Sebaiknya kita membiarkan saja seseorang menangis sepuasnya karena menangis merupakan salah satu mekanisme penyembuhan dari rasa sakit. - Membuat janji sebagai basa-basi. Kadang saya sering mendengar ada orang yang mengatakan “Nanti kalau ada apa-apa hubungi saya” padahal orang tersebut berlalu begitu saja dengan kesibukan lain seperti tidak terjadi apa-apa. - Empati yang salah dengan mengatakan “Saya tahu apa yang kamu rasakan”. Saya tidak percaya dia tahu apa yang saya rasakan, mungkin lebih tepat kalau dia memberikan empati dengan mengatakan “Apa yang kamu rasakan memang berat, saya sendiri akan seperti kamu jika mengalaminya. Tabah ya.” Referensi : http://www.wyfda.org/basics_4.html Tags: intervensi psikologi, kematian, psikologi
Mood : 12 Responses :
1. March 8th, 2006 at 11:50 dyna Says: Berarti comment gue bener semua dong.. 2. March 8th, 2006 at 12:23 Uare Says: Heh, akhir tulisanmu bukan berarti menunjukkan masih di fase anger kan? Habis terima sms, tv aku mode mute, trus doa sebentar, berpikir beberapa saat. Kemudian tenggelam di kesibukan sendiri, baru malem cek blog ini lagi. Diterima + aja Kenz, meskipun cuma basa-basi besar anggep aja sebuah perhatian yang kecil…piye jal? Orang lain kadang bingung juga sih mo ngungkapin dengan cara gimana, akhirnya dipakai cara-cara yang "umum" atau "biasane piye"… bagian yang harus dilalui-kah? 3. March 9th, 2006 at 8:49 lita Says: ritual peringatan ala jawa itu bisa menimbulkan sakit dan penderitaan yang lain: HUTANG! gimana kalo gak punya duit? udah lagi musibah, harus menjamu sekampung pula. doh… 5. March 16th, 2006 at 23:51 hedi Says: Menyikapi berita kematian secara berlebihan (katanya) sebagai pengaruh dari cinta yang berlebihan pula. Semoga kuat, mas :) 6. January 21st, 2007 at 16:52 Someone (yang ingin tahu apa yang terjadi dgn jiwa kita setelah kita mati) Says: kematian sama seperti cinta . . . keduanya datang tanpa diundang tanpa ada yang dapat mengaturnya selain Tuhan Yang Maha Esa . Kematian selamanya tetap akan menjadi misteri kehidupan yang terbesar . Kematian bukanlah suatu pilihan , kelak kita semua akan menjalaninya . Kematian sama seperti cinta , keduanya datang tanpa diundang , tanpa ada yang bisa mengaturnya kecuali Tuhan Yang Maha Esa . Kita tidak bisa memilih bagaimana dan kapan akan mati . Tapi kita bisa memilih cara kita menjalani hidup kita sekarang . Begitu kita ingin tahu bagaimana kita akan mati , berarti kita belajar tentang bagaimana kita harus hidup . Setiap orang tahu mereka akan mati , tapi tak seorang pun percaya bahwa itu bisa terjadi pada mereka dalam waktu dekat . Orang yang telah meninggal masih tetap hidup dalam dirimu dan diriku , dan dalam diri setiap orang yang menyayanginya . Percayalah , bahwa kita hanya sementara berpisah dengan mereka yang telah meninggal . Mereka hanya pergi ke suatu tempat yang sangat jauh . Kelak kita akan menyusul mereka dan bertemu dengan mereka di Sana . GOD ALWAYS WORKS IN A MYSTERIOUS WAY Menangislah bila harus menangis . Menangislah saat kau kesepian , saat kau sedih , dan terpuruk tak berdaya . Biarkan air matamu jatuh . Anggaplah air mata itu sebagai segala beban dan keluh kesahmu .Setelah itu kau akan merasa lega dan bisa tertidur dengan nyenyak . Tak akan ada orang yang tak pernah merasa sedih dan kesepian dalam kehidupannya . Walaupun orang itu selalu tersenyum dan tertawa . 7. February 14th, 2007 at 16:27 shiddiq Says: terima kasih kepada semuanya atas nasehat2 dan kata2 yang indah penyejuk hati, ketika berita kematian orang yang kita cintai menghampiri kita maka ketika itulah titik tuhan akan mulai datang, ketika itu kita merasa bahwa di dunia ini hanya ada tuhan dengan kita saja, disitulah waktu yang tepat untk instrospeksi diri yang bisa membawa kita maju kedepan dengan berbagai perbaikan untuk jangka waktu yang panjang d masa yang akan datang. walLahu a`lam bisshowab, terima kasih. 8. January 31st, 2009 at 5:22 firman Says: saya barusan aja kehilangan simbah .. 9. February 17th, 2009 at 16:05 werdi Says: Pas tanggal 24 Desember 2008, pada saat mau merayakan hari Natal, ibunda tercintaku dipanggil Tuhan, sampai saat ini aku masih merasakan sakit, duka yang amat sangat , hampir setiap cucuran air mataku tak terbendung, banyak orang yang menganggap bahwa umur sudah tua sudah pantas dipanggil Tuhan, tetapi hal tersebut membuat hatiku tambah tersayat, mereka tidak tau kondisiku…dengan membaca artikel anda, saya benar-benar merasakan bahwa aku tidak sendirian……………. 10. February 23rd, 2009 at 1:35 okem Says: orang dah berani hidup ya harus berani mati….ya mbok??/ 11. March 27th, 2009 at 18:42 Marketho Says: Kata pepatah “air mata bukan untuk cinta..tapi air mata untuk dosa” so gak perlu menangis memang sulit di tinggal oleh orang yang kita cintai so “narimo ing pandum” wae menerima segala yang di titahkan Tuhan pada kita.Dan untuk menjalani hari-hari yang berat kita nikmati aja “enjoy on the moment” karena “bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” 12. April 17th, 2012 at 21:14 Tanty Says: December, I remember
Leave a Reply
![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() Live in JOGJA [IDX0058] - INDONESIA, interested in study about human behavior, enjoy some activities like coding, hiking in the mountains, surfing on the net, and listening 'hanging'.
Categories Jangan Asal Copy Paste, Blog Juga Hasil Karya Cipta. Bloglines Feedburner Get KlipFolio Get Firefox Get Opera Valid XHTML ![]() ![]() ![]() 26q. 0.102s. Powered by WordPress © 2006 All rights reserved. |