Saya tidak tahu apa yang terjadi di balik ini semua, mungkin hanya riak kecil permainan politik para penguasa yang tidak mau dikritik. Kompas hari ini memberitakan bahwa 4 seri Iklan Mega Prabowo ditolak tayang di stasiun televisi. Ironi memang, padahal menurut saya iklan ini tidak mengandung provokasi berlebihan. Hanya memuat betapa sulitnya hidup saat ini karena harga sembako terus meningkat, dan saya sebagai rakyat merasakan itu.
Lima tahun yang lalu, 10 ribu rupiah bisa untuk makan tiga kali sehari di Jogja, pakai ayam lagi. Sekarang … Argh… sekali makan bisa 10 ribu sendiri, terkecuali cari tempat makan yang rada tidak sehat atau kembali ke menu nasi tempe, lalapan dan sambal. Saya kira pemerintah juga harus melihat kenyataan sekarang, jangan malah menebarkan pembodohan dengan iklan pemilu yang membodohkan demokrasi seperti pemilu presiden yang harus satu putaran.
Untuk sementara ini saya memilih untuk tidak memilih ketiga pasangan tersebut. Lebih suka jika pemerintahan berganti suasana tiap 5 tahun namun tetap sinergis dengan pembangunan manusia yang sudah ada. Penguasa yang terlalu lama berkuasa bisa menjadi arogan, dan tidak terbuka untuk dikritik.
Posted by Kenz at 13:56 on Catatan Hanging | 9 Comments |
Kebijakan Pemerintah RI dalam menyikapi film Fitna sangat emosional dan terlihat berlebihan. Saya melihatnya sebagai proyeksi dari ketidakmampuan pemerintah dalam membangun ketahanan nasional, sikap arogansi yang tidak bertanggung jawab dan juga pembodohan masal terselubung.
Sisi Emosional Sesaat
Sisi emosionalnya adalah Pemerintah RI menuntut YouTube secara sepihak untuk menghapuskan film Fitna dari situsnya dan mengancam akan memblokir YouTube jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi. Apakah demikian emosionalnya pemerintah kita sampai tidak pernah berpikir apa efek samping dari pemblokiran YouTube?
Film Fitna hanyalah satu sampai puluhan dibanding ribuan film yang dipublikasikan di YouTube. Apakah pemerintah tidak berpikir bahwa banyak kalangan di Indonesia menggantungkan diri dari YouTube untuk memperluas wawasan pengetahuan dan mencerdaskan diri. Banyak kalangan itu adalah para pelajar, para akademisi, para praktisi multimedia, praktisi periklanan, dan juga profesional lainnya.
Beberapa minggu yang lalu, banyak email yang masuk pada saya agar membantu untuk menghancurkan situs yang menjelek-jelekkan bangsa Indonesia. Saya sendiri cukup prihatin karena situs ini menjelek-jelekkan simbol negara sehingga sangat kurang relevan dengan kenyataan. Tapi saya belum melakukan apa-apa untuk situs ini, waktu saya habis untuk hal lain yang lebih konstruktif. Lagian saya sudah bilang bahwa nasionalisme saya sudah saya gadaikan.
Menurut saya materi yang relevan itu adalah menjelek-jelekkan bangsa Indonesia dari aspek perilaku manusia-nya. Saya tentu akan sangat mendukung karena bisa jadi itu adalah cermin bagi kita sendiri, yang membuat kita harus berintrospeksi dan memperbaiki diri.
Tapi saya heran, kenapa situs ini tetap berjaya… padahal entah berapa banyak orang yang sudah mencoba melakukan penutupan termasuk mengirimkan email kepada pihak blogger.com. Hebat… !! pembuat situs ini cukup sadar arti sebuah kebebasan berekspresi dan orang-orang Indonesia yang suka sekali memaksakan kehendak dibuat kecewa seribu kali karena kehendaknya tidak bisa terlaksana :D
Hari ini adalah Hari Lahir Pancasila, dan saya yakin sebagian dari kita tidak bisa menyebutkan dengan benar kelima sila dari Pancasila. Apalagi disuruh menyebutkan 45 butir pengamalan Pancasila seperti yang tertuang dalam P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) pada Tap MPR No. II/MPR/1978.
Seandainya saja Bangsa Indonesia benar-benar meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, tentunya degradasi moral dan kebiadaban masyarakat kita dapat diminimalisir. Kenyataannya sekarang yaitu setelah era reformasi, para reformator alergi dengan semua produk yang berbau orde baru termasuk P4 sehingga terkesan meninggalkannya begitu saja. Belum lagi saat ini jati diri Indonesia mulai goyah ketika sekelompok pihak mulai mementingkan dirinya sendiri untuk kembali menjadikan negara ini sebagai negara berideologi agama tertentu.
Apa jadinya negara ini jika masyarakatnya sudah tidak memiliki pegangan nilai-nilai untuk berperilaku seperti PANCASILA yang pada hari ini kita peringati sebagai Hari Kesaktiannya? Mungkin gambaran masyarakat Indonesia sekarang yang penuh dengan kekerasan dan masalah merupakan jawaban dari pertanyaan diatas.
Pancasila dan nilai-nilai luhurnya tidak lagi sakti dan cenderung tidak diamalkan bahkan dilupakan setelah era Orde Baru. Buktinya apa? Saya percaya bahwa waktu Anda masih bersekolah dasar atau menengah, Anda masih dapat mengucapkan dengan lengkap 5 sila PANCASILA dengan benar, bahkan ada pula yang hapal 36 butir P4. Jika saya menyuruh Anda menyebutkan sekarang, Apakah Anda bisa menyebutkan seperti dulu?
Posted by Kenz at 13:47 on Catatan Hanging | No Comments |
KENZ. Live in JOGJA [IDX0058] - INDONESIA, interested in study about human behavior, enjoy some activities like coding, hiking in the mountains, surfing on the net, and listening 'hanging'.
May 17, 2017 2323 days 8 hours Hiatus Sudah 11 tahun dari post ini dibuat, semoga abang tetap sehat disana by Nianovi
November 17, 2015 2869 days 23 hours 45 Butir Pengamalan Pancasila Panjang banget,,,karna besok maju depan kelas buat ngapalin,,,aku nya harus ekstra buat ngapalin butir2pancasila,,,strong✊ by allen deraci
November 8, 2015 2879 days 9 hours Mengurus STNK yang Hilang waduh agak ribet juga ya,….. gimana nih, BPKB blm keluar, by Id Info
December 20, 2012 3931 days 23 hours Jika Bertemu Ular Di Rumah tolong dong ! tadi pagi ada anak ular kobra di halaman depan rumah. tp udh gtw ilang. trus, kan manggil pawang. katanya, gpp, nanti kl balik lg... by aaa