![]() ![]()
Saturday, 23.04.2005 10:30
Agresifitas pada Anak Kecil: Aan dan UlilPermasalahan: Teori Agresi:
Perilaku agresi dimiliki oleh setiap orang karena hal itu merupakan bagian dari insting. Ada 2 teori yang dapat dijadikan referensi untuk menerangkan permasalahan diatas : 1. Teori Instink Psikoanalisa Teori ini direvisi oleh kaum NeoFreudian yaitu Wrighsman dan Deaux (1981), yang menyatakan bahwa agresi adalah bagian dari ego yang merupakan bagian kepribadian yang beorientasi pada kenyataan sehingga dorongan agresi adalah suatu hal yang sehat karena merupakan tujuan untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang nyata dari manusia. 2. Teori Instink Mc Dougall Selain berasal dari dirinya sendiri, sifat agresi juga berasal dari hasil belajar sosial. Teori Belajar Sosial (Social Learning) yang dimotori oleh Bandura menekankan bahwa kondisi lingkungan dapat memberikan dan memelihara respon-respon agresif pada diri seseorang. Asumsi dasar dari teori ini yaitu sebagian besar tingkah laku individu diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan atas tingkah laku yang ditampilkan oleh individu – individu lain yang menjadi model. Anak – anak yang melihat model orang dewasa agresif secara kosisten akan lebih agresif bila dibandingkan dengan anak-anak yang melihat model orang dewasa non agresif. Pembahasan : Perilaku si Aan yang menggigit si Ulil merupakan perilaku yang masih murni dimana si Aan belum mengetahui bahwa pukulan lebih efektif daripada gigitan. Bisa dimengerti bahwa si Aan mengandalkan giginya karena pada usianya gigi mengalami pertumbuhan yang pesat dan tumbuhnya taring. Oleh karena itu secara tak sadar tertanam dalam pikiran si Aan bahwa gigi adalah senjata yang baik karena ia telah biasa menghancurkan makanan dan daging di dalam mulutnya, jika dibandingkan dengan ketika dia bayi yang hanya dapat memakan makanan lunak karena giginya belum tumbuh. Berbeda dengan si Aan, Ulil adalah anak yang berumur lebih tua, setidaknya banyak hal yang sudah diketahuinya dari lingkungan. Ia juga lebih banyak mendapat respon lingkungan daripada si Aan, Ia sudah sering melihat macam-macam film kartun atau bacaan yang mempertunjukkan perilaku agresi. Maka tidak heran jika si Ulil tidak membalas si Aan dengan gigitan, namun ia membalasnya dengan pukulan seperti yang didapat dari film atau bacaan. Perilaku si Ulil yang mencontoh dari lingkungan bisa disebut sebagai social modelling yang diperoleh dari hasil pembelajaran. Kondisi superego Ulil juga telah berkembang sehingga ia sangat takut ketika Ibu si Aan datang, karena ia merasa bersalah dan menyadari perbuatannya tidak baik menurut lingkungan masyarakatnya. Melalui pengalaman sederhana ini maka jelaslah bahwa hasrat agresi sebenarnya dimiliki oleh setiap orang dan merupakan bagian dari instink dasar manusia, namun ekspresi dari perilaku agresi dapat berupa macam-macam bentuk yang berkembang sesuai dengan perkembangan diri dan pengaruh faktor lingkungan. Hasrat agresi pada manusia tidak bisa dihilangkan karena itu adalah mekanisme pertahanan dan penyesuaian pada lingkungan, namun agresi ini dapat disalurkan dengan sublimasi ataupun direpresi ketika kontrol diri dan superego telah terbentuk kuat dalam seorang individu. Sumber Pustaka : Tags: analisa kasus, insting, kekerasan, psikologi, psikologi sosial
Mood : One Response :
1. February 28th, 2010 at 21:54 tenna Says: ada pengaruh agresi dengan bhsa yg digunakan ga? soalnya ank yg sering mnggunakan bhsa kasar akn cenderung berprilaku agresif. mksi ditggu skli jwbannya :)
Leave a Reply
![]() ![]() | ![]() ![]() ![]() Live in JOGJA [IDX0058] - INDONESIA, interested in study about human behavior, enjoy some activities like coding, hiking in the mountains, surfing on the net, and listening 'hanging'.
Categories Jangan Asal Copy Paste, Blog Juga Hasil Karya Cipta. Bloglines Feedburner Get KlipFolio Get Firefox Get Opera Valid XHTML ![]() ![]() ![]() 26q. 0.089s. Powered by WordPress © 2006 All rights reserved. |