pakupaku
Monday, 16.05.2005 2:22

Blog dan Kepalsuan?

Posted on Psychoblogology.

Melihat sisi pandang psikologis dari arti kepalsuan suatu blog.

Roy Suryo dalam surat pembaca di majalah Tempo edisi Senin 31 Januari 2005 menuliskan tentang friendster dan blog palsu. Mungkin tepat jika Roy Suryo mengatakan bahwa banyak friendster adalah palsu karena dengan melihat secara sekilas kemudahan seseorang membuat profile identitas tanpa validasi tertentu di friendster membuat orang mudah memanipulasi data. Tetapi yang menjadi masalah adalah apakah kepalsuan itu dibuat pada profile-profile orang biasa ataukah pada profile-profile para public figure saja? Juga tepatkah jika Roy Suryo mengatakan bahwa 68% friendster adalah palsu tanpa melalui penelitian tertentu yang menyeluruh mulai dari segi motivasi orang membangun account di friendster sampai pada manfaat yang didapatkan dari friendster itu sendiri.

Satu lagi yang menjadi suatu penyesatan informasi kepada publik yaitu dengan menyamakan friendster dengan blog dalam judul surat pembaca tersebut yaitu FRIENDSTER DAN BLOG PALSU, padahal kedua media tersebut jelas berbeda dalam beberapa segi. Judul diatas membuat orang dapat berpikir bahwa blog itu juga penuh kepalsuan.


Apakah benar blog penuh kepalsuan? Penelitian dari Adi Onggoboyo (biangblogie.com) yang dilakukan pada Oktober 2004 mendapatkan data bahwa :

84,83% dari 211 responden menampilkan identitas diri, hanya 15,16% tidak menampilkan identitas dirinya.
Adapun identitas yang dimunculkan adalah :
foto diri 3,35%
umur/tempat tanggal lahir 3,35%
email/alamat friendster/ID Chatting 17,87%
pekerjaan/ hobi/ interest/ pendidikan/ organisasi/ pengalaman 17,31%
profil lengkap (dengan cerita atau poin per poin) 13,40%
dan gabungan dari beberapa poin diatas 44,69%

Alasan menampilkan identitas :
untuk membuat blog menarik perhatian pengunjung 3,91%
agar cepat dapat mengenal anda 28,49%
sebagai perkenalan pendahuluan 59,21%
lain-lain 8,37%

Adi Onggoboyo berpendapat bahwa mayoritas responden tidak mencantumkan profilnya secara lengkap, hal ini dimungkinkan karena alasan dunia cyber yang penuh paradoks. Sehingga amatlah wajar jika identifikasi diri mereka terbatas pada blog masing-masing lebih cenderung hanya sebagai sebuah perkenalan pendahuluan.

Penelitian Adi Onggoboyo ini dikuatkan dengan survei awal yang dilakukan octave.or.id yang mendapatkan bahwa 79,51% dari 122 responden menampilkan identitas aslinya, hanya 20,49% responden yang menjawab tidak menampilkan identitas aslinya.

identitas.gif

Jika dilihat dari fakta bahwa banyak blogger yang memberikan identitas asli, apakah anda masih berpendapat bahwa blog penuh kepalsuan? Silakan anda jawab sendiri pertanyaan tersebut dari data yang ada. Jika Anda belum puas Anda dapat melanjutkan membaca mengenai pandangan saya bahwa tidak ada kepalsuan dari tulisan suatu blog*, yang ada hanyalah suatu imajinasi dari diri ideal.

Saya sendiri tidak meragukan bahwa dengan melihat bagaimana cara seorang blogger bercerita/menulis dalam blognya, kita akan mengetahui kepribadian seseorang. Teori Carl Rogers (Aliran Psikologi Humanistik) dapat menjelaskan alasan saya tersebut. Bahwa perilaku seseorang adalah merupakan fakta dari lapangan fenomenal (istilah Carl Rogers menyebut realitas subyektif). Rogers berpendapat bahwa lapangan fenomenal merupakan rangkuman dari semua pengalaman dari apa yang dialami, dirasa, dinilai, ditafsirkan atas dasar pengertian individu baik yang disadari atau tidak. Konsep diri adalah bagian sadar dari lapangan fenomenal yang merupakan kesadaran batin yang tetap, dan akan membedakan dirinya dengan yang bukan dirinya.

Dengan demikian bagaimana cara seorang blogger menulis dan menceritakan segala sesuatunya di blognya merupakan cerminan dari apa yang pernah dialami, dirasa, dinilai dan ditafsirkan atas dasar pengertian blogger tersebut baik yang disadari maupun tidak. Contohnya seorang blogger yang menulis diary, dan dalam tulisannya tersebut cenderung defensif, kaku dan picik dan hal tersebut tidak hanya sekali namun berpola mendominasi tulisan di blognya. Ini dapat menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara konsep diri dengan pengalaman individu tersebut. Dalam hal ini, individu merasa takut karena tidak menerima secara terbuka dan fleksibel semua pengalaman yang pernah dialaminya sehingga dapat dikatakan kepribadian individu tidak berfungsi penuh (Lihat tulisan tentang Carl Rogers).

Tidak hanya blog yang bertema curhat yang dapat dilihat kepribadiannya namun juga blog-blog bertema lainnya, karena dalam hal ini bukan apa isi (content) dari blog tersebut namun bagaimana blogger tersebut menuliskan atau menceritakan sesuatu dalam blognya. Contoh konkret blog milik bang Enda, kita dapat melihat dan membaca bagaimana bang Enda menulis dengan kreatif, bebas dan penuh ide. Jika saya boleh memprediksi bahwa bang Enda adalah orang yang memiliki kepribadian penuh, dapat beraktualisasi diri tanpa ada halangan, tidak terlalu terbelenggu dengan peraturan konvensional, mampu menyesuaikan diri dengan baik, memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan, intuitif, dan fleksibel. Contoh yang lain adalah blog milik saya sendiri, jika anda perhatikan dari awal sampai akhir bagaimana cara penulis menceritakan/menuliskan sesuatu di blue diary maka anda akan mendapati seorang penulis yang berkepribadian melankolik.

Menurut saya sendiri tidak ada kepalsuan dalam tulisan-tulisan seorang blogger, yang ada hanyalah suatu imajinasi diri ideal dari ketidaksesuaian antara konsep diri dengan pengalaman individu tersebut. Bilapun itu adalah kepalsuan maka itu tidak akan bertahan lama, karena pola-pola perilakunya akan menunjukkan siapakah dia sebenarnya. Bila kepalsuan itu terus berlanjut maka kita akan mengetahui bahwa dia adalah seorang yang memiliki kepribadian ganda dan bukanlah suatu kepalsuan juga.

Catatan:
* Blog yang dimaksud disini adalah suatu aplikasi web di internet yang dimiliki dan diposting secara periodik oleh seorang individu.
** Perhatikan sekali lagi, mana yang berupa data dan mana yang subjektifitas penulis. Jika menggunakan kata saya berarti jelas itu subjektifas dan opini penulis.
*** Begitu kompleks bila menghubungkan blog dan kepribadian, mungkin akan dilanjutkan dan dibahas dalam tulisan tersendiri.

Oktavianus Ken Manungkarjono
URL : http://kenz.or.id/

Referensi :
Hall, C.S., and Lindzey, G. 1993. Psikologi Kepribadian 2: Teori-teori Holistik (Organismik-Fenomenologis). Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Manungkarjono, O.K. 2004. Survei Profil Blogger Indonesia. http://octave.or.id/
Onggoboyo, A.N. 2004. Profil Para Blogger : Suatu Fenomena Sociocyber yang Unik dan Dinamis. Riset. http://biangbloggie.com/

Tags: , ,

Mood : Berpikir emoticon

9 Responses :


1. Sebuah Arsip: Blog dan Kepribadian » Web Log of Kenz Says:

[...] Itulah mengapa saya juga menuliskan artikel lainnya tetang blog dan kepalsuan. [...]



2. Nesri Says:

kepalsuan dalam blog?
mungkin ini lebih dikarenakan sikap bangsa indonesia yang masing cenderung pesimis terhadap internet. boleh percaya boleh tidak, jangankan isi blog, artikel yang didapat di internet saja tidak dapat dipercaya sebagai sumber data di skripsi saya, walaupun itu merupakan hasil penelitian yang dipublikasikan (tidak berupa jurnal peneltiian). seperti hasil peneltian yang dipublikasikan melalui situs polri…

itu merupakan salah satu contoh di kalangan akademisi (pelarangan tersebut merupakan hasil rapat biro skripsi di program studi saya), padahal kalanagn akademisi seharusnya merupakan golongan pertama yang mempromosikan teknologi baru, terutama manfaatnya.

namun yang terjadi adalah sikap apatis dan pesimis melihat internet sebagai media yang penuh kepalsuan.
sebenarnya tidak usah heran. stigma yang sama pernah dilekatkan pada kertas ketika baru mulai diciptakan dan orang-orang mulai menulis. tapi sekarang suatu fakta akan dapat diterima di pengadilan jika disertai bukti tertulis hitam di atas putih.
jadi tidak perlu khawatir. kondisi seperti ini selalu menyertai teknologi baru. tunggu 10 tahun lagi, bangsa indonesia tidak akan bisa hidup tanpa internet. seperti sekarang kita kelabakan jika tak ada listrik.



3. deLLa Says:

well.. mnurut saya..
klo soal menunjukkan identitas pribadi di dunia internet.. itu siih tergantung "lingkungan sekitar" kali yah..

dulu saya juga males mengungkapkan identitas diri.. karna saya fikir.. saya bisa BEBAS melakukan APA SAJA.. BEBAS mengekspresikan APA PUN.. tanpa orang melihat saya sebagai seorang individu yang mreka kenal..

boleh dibilang.. saya menampilkan sisi yang berbeda dari yang terlihat.. walowpun sesungguhnya.. justru "saya yang berada di dunia maya"-lah yang akhirnya menunjukkan sisi kepribadian yang sebenarnya..

tapi akhirnya.. mungkin stelah kita bisa percaya ama diri sendiri.. untuk memunculkan "who we are exactly".. jadinya malah enak kok..

tapi emang tergantung "lingkungan sekitar" siih.. kalo mulay banyak teman yang saya kenal, yang berada di dunia maya skitar saya.. saya baru menampilkan identitas diri.. karna berada di skitar orang2 yang dikenal, membuat saya merasa lebih aman untuk menampilkan identitas sebenarnya..

thanx banget bwat postingan blog anda yang menurut saya, selalu menampilkan opini yang jujur.

salam kenal ya!



4. richoz Says:

ah
roy suryo kan
emang suka gitu
melihat di ‘permukaan’ doang
langsung ambil kesimpulan



5. Scholastica Says:

Heheheehe… bolg juga mencerminkan kepribadian yah, bagus juga sih nge-blog. Gak sama atuh dengan go-BLOG ;)

Tapi yang biasanya terjadi pada teman2ku itu lho kalau mereka lagi mengeluarkan suatu pendapat tentang sesuatu yang mungkin bersifat bertentang dengan masyarakan ehh malah di-BLAME-kan orang tersebut di komentar atau melalui email. Yah sulit juga yah kalo kayak gitu, contohnya waktu itu aku pernah ke suatu blog, dy nulis ttg opini tsunami di aceh yang dia menjelek2an mereka karena ‘tidak bisa berenang’ weleh2…. yahh pada akhirnya orang2 yang ngepost komen malah mem-blame dia. Padahal itu opini org tersebut kan? Mungkin ngeblog ada etikanya? =



6. Imponk Says:

Apakah validitas identitas merupakan sebuah kewajiban dalam dunia cyber? Tidak. Di dunia ini tidak ada kewajiban untuk itu. Saya kira Roy tahu tentang itu. Terlebih, setiap orang tentu punya pertimbangan tertentu untuk menuliskan identitas (di friendster misalnya). Roy tidak salah, tapi mungkin kurang tepat. Karena tidak menampilkan identitas pribadi itu bukanlah kepalsuan :)>-



7. cokke' Says:

sedikit komentar…
bagi saya blog, friendster itu tempat belajar…
belajar menulis, belajar internet, belajar sedikit bahasa web, belajar me PR kan diri, ….

dari tulisan-tulisan semacam ini, di blog-blog semacam ini, banyak hal baru yang saya dapatkan….

meskipun saya tidak akan dengan mudahnya percaya apapun diluar badanku…

thanks… (beberapa artikelnya saya copy untuk dijadikan bahan referensi… gi nyusun tulisan semacam opini, bout blog n katarsis (istilah yg baru saya temukan)…

kalau bisa seh… minta bantuannya… siapa tahu lebih banyak tahu soal hal-hal tadi…

sekedar link ato beberapa artikel…

makasih….



8. Nirma Says:

tulisan yang bagus…



9. dee Says:

gk semua palsu kq. di friendster bs kangen2an ma tmn lm. buatq blog seperti diary.



Leave a Reply





XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>



pakupaku

kenzKENZ.
Live in JOGJA [IDX0058] - INDONESIA,
interested in study about human behavior, enjoy some activities like coding, hiking in the mountains, surfing on the net, and listening 'hanging'.

Life Age: 16255 days
Emotional
-22.3%
Bioritme Status
Physical
-99.8%
Bioritme Status
Intellectual
-45.8%
Bioritme Status





Jangan Asal
Copy Paste, Blog Juga Hasil Karya Cipta.


Bloglines
Feedburner
Get KlipFolio
Get Firefox
Get Opera
Valid XHTML

Catatan Hanging RSS Feed RSS Entries
Catatan Hanging Comments RSS Feed RSS Comments
Catatan Hanging SideNotes RSS Feed RSS SideNotes

28q. 0.110s.
Powered by WordPress
© 2006
All rights reserved.

Kode Etik Blogger Indonesia